Haykal Satria Panjeraino. Diberdayakan oleh Blogger.

Hai Haykal !

    • Beranda
    • Tentang Aq
    • Kuliah
    • Bisnis
    • Keseharian
    • Romansa
    • Serius
    Memento Mori. Sebuah kalimat dalam bahasa Latin yang artinya adalah "Ingatlah akan kematianmu". Dalam definisi yang lebih jauh lagi, kalimat ini mengajarkan kita agar kita selalu memberikan yang terbaik dalam hidup ini, dalam kita menjalani aktivitas sehari-hari lakukanlah semuanya itu seolah-olah itu adalah hari terakhir dalam hidupmu. Sehingga semua yang kamu lakukan memiliki arti bagi dirimu maupun orang lain. Dalam Islam sendiri, konsep dan esensi mengingat kematian ini juga banyak dibahas dalam Al-Qur'an dan Al-Hadist, seperti yang Allah SWT firmankan di QS Ali Imran: 85, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati”, dan masih banyak lagi ayat di Al-Quran yang mengingatkan kita tentang pentingnya mengingat kematian. Dalam Islam sendiri kita dianjurkan banget untuk melakukan ibadah sebaik-sebaiknya dengan cara mengingat kematian, seolah itu adalah ibadah terakhirmu di dunia. Gue juga selalu inget salah satu khotbah Shalat Jumat pas gue SMP, dimana saat itu khatibnya bilang 'Orang yang cerdas dalam Islam itu bukan yang bisa ngafalin pelajaran, bukan juga yang nilainya bagus dan berprestasi, tapi orang yang cerdas adalah orang yang senantiasa mengingat kematian'. Berikut rujukan hadist Nabi Muhammad SAW untuk hal tersebut :

    Ibnu Umar RA berkata, ''Aku datang menemui Nabi Muhammad SAW bersama 10 orang, lalu salah seorang Anshar bertanya, siapakah orang yang paling cerdas dan paling mulia wahai Rasulullah? Nabi menjawab, orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya, mereka itulah orang-orang yang cerdas, mereka pergi dengan membawa kemuliaan dunia dan kehormatan di akhirat.'' (HR. Ath-Thabrani, disahihkan al-Munziri).

    Pertama kali gue denger kalimat 'Memento Mori' ini adalah dari video TEDxITB yang dibawakan oleh Kak Nyoman Anjani, Presiden KM ITB Tahun 2013 - 2014. Di video itu, Kak Nyoman emang bawain topik 'Memento Mori - The Power of Remembering Death' alias selalu mengingat kematian sebagai kunci sukses dalam hidup kita. Dalam pembicaraannya, Kak Nyoman cerita tentang kakak kandung dan kakak iparnya yang meninggal karena tertimbun longsor di Pegunungan Himalaya akibat gempa besar 7.9SR yang melanda Nepal waktu tanggal 25 April 2015, dimana gue tau tentang berita tersebut karena mereka berdua yang meninggal adalah alumni sekolah gue yang juga anggota THC atau Taruna Hiking Club, salah satu eskul tertua dan paling populer di SMA gue. Kehilangan 2 anggota keluarga terdekat dalam waktu yang bersamaan tentunya berat banget, apalagi sampai saat ini jenazah mereka berdua gak ditemukan di reruntuhan gempa, cuman ditemuin dompet istri kakaknya aja. Makanya abis itu, Kak Nyoman bilang kalau momen kehilangan kakak kandung dan kakak iparnya sekaligus mengubah hidup dia dan juga mengubah cara pandang dia tentang kehidupan, dimana Kak Nyoman sendiri jadi lebih sadar untuk selalu mengingat kematian dan melakukan yang terbaik dalam hidup seolah hari ini adalah hari terakhir kita.


    Dan belum lama ini, ada satu kejadian yang kembali mengingatkan gue tentang esensi Memento Mori. Yaitu waktu tanggal 22 Desember 2018 kemarin sekitar jam 21.30 malam, terjadi luapan air laut yang gede banget -- atau mungkin bisa dibilang tsunami -- di wilayah sekitar Selat Sunda, yang ada diantara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Pantai Anyer, Pantai Carita, Pantai Tanjung Lesung yang merupakan pantai wisata yang cukup bagus dan terkenal, kena dampak tsunami yang cukup dahsyat itu. Juga beberapa bagian di Lampung Selatan. Kejadian tiba-tiba dan tanpa peringatan ini bikin gempar seluruh Indonesia, bahkan dunia, karena emang sebelumnya gak ada gempa besar kayak yang terjadi di Aceh tahun 2004 atau di Palu belum lama ini. Usut punya usut, penyebab kenapa bisa tiba-tiba muncul tsunami besar tanpa gempa ini disebabkan sama erupsi Gunung Anak Krakatau beberapa menit sebelumnya, dimana 'muntahan' gunungnya tumpah ke laut dan menyebabkan gelombang besar yang akhirnya sampai ke daratan, juga ditambah efek bulan purnama saat itu yang bikin laut pasang yang cukup besar. Kabarnya sendiri, gelombang besar yang sampai ke daratan tingginya sekitar 2 - 5 meter.

    Banyak banget orang yang kena dampaknya karena memang terjadi tanpa peringatan dan udah mulai musim liburan, dimana pasti banyak orang dari mana-mana yang datang ke Pantai Carita, Pantai Anyer, dan Pantai Tanjung Lesung yang emang terkenal bagus dan lumayan bersih. Kalo dirinci, ada lima titik di Pandeglang yang kena dampaknya yaitu Tanjung Lesung, Teluk Lada, Sumur, Panimbang, dan Carita. Kalau di Serang sama Lampung Selatan, yang kena dampak tsunami adalah Anyer, Kalianda, Rajabasa, Sidomulyo, dan Katibung. Apalagi saat kejadian, di Resort Pantai Tanjung Lesung lagi ada acara Gatheting PLN yang ngundang Band Seventeen sebagai bintang tamu dan terbuka untuk umum, dimana pasti bakalan banyak korban dari acara itu. BNPB sendiri mencatat ada 429 orang meninggal dunia, 1485 luka-luka, 154 orang yang masih hilang, sekitar 16.082 orang mengungsi, itu belum lagi ditambah kerusakan materi kayak mobil, motor, rumah, penginapan, perahu, dan tempat wisata yang ada disana. Tentunya, gak ada yang nyangka tragedi malem itu bakal berdampak sebesar ini. Liat dampaknya yang besar ini, masa tanggap darurat pun ditetapkan buat kabupaten yang kena dampak, dimana Pandeglang sendiri menetapkan 14 hari, sementara Lampung Selatan 7 hari.
    Salah satu dampak tsunami kemaren. Sumber : BBC Indonesia
    Alhamdulillah, keluarga besar yang gue kenal gak ada yang meninggal atau hilang dalam tragedi kemarin, karena mereka sempet nyelematin diri dan ada juga rumah sodara gue yang emang ada di jalur evakuasi alias diatas gunung deket pantai, jadi aman sentosa. Tapi sayangnya, ada 2 sodara jauh gue, yang merupakan anak dari sepupu Ibu gue, yang sempet hilang di Pantai Tanjung Lesung dan hari ini keduanya udah ketemu setelah kemaren motornya udah ketemu duluan, tapi sayangnya mereka berdua ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Walaupun jujur gue gak tau sodara gue yang mana yang meninggal karena emang banyak banget sampe gue bingung, tapi gue tetep ikut sedih, berduka, dan juga berdoa buat mereka berdua dan keluarga inti sepupu Ibu gue yang semoga diberi ketabahan hati atas kehilangan ini. Sampai sekarang, keluarga gue disana beberapa ada yang ngungsi, pergi keluar kota, atau pun tetep tinggal disana (yang rumahnya gak kena) dan ikut bantuin evakuasi korban. Beberapa sodara gue yang tinggal di Bogor dan Jakarta pun ada yang pergi kesana buat nengok, memastikan, dan ngebantu apapun yang bisa kita bantu buat keluarga maupun semua orang yang kena dampaknya.

    Setiap gue liat foto dan beritanya, hati gue ngerasa sediiiih banget karena gimana pun, gue lahir di salah satu kecamatan yang kena dampaknya yaitu Labuan, Kabupaten Pandeglang dan Ibu gue juga orang sana, jadi otomatis setengah jiwa gue adalah warga Pandeglang. Gue sendiri tiap tahun, biasanya menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Idul Adha, masih rutin main kesana buat jenguk Nenek satu-satunya dan juga keluarga besar gue disana. Gue juga selalu main ke Pantai Carita, Pantai Anyer, atau pantai lain di sekitar sana sama sodara-sodara gue karena emang jaraknya cuman sekitar 10 menit dari rumah keluarga Ibu gue, kalo lagi niat bahkan sekeluarga gue pergi ke Resort Pantai Tanjung Lesung yang bagus banget dan udah diplot sama Kementrian Pariwisata buat jadi resort kelas dunia. Pantai-pantai yang gue sebutin diatas lumayan bersih, tenang, gak banyak karang, dan ombak yang santuy bikin gue dan sodara-sodara betah main disana, walau kadang banyak pungutan liar yang suka kelewatan gak jelas dan mahalnya, kecuali di Pantai Tanjung Lesung yang emang udah masuk kawasan wisata. Hal inilah yang bikin gue sedih karena tempat yang biasanya gue pasti lewatin tiap tahun, yang biasanya gue main disana, sekarang udah banyak yang hancur gara-gara tsunami kemarin. Beberapa foto yang beredar di internet, di berita pun ada beberapa yang gue tau dan pernah lewat sana.
    Pantai Carita terakhir kali gue main kesana, Juni 2018.
    Seperti yang udah gue bilang sebelumnya, kalo tsunami tiba-tiba ini memberikan dampak yang gede banget ke daerah Banten dan Lampung Selatan, ratusan orang meninggal dan ribuan mengungsi. Walaupun gue baca kalo semua korbannya itu orang Indonesia, tapi pasti gak semua orang sekitar sana, alias banyak juga yang dateng dari luar kota bahkan luar Pulau Jawa, karena emang udah musim liburan juga. Kalo gue nengok kesana sekarang, mungkin gue bakal sedih liat banyak korban berhamburan, mungkin dari mereka ada yang orang luar kota, yang lagi kerja, belum sempet ketemu keluarganya, mungkin ada juga yang keluarganya meninggal, kehilangan anak, ayah, ibu, suami, istri, saudara, kakek, nenek, temen, dan lain-lain. Entah kenapa, walau akhir-akhir ini di Indonesia lagi banyak banget bencana, tapi Tsunami Selat Sunda ini yang paling bikin gue merenung dan sedih dibanding waktu bencana di Lombok, Palu, atau Lion Air yang jatuh. Mungkin karena bencana kali ini terjadi di tempat kelahiran gue, di tempat gue biasanya menghabiskan waktu kalo lagi mudik. Nginget wajah orang-orang sana, cara mereka ngomong yang beda sama orang Sunda di Jawa Barat, orang sana yang motoran gak pake helm, anak-anaknya yang masih main pistol mainan, SPBU yang antrinya panjang banget, cara oknum ngambil pungutan liar di pantai yang ngaco, nginget daerah sana yang sebenarnya potensial tapi sayang kurang dikelola dengan baik, bikin gue sedih, padahal sebelumnya gue ngerasa biasa aja kalo main kesana, bahkan biasanya lebih seneng kalo gue main ke Solo, Surabaya, Malang, Jogja, dan lain-lain. Yah begitulah, kita emang akan lebih sedih kalo hal yang ada hubungannya dengan kita kena bencana.

    Seumur hidup, gue Alhamdulillah jarang merasakan kehilangan orang yang deket banget dan gue cinta banget. Kehilangan disini maksudnya ditinggalkan karena meninggal dunia ya, bukan ditinggal waktu lagi sayang-sayangnya. Kehilangan orang dekat gue yang pertama kali itu tahun 2005, waktu kakek dari Ibu gue meninggal dunia, yang dimana saat itu gue baru kelas 2 SD, jadi gak banyak yang gue inget. Lalu sekitar tahun 2011 - 2012, kakek nenek gue dari pihak Ayah meninggal dunia, yang walau gue jarang ngobrol sama mereka karena gak paham cara ngomong Bahasa Jawa yang baik dan benar, tapi gue sedih kalo mengingat perjuangan mereka berdua saat sakit. Budhe atau kakak ayah gue juga meninggal dunia tahun 2013 kemarin, yang ngebuat keluarga besar gue berduka banget saat itu. Tapi ada salah saut momen dimana gue pernah hampir kehilangan Ayah gue yang hampir hanyut di salah satu pantai di Bali waktu gue masih kelas 5 SD, yang Alhamdulillah waktu itu Ayah gue berhasil diselamatkan oleh seseorang. Dan mungkin, momen ditinggalkan orang yang gue sayang banget mungkin terjadi tahun 2017 kemarin, dimana uwak / budhe atau kakak pertama Ibu gue meninggal dunia. Dari 3 saudara Ibu gue, dengan budhe yang inilah gue paling deket banget, dari gue baru lahir dimana gue sering diurusin sama beliau sampai gue segede sekarang. Bahkan sampai sekarang, gue masih susah percaya kalo beliau udah meninggal dunia, susah percaya kalo gue main ke tempat Ibu gue, gak ada lagi sambutan hangat, dipeluk, dicium, atau tangan gue yang terus digandeng sama budhe gue yang satu itu, kebiasaan sejak gue kecil. Kalo ngebayanginnya, gue suka sedih, karena gue bahkan gak bisa ngelayat waktu beliau meninggal dunia karena gue dan adik gue yang lagi dalam minggu UAS waktu itu, jadi cuman Ibu gue doang yang pergi kesana.

    Kita sendiri gak akan pernah tau kapan kita bakal meninggal dunia, atau kapan orang yang kita sayang bakal meninggal dunia. Mungkin hari ini, besok, minggu depan, bulan depan, tahun depan, atau mungkin kita masih diberi kesempatan sampai puluhan tahun untuk tetep bareng mereka. Kita juga gak tau siapa yang akan meninggal duluan, mungkin orang tua, kakak, adik, sepupu, atau bahkan kita meninggal duluan pun sangat mungkin banget. Karena kematian gak akan liat usia, gak akan liat kita lagi ngapain dimana sama siapa, kalau udah waktunya meninggal ya pasti bakal terjadi walau kita lagi sehat bugar dan gak keliatan kita bakal mati, dan gak akan nunggu kita tobat dulu. Sebagai orang Islam sendiri, tentu gue dan banyak Muslim Muslimah yang pengen meninggal dunia dalam keadaan Khusnul Khatimah (mati dalam keadaan yang baik), aamiin. Makanya, kita orang Islam dianjurkan untuk selalu berbuat baik, beribadah yang khusyu dan tepat wakut, gak nunda-nunda, terutama shalat, karena kita akan meninggal sesuai dengan kebiasaan kita. Jadi ya, kalau kita rajin beribadah, berbuat baik, InsyaAllah kita bakal meninggal dalam keadaan baik juga, begitu pun sebaliknya. Kalau pun kita melakukan dosa ya wajar banget, tapi dianjurkan buat segera bertaubat dan mencoba gak ngulangin hal itu.

    Buat hal ini, gue juga masih berusaha banget buat tetep melawan setan di dalam diri gue kalo lagi ada perasaan males ibadah.

    Tapi jujur, kalo inget kematian sering banget bikin gue takut, banget malah. Hal yang biasanya paling gue takutin adalah, gimana kalo gue mati tapi belom solat, atau mati waktu lagi ngelakuin dosa, atau mati tapi masih punya utang ke orang lain. Hal lain yang biasanya bikin gue deg-degan adalah gimana rasanya nanti kalo kiamat, nanti di Padang Mahsyar gimana, penghisaban gimana, dan lain-lain sesuai yang gue baca dan gue pelajarin dari kecil. Atau bahkan, ngebayangin tinggal di surga selama-lamanya pun suka bikin gue penasaran dan agak deg-degan, apalagi ngebayangin di neraka (naudzubillah) karena belum kebayang di otak gue definisi 'selama-lamanya' itu berapa lama dan apa nanti bakal ada dunia lagi? Entahlah, Wallahu alam. Yah, walaupun saat ini gue suka telat atau gak terlalu baik ibadahnya, gak kayak waktu SMA atau bahkan SMP yang gue sering diskusi lintas agama dengan temen-temen gue, tapi tetep aja mengingat hal-hal tadi masih membuat gue ngeri dan sejenak, memotivasi gue buat beribadah yang benar dan tepat waktu. Apalagi, sekarang ini udah banyak banget berita atau akun yang ngingetin kita kalo kiamat udah deket dari banyak tanda yang udah mulai muncul sesuai keterangan di Al-Quran dan Hadist, yang tentu ngebuat gue makin takut kalo kiamat bakal kejadian waktu gue masih hidup. Nobody knows.

    Tsunami Selat Sunda kemarin dan kematian 2 saudara jauh gue membuat gue kembali mencoba memahami esensi Memento Mori atau mengingat kematian ini. Secara gak sadar, semakin sering kita mengingat kematian atau memahami esensi Memento Mori akan ngebuat kita lebih termotivasi untuk menjalani hidup dan beribadah sebaik-baiknya, karena Memento Mori ini juga mengajarkan kita kalo kematian bisa aja datang tiba-tiba tanpa ada tanda sebelumnya, kayak yang terjadi waktu bencana Selat Sunda kemarin, atau bencana lain yang pernah terjadi di dunia ini. Semakin kita merasa takut mati, semakin besar kemungkinan kita akan melakukan ibadah dan berbuat baik kepada sesama, juga mengurangi kemungkinan kita berbuat dosa karena takut tiba-tiba meninggal padahal belum sempet berbuat baik. Seperti yang Kak Nyoman bilang dalam video diatas, kalau apalah daya kita sebagai manusia yang punya mimpi, cita-cita, tujuan, dan lain-lain kalau Tuhan berkehendak lain dan memanggil kita sebelum mewujudkan semua mimpi kita. Dalam Islam atau agama lain pun pasti udah sering manusia diperingatkan untuk mempersiapkan kematian yang baik waktu masih dikasih kesempatan hidup, jangan sampai menyesal waktu udah meninggal. Ada orang yang mungkin mempersiapkan dengan baik, tapi pasti ada juga yang gak tau atau bahkan gak peduli, yang penting enak hidup di dunia tapi gak tau kalo udah mati gimana.

    Jadi, ya, mumpung kita masih diberi kesempatan hidup, cobalah hidup dengan sebaik-baiknya, ibadah yang bener, berbuat baik ke orang lain, kurangi sombong, iri dengki, dan segala penyakit hati lain. Kita gak akan tau kapan kita bakal mati, dimana, dan gimana caranya. Dalam hidup sendiri, pasti banyak kejadian personal yang secara gak langsung membuat kita harusnya mengingat esensi Memento Mori dan mencoba evaluasi diri ke depannya. Entah itu kehilangan keluarga, temen, saudara, dan lain-lain. Buat gue, momen Memento Mori ini adalah Tsunami Selat Sunda kemarin, yang membuat gue bersyukur gue gak lagi main kesana saat itu dan masih diberi kesempatan memperbaiki diri gue, entah sampai kapan. Mungkin bencana kemarin bisa dibilang menampar gue yang selama kuliah ini udah agak mundur ibadahnya, solatnya, ngajinya, sedekahnya, dan lain-lain. Kadang, Memento Mori juga kembali mengingatkan gue akan untuk apa sih gue hidup dan apa tujuan utama gue dalam hidup ini, yang biasanya mengarah ke pikiran untuk apa kita ngejar-ngejar dunia yang sementara ini. Karena sebaik-baiknya bekal adalah ilmu dan amal yang bisa dibawa ke akhirat. Yah, semoga kita semua bisa jadi lebih baik ke depannya.

    Jadi, apa momen Memento Mori buat kalian sendiri ?

    Wassalam.

    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !
    Sejak gue resmi jadi Bobotoh atau penggemar dari Persib Bandung sekitar tahun 2006, gak sering sebenernya gue nonton pertandingan Persib langsung di stadion. Seinget gue, kunjungan pertama gue ke stadion buat nonton Persib itu waktu tanggal 18 Maret 2011, Persib lawan Persija, di Stadion Si Jalak Harupat. Waktu itu, gue nonton bareng Ayah dan beberapa tetangga gue yang emang udah direncanain dari minggu sebelumnya, dan karena rame banget gara-gara emang lawan Persija, lampu belakang mobil gue sampe ketabrak sama salah satu motor waktu udah deket stadion karena emang rame banget cuk *lah jadi jawa timuran*. Sayang, waktu itu Persib malah kalah 3 - 2 sama Persija, yang berujung rusuh dan ngebuat Ayah gue mager nonton Persib lagi di stadion, apalagi kalo lawan Persija. Sebelum itu juga pernah sih gue dateng ke Stadion Siliwangi nonton Persib, tapi nonton latihan doang dan hari itu gue inget adalah hari pertama Suchao Nutnum dateng ke latihan Persib, yang kemudian jadi legenda Persib asal Thailand bareng Shitaweechai alias Kosin, walau Suchao cuman semusim doang di Persib.

    Semakin gue tumbuh SMA, gak membuat gue jadi sering nonton bola ke stadion. Tercatat cuman 3 kali gue nonton bola langsung di stadion waktu SMA, bahkan yang nonton Persib cuman 1 waktu lawan Ayeyawady United sebagai pertandingan terakhir fase grup AFC Cup di Stadion Si Jalak Harupat bareng Irfan, Willy, sama Arvin sekitar tahun 2015, yang skor akhirnya adalah 3 - 3 karena tim lawan ngegolin pinalti di menit akhir. Selain itu pernah juga sekitar tahun 2013 nonton PBR (Pelita Bandung Raya) lawan Madura United di Stadion Siliwangi, yang dimana PBR kalah 1 - 0 waktu itu, dan yang terakhir adalah nonton laga iseng Persib lawan Timnas U - 19 yang skor akhirnya adalah 1 - 1 di Stadion Siliwangi.

    Tapi di kuliah, gue malah jadi sering nonton Persib langsung di stadion, ya walau gak sering-sering banget sih sebenernya tapi mending lah dibanding jaman SMA, karena stadion Persib pindah dari Stadion Si Jalak Harupat yang jauuuh di Soreang sana ke Stadion Gelora Bandung Lautan Api atau GBLA yang relatif masih baru di daerah Gedebage, yang lebih terjangkau dari rumah gue dibanding harus ke Soreang. Kunjungan pertama gue ke GBLA itu waktu sekitar April 2017, gue masih tahun pertama di ITB dan kala itu gue nonton pertandingan Persib lawan Arema, pertandingan pembuka Liga Gojek Traveloka 2017. Waktu itu, gue nonton sama Teddy, Azmi, Leo, Adit, Faiz, Irfan Nurhadi, sama temennya Nurhadi yang dari Abu Dhabi tapi aslinya orang Indonesia. Kisah lengkapnya bisa dibaca disini. Pernah juga gue nonton Persib lawan Persipura sekitar Mei 2017 di GBLA, yang akhir Persib menang 1 - 0 lewat penaltinya Essien.

    Tapi, dari sekian dikit pertandingan Persib yang gue tonton langsung di stadion, mungkin pertandingan hari ini adalah yang paling random dan tidak terencana. Setelah gue melakukan farewell party kecil-kecilan dengan temen-temen Thailand gue yang mau balik pagi tadi yang akhirnya gue terpaksa nginep di LK21 (Ligar Kencana 21 alias kosan temen-temen gue) karena udah jam 1 malem, gue mager balik, dan gue juga sekalian nganter Daniel kesana. Akhirnya, setelah pulang sekitar jam 11 pagi gue pun lanjut tidur di rumah sampe sekitar jam 2 siang, dimana hari itu gue gak ada rencana apapun karena emang masih libur sampe tanggal 20 Agustus nanti.

    Hari ini, mungkin untuk pertama kalinya Persib main sore di lanjutan Pekan ke-19 Liga Gojek, karena biasanya main jam 6.30 malem. Tapi gatau kenapa, pertandingan Persib vs Sriwijaya FC kali ini bakal mulai jam 4 sore, diluar kebiasaan. Awalnnya waktu bangun tidur, gue biasa aja dan cuman 'Oh wow tumben main sore' waktu gue baca berita kalo Persib bakal main sore ini. Sampe jam 3 sore, efek jomblo nan gabut ngebuat gue tiba-tiba kepikiran buat nonton langsung pertandingan sore ini di stadion, entah gimana pun caranya. Selama sekitar 10 - 15 menit gue masih menentukan apakah gue mau nonton apa nggak, gue cari info harga tiket, jarak rumah ke stadion dan lain-lain. Akhirnya, gue pun memutuskan untuk dateng ke GBLA dan nonton langsung walau sendiri doang.

    Gue awalnya ngeliat temen gue ada yang jual tiket Persib vs Sriwijaya, tapi dia gak bales waktu gue chat. Akhirnya, gue nekat berangkat aja walau gue sendiri masih gak tau nanti beli tiketnya gimana. Sekitar jam 3.40, setelah shalat ashar dan ganti baju pake atribut Persib, gue pun berangkat ke GBLA sendirian pake Nmax kesayangan gue. Sekitar 10 menit (iya, sepuluh menit) kemudian, gue pun sampe di GBLA dimana gue parkir di suatu komplek yang emang sebelahan sama stadionnya. Waktu abis parkir, gue pun langsung cari calo yang jual tiket, dimana akhirnya gue beli tiket seharga 100rb di Tribun Timur yang harga aslinya 75rb, ya gapapalah lagi mager ribut gue waktu itu.  Akhirnya, gue pun masuk ke dalem stadion waktu udah kick off tapi santuy soalnya masih sekitar 2 - 3 menitan. Karena gak dapet kursi, akhirnya gue milih di tempat yang berdiri tapi ada tiang sandarannya, yang emang ada beberapa orang juga disana. Tribun tempat gue nonton itu ada di sebrang Tribun VIP, di pinggir lapangan tapi agak deket sisi gawang juga sih.

    View dari tempat gue nonton
    Persib yang kala itu lagi bagus-bagusnya dan lagi ada di peringkat 1 sekarang ini emang keliatan nyerang terus pertahanan Sriwijaya FC, yang lagi agak kendor sejak awal putaran 2 ini karena konon gak ada dana setelah pemiliknya kalah dalam pemilu Sumatera Selatan, jadi pemain bagus mereka pada dijualin semua. Persib kali ini masang duet Bauman - Wanggai sebagai striker utama buat bikin gol ke gawang lawan, karena Ezechiel The King lagi kena hukuman gak main gara-gara akumulasi kartu, juga ada Agung Mulyadi sang pemain muda yang turun dari awal. Sisanya sama aja sih paling Indra Mustafa aja si bek muda yang mulai sering main kalo Bojan Malisic / Igbonefo kena akumulasi kartu.

    Sejak 10 menit awal, Persib emang udah keliatan menekan pertahanan Sriwijaya FC lewat duet Bauman - Wanggai yang mulai keliatan kompak walau Wanggai baru dateng di putaran kedua ini. Dan akhirnya, menit 16 Persib berhasil ngegolin lewat Bauman setelah dapet bola muntah hasil tendangan luar kotak penalti dari Agung Mulyadi yang kena tiang, dimana sebelumnya si Agung ini sempet gocek-gocek cihuy ala Ronaldo dulu, skor pun 1 - 0 buat Persib. Lalu menit 28, Persib berhasil ngegolin lagi, kali ini lewat Patrich Wanggai yang nyudul bola hasil umpan deket Bauman. Buat gol kedua ini awalnya agak meragukan, karena Teja Paku Alam sang kiper Sriwijaya, awalnya berhasil menghalau bola tapi akhirnya wasit memutuskan kalo gol itu sah, karena emang udah lewatin garis gawang walau sempet diprotes sama pemain Sriwijaya, skor 2 - 0 buat Persib bertahan sampai babak pertama kelar.

    Di jeda istirahat babak pertama, gue sempet jalan-jalan dan akhirnya pindah sisi gawang karena kalo di babak kedua Persib bikin gol, gue bisa liat prosesnya dari jarak deket. Babak kedua pun mulai, dan sebenernya kondisinya gak beda jauh sama babak pertama dimana Persib keliatan banget mendominasi dan banyak nyerang lewat duet Bauman - Wanggai, Ghozali, Agung, sama In Kyun, walau emang beberapa kali Sriwijaya FC juga mulai nyerang gawang Persib, yang untung masih bisa disave sama Deden Natshir. Ada juga momen dimana Sriwijaya hampir banget bikin gol, mungkin sekitar menit 80an, waktu itu pemain Sriwijaya udah lolos dari offside dan lari sendiri tinggal ngadepin Deden, tapi untung tendangan doi masih kena tiang jadi skor masih tetep 2 - 0 sampe akhir pertandingan. Persib menang. Bobotoh senang. Oh iya, menjelang akhir babak kedua, gue liat langit sore itu (sekitar jam 5 - 6an) keliatan bagus banget agak oren-oren lucu, senja merindu kalo kata anak indie mah. Gue pun gak lupa ngefoto suasana stadion dengan view langit yang bagus itu, walau gak bisa gue post karena GAK ADA SINYAL SAMSEK MONMAAP.
    Senja merindu
    Abis pertandingan beres, gue sengaja gak langsung balik kayak biasa karena emang mau ikutan Viking Clap yang terkenal dan udah jadi tradisi Persib dan Bobotoh sehabis pertandingan. Tapi ritual Viking Clap itu gak langsung dimainin abis pluit tanda pertandingan beres, tapi kita nunggu pemain salam-salaman dulu, siapin drum dan speaker ke tengah lapang, dan lain-lain. Mungkin ada kali kita nunggu 15 menitan sampe akhirnya Deden Nathsir sang kiper memimpin Viking Clap hari itu, dengan semua pemain Persib ada di sekeliling lingkaran tengah lapangan. Sesi ritual Viking Clap ini berjalan sekitar 30 detik aja, tapi suasana yang dibuat kala itu bikin merinding-merinding haru karena emang semua orang di stadion ngikutin gerakan tepuk tangan Viking Clapnya. Ini kalo mau liat gue kasih 1 contoh video Viking Clap Persib Bandung yang dipimpin Bojan Malisic, waktu abis lawan Borneo FC kalo gue liat dari videonya. Viking Clap di video ini sendiri mulai waktu 1:28 karena sebelumnya nampilin dokumentasi waktu pertandingan hampir kelar sama persiapan Viking Clap.


    Abis Viking Clap beres, bukan berarti sesi ritual setelah pertandingan beres. Tapi masih ada lagi sesi dimana semua Bobotoh nyanyi chants yang kayaknya baru, judulnya 'Hati Biru' dimana gue cuman hafal reff nya aja jadi gak terlalu banyak ikut nyanyi, cuman ikut rekam sama ngangkat tangan doang. Lagu yang emang dinyanyiin abis beres pertandingan ini durasinya sekitar 1.5 menit jadi gue agak pegel ya ngerekamnya monmaap dan bikin memori hape gue jadi rada abis, tapi gapapalah mumpung masih jomblo kan gak ada kewajiban harus ngesave banyak foto sama cewek.

    Loh kok curhat ?

    Setelah itu pun, gue gak langsung pulang karena jarang-jarang gue nonton langsung di stadion dan mumpung gue lagi sendiri jadi gak ada yang maksa gue balik cepet. Gue pun baru keluar stadion sekitar jam 6.30 setelah panpelnya ngasih kode buat 'ngusir' Bobotoh yang masih ada di dalem stadion waktu itu dengan cara matiin lampu, trik yang biasanya dipake kalo lagi main futsal sampe malem. Akhirnya, gue pun balik tapi perjuangan gue ternyata belum beres tanpa disangka-sangka. Karena jalan dari stadion ke tempat motor gue berada itu maceeeeetttt banget sama manusia. Jadi kan si komplek tempat gue parkir motor itu ada di sebelah GBLA, cuman dipisahkan sungai yang sebenernya gak terlalu gede gitulah, nah masalahnya jembatan penghubung GBLA dan komplek ini kecilnya kayak pentil hotwheels dan cuman dibuat dari papan kayu yang agak tebel, bukan kayak jembatan biasa. Dengan jembatan seuprit itu dan orang sebanyak itu yang mau lewat, bikin keadaan jadi rusuh dan macet karena semua orang mau lewatin jembatan duluan dan dateng dari 3 arah sekaligus. 

    Mungkinkah ini simulasi dari melewati Jembatan Shirath di akhirat kelak? Gak deng lebay.

    Tapi ya emang macet manusia banget sih gilak dan dempet-dempetaan, tapi untung orang di sekeliling gue gak ada yang bau-bau banget alias masih bisa ditolerir sama idung gue, kalo ada yang bau banget sih monmaap keknya gue lebih baik dilemparkan ke sungai aja dan berenang sampe rumah. Ada akang-akang, bapak-bapak yang bawa anak, ibu-ibu, teteh-teteh, pedagang gelang, pedagang es teh, dan gue di tengah kerumunan itu. Dan bahkan, ada 3 orang bule yang mungkin lagi sial terjebak disana malem itu. Kalo liat dari muka sama badan sih kayaknya orang Amerika, soalnya yang bule cuman 1, sementara yang 2 lagi agak item bahkan ada yang mirip Kanye West tolonq aq ingin call you on my cell phone, tenet tenet *joget*.

    *dilemparin ke sungai* 

    Waktu di momen dempet-dempetan simulasi Jembatan Shirath itu, banyak Bobotoh yang kepanasan, eungap / sesek napas, haus, dan gabut jadi pada teriak gak jelas, ya untungnya pada teriak buat mencairkan suasana sih bukan teriak ribut kayak 'Dararawet heula atuh anju !' dengan nada yang agak bercanda dan maknanya adalah 'Minum es dawet dulu biar kalem'. Atau mungkin beberapa dari mereka banyak yang ganggu si 3 bule itu kayak 'Mister ngomong atuh mister' yang tentu mereka gak paham dan cuman masang muka 'Naon sih siateh berak' atau senyum-senyum maksa, walau beberapa dari kita ada juga yang bercanda 'Kade ah ulah ngomong kitu ka si mister bisi ngartieun sieta' alias 'Titati jangan ngejek di bule sapatau doi paham basa sunda'. Gue pun sempet ngobrol sama tuh bule sambil empit-empitan, pake bahasa inggris dengan tampan dan gaya karena seminggu ke belakang sering ngomong inggris sama temen-temen Thailand gue. Ternyata, mereka bertiga dari Kanada dan mereka udah 3x nonton Persib langsung di GBLA, walau baru pertama kali ini mereka ikut simulasi Jembatan Shirath. Ada kali sekitar 45 menit sampe akhirnya gue berhasil lewatin jembatan kayu kecil berak itu, yang untungnya gue selamat, gak dijadiin umpan ikan di sungai dan bisa pulang ke rumah dengan aman damai sentosa dan bisa internetan lagi cek Instagram dan Line walau sebenernya gak ada yang ngechat *nangis*. 

    Tapi jujur, pengalaman nonton Persib yang serba dadakan dan random ini entah kenapa bikin hati gue senang dan gembira, walau gue gak bisa internetan selama pertandingan karena emang gak ada sinyal. Mulai dari gue yang baru ngumpulin nawaitu buat nonton sejam sebelum pertandingan mulai, gue yang baru berangkat 20 menit sebelum pertandingan mulai, gue yang belum tau dapet tiketnya gimana waktu udah sampe, gue yang baru masuk waktu kick off udah mulai, gue yang teriak kenceng waktu Persib bikin gol, gue yang gabut foto-foto senja merindu karena gak ada internet, gue yang merinding ikutan Viking Clap dan nyanyiin lagu, sampe gue yang hampir jadi pepes buat diumpanin ke ikan sungai abis ikut simulasi Jembatan Shirath yang semuanya ngebuat gue hepi walau banyak perjuangan hari ini.

    Yah, lumayan lah gue bisa hepi-hepi setelah seminggu nemenin temen-temen gue dari Thailand jalan-jalan keliling Bandung sampe sempet sakit parah seharian penuh. Liburan gue masih agak lama sih sekitar 2 minggu lagi baru masuk. Walau OSKM alias ospek maba ITB bentar lagi, tapi buat OSKM kali ini gue agak gabut karena jarang banget gawe, gue juga gak tau nanti hari - H bakal dateng apa nggak hehe yang penting gue menjalani liburan singkat ini dengan bahagia sentosa.

    Wassalam.
    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !

    Setelah di tulisan sebelumnya gue cerita bagaimana kisah ajaib mahasiswa wirus yang keterima buat ikut programnya himpunan manajemen akibat kemageran yang melanda (klik disini kalo mo baca), disini gue mau mulai kisah gue bersama orang-orang Thailand, yang Insya Allah bakal gue bikin series alias cerita per harinya gimana. Dan sekarang ini masih gue anggep sebagai Day 0 karena kegiatan utama hari ini cuman menyambut mereka di bandara dan kenalan singkat sama orang-orang Thailand itu.

    Yak, setelah hari Kamis sebelumnya gue dan beberapa anak-anak lain dikasih briefing perihal program study trip yang bakal ngedatengin 28 mahasiswa dari Thailand ini, akhirnya gue hari ini bisa THIS IS THE DAY !! Karena hari ini gue akhirnya bisa ketemu dan kenalan langsung sama orang-orang Thailand asli, yang ngomong Bahasa Thailand, yang punya nama asli sepanjang Jalan Anyer - Panarukan tapi punya nama penggilan sependek lagunya Napalm Death - You Suffer yang cuman 2 detik doang.

    Anjir iya sih nyiptain lagi tapi teu 2 detik oge plis :(

    Setelah saat briefing dikasitau bahwa kita-kita yang buddy dari Indonesia (( diharapkan )) ikut jemput tu mahasiswa Thailand ke Bandara Husein jam 7 malem, tapi ternyata siang ini kita dikasitau bahwa mereka bakal berangkat dari Bandara Husein ke Apartment Beverly Hills Jalan Sangkuriang pake shuttle khusus yang udah disediain sama SBM ITB, jadi kita yang buddy Indonesia gak perlu semuanya jemput mereka di bandara, mungkin cuman 5 orang doang sebagai perwakilan buat jemput mereka, dan yha gue gak ikut karena kemageran, mending langsung ke apartment buat ketemu mereka.

    Karena gue dan buddy mager lainnya gak ikut ke bandara, akhirnya kita semua disuruh ke apartment sekitar jam 8 malem, tepat sebelum shuttle mereka sampe ke apartment, karena kabarnya malem ini agendanya cuman "Introduction to Buddy" dan mungkin ada beberapa sambutan di apartment. Jadi yha setelah sore harinya sempet jogging menawan dan tampil rupawan memakai jaket jeans terbaik bangsa, akhirnya gue berangkat ke Apartment Beverly Hills, jam 8 malem dari rumah padahal jarak rumah - Sangkuriang adalah 20 menit wqwqwq kebyasaan. Tapi Alhamdulillah sekali, waktu gue sampai, ternyata baru ada 2 buddy yang dateng, Raisa sama Kak Meygan, mentor gue waktu osjur dulu, yang dateng pake baju batik lengan panjang kayak mau nyambut Keluarga Kerajaan Zimbabwe. Sekitar 5 menit setelah gue dateng, akhirnya Thariq juga dateng.

    Setelah kira-kira 10 menitan nungguin, akhirnya rombongan buddy Indonesia yang barusan dari bandara pun dateng duluan ke apartment, sambil ngasitau kalo tu anak-anak Thailand masi pada di jalan karena supir shuttle mereka yang milih rute muter-muter Bandung, jadinya agak lama. Waktu dibilangin begitu, gue cuman berharap pak sopir shuttle nya gak bawa mereka muter-muter eh terus tau-tau bablas sampe Madiun.

    Saat itu, buddy Indonesia udah hampir dateng semua, kecuali Koh Daniel, Kak Ajay sama Kak Bella yang emang katanya lagi ada urusan dan gak bisa dateng. Jadi aja, setelah rombongan-jemput-ke-bandara sampe di apartment, kita semua mulai nunggu sambil nongki cantik di lobby apartment, dan setelah itu gue sempet agak bingung waktu liat seorang Teteh dan seorang Akang yang tampangnya agak Chinese, dan jujur aja gue bingung apakah mereka orang Thailand atau Indonesia, karena disaat yang bersamaan Kak Adrian bilang bahwa professor mereka dari Thailand udah sampe di apartment.

    Dan setelah gue usut-usut, ternyata seorang teteh dan akang itu adalah koordinator apartment, mereka juga bisa ngobrol pake Bahasa Sunda.

    Aq merasa payah.....

    :(

    Oh iya, sambil nunggu tu orang-orang Thailand sampe apartment, kita semua dibagiin name tag sama si Anin sebagai koordinator program ini, dimana masing-masing dari kita dapet name tag sendiri dan name tag dari 2 buddy yang udah dibagi kemaren. Buddy gue sendiri dipanggilnya Por sama Sun, tapi gue gak hapal nama asli mereka siapa karena yha monmaap nih panjang banget belibet pula, bisa-bisa keseleo lidah gue. Dan setelah sekitar 15 menitan meunggu lagi, akhirnya rombongan Thailand itu dateng setelah diajak muterin Bandung sama sopir shuttle, dan Alhamdulillah kekhawatiran gue gak terjadi, mereka sampe di apartment, bukan di Madiun.

    Begitu mereka keluar satu-satu dari shuttle di depan pintu lobby apartment, yang gue pikirkan adalah "Ohh begini ya tampang orang Thailand asli" yang sebenernya gak beda jauh sama orang Indonesia, tapi jujur mereka lebih putih dari yang gue bayangkan, yha mungkin karena mereka mahasiswa di Bangkok kali ya, maklum lah orang kota istilahnya. Dari total 28 mahasiswa Thailand yang dateng saat itu, cuman ada 6 orang mahasiswa cowok dalam rombongan, yang ngebuat gue harusnya gak susah nemuin buddy gue yang cuman 2 orang, cowok semua pula, yang sejujurnya agak garing karena awalnya gue berharap dapet buddy cewek HAHA sa ae lu rapia bacang.

    Walau buddy gue cuman 2 dari kemungkinan 6 orang cowok yang ada di rombongan saat itu, tapi tetep aja gue ujung-ujungnya nanya ke salah satu dari mereka mana yang nama panggilannya Por sama Sun, dan akhirnya gue ditunjukkin kepada 2 orang yang kayaknya terakhir turun dari shuttle, dan Haykal pun memulai episode soide dan so akrab edisi internesyenel, dimana gue secara tiba-tiba nyamperin mereka dan bilang Halo teman kalo nama gue Haykal dan gue buddy kalian selama di Indonesia, yang Alhamdulillah direspon dengan baek, karena mereka ngenalin diri juga dan ngambil name tag masing-masing. Waktu gue ketemu, Por adalah buddy gue yang keliatan agak klimis tapi rapih dengan kacamata indie (yang bulet jadul itu loh) walau ternyata dia bukan anak indie penikmat senja, dia juga make kemeja putih bermotif kecil entah apaan, terlihat formal dan capek. Sementara Son agak keliatan ngantuk dengan kaos putih dan outer kemeja warna biru, keliatan lebih santai dibanding Por.

    Agenda pertama mereka setelah turun dari shuttle adalah pergi ke ruang apa ya gue juga bingung nyebutnya, mungkin semacam ruang kumpul atau ruang rapat di Apartment Beverly Dago kali yak, soalnya ukurannya gak terlalu gede, jadi kalo mau sewa ruangannya buat resepsi nikahan paling cumah muat sama tamu temen sekelas pas SMP. Mereka dibawa kesana sebagai perkenalan dan pemberitahuan beberapa informasi penting selama mereka di Bandung sama pihak apartment dan juga Kak Adrian sebagai penanggung jawab kegiatan. Setelah dikasi tau beberapa informasi penting kayak peduli gak berarti sayang tentang hal umum tentang apartment atau rundown singkat kegiatan mereka di Bandung, akhirnya para buddy Indonesia pun naik panggung, karena kita disuruh ke depan dan ngenalin diri masing-masing, sambil ngasitau buddy dia siapa biar ntar gak bingung.

    Kegiatan kuliah di SBM yang hampir semuanya pake bahasa Inggris ngebuat kita Alhamdulillah lancar memperkenalkan diri kita pake bahasa Inggris dan gak ada yang kepleset tiba-tiba ngomong bahasa daerah. Paling cuman si Jet, adek kelas gue, yang tiba-tiba ngomong Bahasa Thailand tapi sayangnya agak salah WKWKWK sing penting yaqin lurd. Dan Alhamdulillah nya mereka semua bisa menyebut nama gue (Haykal) dengan lancar walau awalnya agak susah, dan hal itu ngebuat gue gak perlu bilang "Okey to make it easier just call me Tom Cruise". Disaat perkenalan itulah, gue pertama kalinya bisa ngeliat muka mereka semua dari jarak dekat (yha tapi gak depan-depanan banget si) dan dari situ gue menyadari kalo mereka ternyata banyak yang cakep HEHEHE semakin sedih gue (sama Daniel) karena buddy kita cowok semua. Oh iya, waktu lagi perkenalan, tiba-tiba si Daniel datang, padahal dari kemaren dia bilang gak bisa dateng gara-gara ada urusan keluarga.

    Yha jadi intinya setelah perkenalan, pihak apartment meminta tolong kita buat ngasi tau ke tu orang Thailand buat ngisi semacam form untuk tinggal di apartment itu, dimana mereka semua cuman disuruh ngisi nama, umur, sama tanda tangan, juga kita diminta tolong buat fotoin bagian profil paspor mereka buat lalu dikumpulin sebagai database kalo kenapa-napa. Yha then gue mintain lah blablablanya itu, yang akhirnya ngebuat gue kaget gara-gara tanda tangan si Sun ternyata cuman nulis nama aslinya gada gerakan lihai khas tanda tangan. Dan waktu gue liat kertas lain ternyata tu anak-anak Thailand ternyata tanda tangannya cuman nulis nama doang :(

    Jujur kami-kami ini agak shock dan mikir kalo mereka di kampusnya mau tipsen gampang bener ya cuman nulis nama doang.

    Setelah nulis form apartment, kami buddy-buddy Indonesia dikasih kunci kamar mereka terus disuruh sekalian anterin ke kamarnya, dimana kamar buddy gue ada di lantai 7, dan awalnya pas udah sampe lantai 7 gue ternyata salah kamar dong HAHAHA pantes gabisa kebuka, untung pas gue lagi usaha buka pintunya gada orang dari dalem tiba-tiba buka pintu, agak nganu juga kalo beneran kejadian :(( Dan Alhamdulillah setelah mendapat pencerahan, gue berhasil membawa 2 buddy gue ke kamar yang benar. Dimana ternyata kamar mereka deket banget sama lift, dan juga deket sama kamar buddynya si Thariq, yang dapet cewek dua-duanya huhu. Tapi Thariq jelas gak boleh ikut masuk kamar buddy nya dia hahaha gila aja ya lau wala takrobu zina.

    Setelah nganter buddy ke kamar dan minta kontak mereka biar gampang ngehubungin, gue pun ke bawah dulu buat ngambilin mereka 6 botol air minum yang tadi lupa gue ambil di ruang kumpul tadi itu. Dan waktu gue ke atas lagi, si Por ternyata udah nunggu buat bilang kalo dia gak bawa anduk dari Thailand dan di kamar mandi apartment itu gada anduk sama sekali. Dan waktu gue tanya ke mbak-mbak koordinator dari apartmen nya soal perhandukan ini, sayang sekali ternyata apartemen ini juga keabisan anduk, paling beli aja di Indo*mart yang ada di sebelah lobby apartemen katanya. Jadi yawes, akhirnya gue pergi lagi ke lantai bawah naik lift bareng Por, Sun (yang gatau kenapa tiba-tiba mau ikut), Thariq, Raisa, mbak-mbak apartemen, dan buddynya Thariq, yang ternyata nama panggilannya Rainbow sama Tip.

    Terus yaudah, abis gue sampe di lobby akhirnya kita rame-rame lah pergi ke Indo*mart sebelah lobby apartemen buat beli nganterin buddy gue beli anduk & mungkin mau beli snack-snack gitulah. Tapi sayang sekaliii Por kayaknya emang gak berjodoh dengan perhandukan, soalnya anduk terakhir di Indo*mart malem itu udah diembat duluan sama cewek (orang Thailand yang gabawa anduk juga) tapi gue gatau siapa, pokoknya udah abis bis bis aja, jadi akhirnya si Por cuman beli snack sama minuman doang, walau akhirnya si mbak-mbak apartemen dapet 1 anduk buat si Por, entah anduk apartemen atau anduk pribadi, tapi seenggaknya buddy gue bisa mandi dengan tenang malam itu.

    Malem itu di Indo*mart, gue liat hampir semua anak Thailand itu lagi pada disana buat jajan-jajan manja karena lapar abis perjalanan jauh dan transit 6 jam di Malaysia. Beberapa dari mereka ada yang lagi liat-liat snack unik Indo yang mungkin gak ada disana, beberapa dari mereka ada yang heboh teriak "Wey ada Taokaenoi sama Ichi Tan lho di Indo !" karena 2 brand itu adalah Thailand punya, ada yang bingung mau beli apa terus gue saranin beli fruit tea yang freeze, ada juga yang beli tisu, sikat gigi, shampo, sabun, yha pokoknya alat-alat mandi dan kecantikan lah.

    Waktu gue lagi nyaranin mereka soal minuman apa yang gue suka beli di Indo*mart, gue iseng nanya ke buddy gue, Sun dan cewek Thailand lain yang gue baru kenal malem itu, Aun. Gue nanya mereka mau beli makanan yang agak berat kagak, soalnya di Indo*mart kan cuman ada snack buat ngotorin perut doang *menurut gue* dan gada makanan berat kayak soto campur atau nasi padang. Sun pun nanya emang ada makanan apaan deket sini, yang akhirnya ngebuat gue mikir dan mengingat wilayah Sangkuriang soal permakanan daerah sini. Waktu gue lagi mikir keras, Thariq ngasitau gue bahwa ada tukang nasi goreng di depan Dago Suites, apatemen sebelah Beverly Hills tempat ni orang Thailand tinggal selama di Bandung. Dan yah bener juga, emang ada tukang nasi goreng disana.

    Jadi setelah sadar ada tukang nasi goreng deket sini, dengan susah payah gue jelasin 'nasi goreng' ke Sun sama Aun, yang ngebuat harus nunjukkin gambar nasi goreng dari Google sampe akhirnya mereka paham dan bilang "OHHHH" dan ngomong Bahasa Thailand kenceng banget, yang intinya mereka nyamain nasi goreng sama salah satu makanan di Thailand yang mirip biar mereka paham, terus dengan excited bilang mereka mau cobain. Abis itu, Sun pun langsung ngomong dengan kerasnya di Indomart dengan Bahasa Thailand yang intinya "Siapa yang mau makan nasi goreng juga?" DAN DENGAN HEBOHNYA TU SEMUA ORANG NGACUNG DONG MONMAAP AJA NI GUE KAN JADI BINGUNG YAK :(((

    Abis semua ngacung (kecuali mas-mas Indomart gak ikutan ngacung, untungnya) si Sun pun ngitung ada berapa orang yang mau nasi goreng, dan ternyata ada 12 orang oke mantap. Karena banyak banget yang mau nasi goreng, gue pun jadi agak ragu dan bilang ke Sun sama Aun pakek Bahasa Inggris "Eh cuy bentar yak gue mau cek dulu tuh si bapak nasgor jualan apa kagak", soalnya kan gaenak ni udah banyak yang pesen taunya bapaknya kagak jualan kan agak nganu ya :((

    Akhirnya, gue pun ngajak Thariq sama Daniel buat ngecek tuh Bapak nasgor depan Dago Suites jualan ato nggak, tapi akhirnya Thariq doang yang ikut karena Daniel udah agak jompo jadi magernya mohon wajar. Setelah melewati beberapa rintangan berupa lubang jalanan yang bames (basah-basah gemes), akhirnya gue dan Thariq berhasil sampe di bapak nasgor depan Dago Suites *yang cuman 50 meter dari Beverly Hills*. Begitu sampe di gerobak nasgor dan mengecek kelengkapan, gue pun nanya ke Bapak penjual nasgornya

    "Siapa penemu kampas rem, pak?" -- "Pak ini nasgor masi jualan kan ya?"

    "Oh masih dek, mau beli berapa?"

    "Bentar ya pak dipastiin dulu, banyak euy 10-11an kayaknya, ai bapak disini sampe jamber?"

    "Ah sampe seabisnya we, sok atuh ditungguin"

    "Oke berangkat, harganya berapaan pak?"

    "Nya biasa we 12rebuan"

    Setelah percakapan gue dan bapak nasgor itu, gue dan Thariq yang gabut akhirnya pergi lagi ke Indo*mart Beverly Hills buat nemuin tuh teman-teman Thailand yang udah kelaperan kayak pengungsi, dan yha mereka yang mau nasgor udah kumpul aja depan Indo*mart yang bentar lagi mau tutup. Di depan kumpulan, gue berpidato bilang ke mereka bahwa si bapak nasi goreng nya masi jualan dan gue dengan pedenya bilang "AND THE PRICE IS TWENTY THOUSAND RUPIAH PER PORTION" sambil diiringi muka mereka yang melongo iya-iya aja karena udah laper cuyyy untung tangan gue gada yang gigit.

    Setelah itu, Gamma yang keknya paling senior ngedata lagi siapa aja yang mau mesen nasi goreng, ternyata ada 11 orang, gak pake pedes semua, dibungkus semua, dan Sun buddy gue udah resah bilang "Jangan pake bawang ya" PADAHAL YHA EMANG GAADA BAWANG NIH MONMAAP AJA BRO". Setelah semua okoc dan mulai pada ngumpulin duit, akhirnya gue sadar kebegoan gue dan bilang "EMM GUYS MONMAAP NI HARGANYA TU TWELVE THOUSAND YE BUKAN TWENTY THOUSAND HEHE LIDAH NJELIMET DOANG KOK GADA MAKSUD KORUPSY" dan untungnya mereka nurut-nurut aja, udah laper kali ya susah :(

    Fix gue kalo ke Inggris bakal ngomong bahasa tarzan uka-uka.

    Abis duitnya kekumpul semua alias si Gamma dulu yang nalangin ntar yang laen bayar ke Gamma, gue pun bilang "Haji Kempet nanya iki piye, tunggu bentar yeee" yang tentunya gak pake pantun karena yha beda kultur bro maap aja ni. Tapiii ternyata mereka antusias banget mo ikut gue ke tukang nasi goreng karena katanya mereka gabut jadi yauds deh kita semua berangkat ke tukang nasi goreng depan Dago Suites dengan jalan kaki melewati rute genangan bames yang sama kayak yang awal gue lewatin itu. Hmm entah kenapa gue gak yakin mereka itu mau ikut ke tukang nasgor karena antusias atau karena curiga gue bakal ngasih mereka beras goreng, tapi yasudala disaat seperti ini kemampuan kita berpikir positif diuji sekali.

    Setelah sekitar 37 detik jalan dan melewati halang rintang bames, kita akhirnya sampe ke tukang nasgor depan Dago Suites, dimana kita disambut dengan muka bapaknya yang kaget kek ketemu rombongan travel hasil mlm. Untuk mengatasi rasa kaget si bapak, gue dengan santainya bilang "Pak, 11 porsi yak gak pake pedes semua" yang langsung dijawab dengan "Oke berangkat" dengan muka hepi karena ya Alhamdulillah langsung diborong kan dagangannya sama peserta travel ceria sejahtera.

    Waktu lagi mulai bikin, si Por buddy gue, Kak Adrian, dan 1 cewek yang mukanya mirip India nyamperin kita, dan bilang Por mau nasgor juga, yauds nambah 1 dan pake pedes. Sementara si cewek bermuka India ini, yang ternyata nama panggilannya "Beauty" (tapi emang cantik beneran sih wkwkw) gak pesen nasgor, tapi mau ke minimarket karena Indo*mart udah tutup dan dia telat turun. Sebagai gentleman, gue menawarkan diri nganterin dia ke minimarket terdekat yang masi buka, yaitu adala C*K Tamansari deket Cafe Hala*man. Gue pun bilang ke si Beauty "Mo abanq anterin gak nenq ke C*K deket sini? Abanq bawa motor kok parkir deket sini jadi dijamin aman deh nenq ye gak pemirsa?" alias sa ae lu modusnya rapia bacang. Tapi ternyata Kak  Adrian lebih gercep lagi bilang "Udeh si Beauty ama gue aja ke C*K Tamsar, gue bawa mobil kok soalnya si Por juga mau ikut".

    Entah kenapa, malem itu rasanya seperti tersambar petir alias bacot jomblo mah jomblo aja.

    Setelah percobaan modus antar-negara ini kandas dan Kak Adrian pergi sama Beauty & Por, gue pun mulai mengeluarkan sifat asli gue sebagai orang Indonesia yaitu hobi nyinyir ama si Thariq kek begini "Thor itu si Beauty ke C*K beli apaan ya? Paling beli make up hahaha biasa lah orang cantik kek gitu biaya operasionalnya mahal cuy" PADAHAL YA KAGAK TAU JUGA KAN MAU BELI APAAN HAHAHA SING PENTING NYINYIR. Tapi emang kalo diliat, si Beauty ini kayaknya model, entah model fashion gitu atau malah model salep penghilang koreng jangan-jangan. Dan selain si Beauty yang mau ke C*K buat beli apaan gue juga gatau, ada juga yang lain banyakan pada nanya dimana mereka bisa beli kartu SIM agar supaya bisa internetan di Bandung ini. Tapi tempat yang jual kartu sim deket sini, alias di Cisitu deket Indomaret pastinya udah tutup, jadi paling besok mereka baru bisa internetan dan harus pake wifi apartment dulu malem ini.

    Sementara gue dan Thariq nyinyir, si bapak nasi goreng mulai ngeracik nasgornya dengan semangat, sambil diliatin orang-orang Thailand dengan muka takjub dan lapar. Tapi, gue melihat kebingungan di raut wajah bapak nasgor waktu dia lagi ngegoreng nasi. Bukan, bukan gara-gara waktu itu gue make salep panu semuka-muka, tapi gara-gara tuh orang Thailand ngomong bahasa yang gak kita semua ngerti, jadi gak paham juga mereka lagi nyinyir atau lagi ngomongin apa. Tapi sebelum itu, gue mencoba menenangkan raut wajah bapak nasgor dengan bilang "Orang Thailand, pak. Baru dateng tadi maghrib terus laper cenah, jadi aja kesini haha saya ge gak ngerti da mereka ngomong apa", walaupun gue sebenernya gatau bapak nasgornya bingung gara-gara bahasa mereka atau gara-gara bapaknya bingung mikir ni pesenan gue dibayar pake duit apaan ya....

    Akhirnya, gue dan Thariq memulai pembicaraan dengan teman-teman baru gue dari Thailand. Gue kenalan sama mereka semua yang ada di tukang nasgor kayak Gamma, Sun, Aun, Miw, Rainbow, Tip, dan gue gatau lagi nama mereka siapa aja wkwkwk. Waktu kenalan, gue liatin muka mereka satu-satu (tapi gak depan muka juga yha) dan mikir "Anjir ini mah mirip orang Indo" karena yha beberapa dari mereka emang mirip orang Indonesia atau mirip peranakan China Indonesia. Abis kenalan, beberapa dari mereka ada yang mau ikutan ngobrol sama gue dan Thariq, beberapa sibuk merhatiin bapak nasgor, beberapa lagi langsung update Instagram Stories mungkin isinya "HELLO GAESSS Q LAGI DI INDONESAH NEH LAGI PESEN YANG NAMANYA NASGOR CIHUY" dengan tulisan Thailand.

    Gue sama Thariq pun akhirnya ngobrol bareng Gamma, Sun, dan Aun karena udah bosen liat kegiatan bapak nasgor yang deket rumah gue juga ada. Hal pertama yang gue obrolin sama mereka adalah menjelaskan 'nasi goreng' dengan definisi internesyenel yaitu "Rice is nasi and goreng is fried, so it is fried rice actually". Awalnya mereka bingung karena ngira fried itu sejenis makanan, tapi akhirnya gue bilang "Nooo 'goreng' is a cooking method, not a kind of food. So it is like fried chicken for ayam goreng, fried banana for banana that got goreng-ed, etc" baru dari situ mereka unggak-angguk ntah karena ngerti atau karena capek gue bacot dan mereka laper.

    Abis itu, gue diajarin balik Bahasa Thailand sama mereka, yang dimulai dengan kata sapaan khas Thailand yaitu "sawadikap" yang ternyata berbeda buat cowok sama cewek; "Sawatdee khap" buat cowok sama "Sawatdee kah" buat cewek. Si Gamma sama Sun butuh 5 menit sampe akhirnya gue paham cara ngomong khap sama kah :( Lalu kita diajarin mengenalkan diri sendiri, tapi sayang sekali yang gue inget cuman "Pom che Haykal" yang artinya "Nama gue Haykal", sisanya gue lupa.

    Karena mungkin Gamma dan Sun melihat betapa begonya gue belajar bahasa mereka dan daripada bikin susah atau naik darah, akhirnya mereka ganti topik dengan "Bro, lu suka makan kadal?" "Cuacanya dingin banget cuy asli dah enak bat". Hal ini bisa gue maklumi setelah mereka bilang kalo suhu di Bangkok sana bisa sampe 40 derajat celcius lyke reallyyyy bruh gue ke Jakarta atau Surabaya yang masih 32 celcius aja udah cekrak cekrek update muka kucel kepanasan dengan caption "Ni neraka bocor apa gimana yha monmaap kok panas bener ?!" buat diupload ke sosmed.

    Yah begitulah, makanya mereka bilang kayaknya mereka bakal betah di Bandung dengan cuaca dingin begini yang jarang mereka rasain di Bangkok sana. Setelah itu ya obrolan berlanjut macam ABG-ABG baru kenal aja kayak gimana, ngomongin apa yang menarik di Bangkok, apa yang menarik di Bandung. Mereka pun sekali-kali nanya beberapa hal yang mereka udah liat tentang Bandung di internet, terutama soal kuliner, terutama soal martabak yang kayaknya mereka tertarik banget, yang menjadi awal mula gue menceritakan jenis-jenis martabak dan awal mula gue tau di Thailand juga ada martabak, tapi cuman martabak telor, dan lalu mereka kepo sama martabak manis dengan segala toppingnya kayak nutella, ovomaltine, red velvet, sampe topping bon cabe pun kalo ada kayaknya mau-mau aja mereka makan.

    Waktu kita lagi ngobrol-ngobrol, gak kerasa nasi goreng udah jadi beberapa, dan si mang nasgor nya lagi masak buat sekitar 5 porsi lagi. Melihat hal itu, beberapa anak-anak Thailand gak mau lewatin kesempatan dan bilang ke gue "Eh cuy bilangin dong ke bapak nasgornya gue pengen cobain nggoreng gitu, mumpung disini gitu kan" dan akhirnya gue bilang ke si bapaknya, lalu sekitar 3 orang dari mereka (Rainbow, Miw, sama atu lagi gue gatau namanya) gantiin si bapaknya nggoreng dengan teknik nasgor ala sangkuriang, dan tidak lupa direkam agar supaya bisa update di Instagram stories karena gue yakin itulah tujuan mereka ingin gantiin si bapaknya nggoreng.

    Setelah sekitar 5 menit gantiin bapak nasgornya, akhinya bapak nasgor pun ngelanjutin lagi nggorengan yang tinggal dikit lagi. Lalu kita ngobrol-ngobrol lagi kayak biasa,

    Prepare for the best and ai Dont have to do that what is this isne I dont know what actuall
    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !
    Jadi, setelah kemaren gue cerita soal gue yang gak jadi gabut abis kelar UAS semester pendek karena ketemu orang baru, dimana di tulisan itu gue cerita tentang gue yang ngacak-ngacak tong sampah komplek ketemu temennya temen gue yang orang Kalimantan dan lagi dateng ke Bandung buat ikut seminar, dan abis seminarnya kelar dia minta gue anterin jalan-jalan keliling sekalian futu-futu di ITB, yang untungnya dia gak minta gue buat fotoin dia di lagi headstand di depan toilet Labtek 7, karena...

    gue lupa Labtek 7 tuh gedungnya yang mana :((

    *disuruh ikut SSDK lagi*

    Ya tapi intinya begitu, gue senanq karena setelah UAS dan libur ini gue gak gabut-gabut amat untuk seenggaknya seminggu setelah semester pendek kelar. Dan di postingan kemaren juga gue bilang bahwa abis ketemu temennya temen gue *yang gue lupa namanya siapa*, gue bakal ikutan program himpunan sebelah (KMM - Keluarga Mahasiswa Manajemen) yang tugasnya jadi buddy / partner dan nemenin 28 mahasiswa dari CBS - Chulalongkorn Business School, yang lokasinya di Bangkok, Thailand, tapi kalo ada yang nanya lokasinya lebih detail, monmaap gue gatau CBS ini masuk kelurahan mana.

    Buat netizen budiman yang iri dengki atau heran bagaimana kisahnya seorang Haykal SP bisa keterima program jalan-jalan sama orang Thailand ini, padahal sebenernya ini program kerjanya KMM - Keluarga Mahasiswa Manajemen, sedangkan gue secara resmi adalah anggota dari IMK Artha - Ikatan Mahasiswa Kewirausahaan. Jawaban dan kunci utamanya adalah karena gue lagi mager aja dengerin materi kuliah di kelas HEHEHE *ditampol dosen*.

    Yha jadi waktu itu gue lagi ada di kelas Investment & Capital Analysis (buset keren banget ya nama mata kulianya) dimana kelasnya sendiri (harusnya) mulai setiap hari Kamis jam 8 pagi dan kelar jam 12 siang, dan ini kelas buat seluruh mahasiswa wirus angkatan gue jadi ruang kelasnya pun yang cukup buat 76 orang (jumlah wirus angkatan gue), tapi karena mahasiswa SBM memang banyak yang ajaib dan mbonek, maka banyak pula dari kita yang nekat dateng telat, tapi telatnya gak nanggung alias kagok edan karena banyak yang baru masuk kelas jam 9, jam 10, bahkan jam 11 pas kelasnya uda mau bubar dia baru dateng :( Gue sendiri udah terdaftar di geng telat menengah yang jam 9 baru masuk kelas dan biasanya masuk lewat pintu kelas belakang sambil tas disimpen di loker sebelah kelas.

    Untuk Haykalicious, plis adegan diatas tadi gabole ditiru *mulai narsis*.

    Dan pada hari itu (kejadiannya hari Kamis seminggu sebelum UAS aja pokoknya gatau dah tanggal berapa), gue kebetulan lagi magerrrr banget dengerin materi kuliahnya (kayaknya tiap minggu gue kebetulan mager deh), yang sebenernya berguna tapi gara-gara otak guenya aja yang udah konslet duluan kalo liat angka jadi suka gak nyambung sama materinya, sekeras apapun gue mencoba memahami tapi tetap saja q tidak mengerti. Kalaupun akhirnya ngerti, biasanya 5 detik kemudian gue bakal lupa lagi tadi gue ngerti yang mana :(

    Kalo lagi mager di kelas, gue biasanya kayang main hape buat scroll tymlin twitter atau mengikuti perkembangan netizen melalui Line Today. Dan saat itu waktu lagi asyik-asyiknya scroll tymlin twitter (follow dong @haykalsp), di hape gue tiba-tiba ada notif masuk buat email sbm itb gue, dimana emailnya itu dari KMM ITB yang intinya lagi buka lowongan buat jadi buddy / temen main dari program kerjasama SBM ITB sama CBS di Thailand sana.

    E-mail dari KMM ITB pada saat itu.
    Waktu baca isi e-mailnya, seketika gue pun langsung tertarik walau awalnya gue bingung Chulalongkorn University itu sekolah apaan karena mengeja Chulalongkorn aja gue masih belibetan :( Tapi, dibalik ketertarikan gue juga tersimpan keraguan gue, yaitu apakah gue bisa daftar program ini? Karena gue udah bilang sebelumnya, bahwa gue ini ganteng tapi jomblo sebenernya adalah anggota IMK Artha, atau himpunannya mahasiswa jurusan Kewirausahaan di SBM ITB, sedangkan ini adalah program dari KMM, himpunannya mahasiswa manajemen atau jurusan sebelah buat gue. Saking ragunya, gue bahkan tanya Risha, orang yang saat itu kebetulan lagi duduk depan gue, tentang apakah gue mending ikut atau nggak ya? Karena sebagai mahasiswa non-manajemen gue agak sadar akan identitas himpunan dan mungkin tengsin kalo beneran keterima alias bacot bgt lu Kal.

    Tapi, sebelum Risha bahkan sempet jawab, gue udah mulai buka form pendaftarannya dan mulai ngisi dengan pedenya karena prinsip gue adalah "Sing penting yaqin". Yang harus gue isi di formnya pun gak aneh-aneh, gak ada tuh pertanyaan aneh macem "Jelaskan tentang mekanika fluida" atau "Kok udah kangen padahal ketemu aja belum pernah?". Yha intinya setelah ngisi data diri, pertanyaan pamungkasnya adalah apa alasan lu buat ikut program ini? Dimana akhirnya bakat bacot gue keluar dimana gue ngisi *pake bahasa inggris btw* bahwa gue ingin kenal dengan mahasiswa asing yang juga mempelajari bisnis agar dapat berdiskusi perihal perkembangan dan kesempatan bisnis di negara mereka karena suatu saat gue ingin mengembangkan bisnis gue di Thailand sana alias bacot bgt lu Kal asli.

    Dan untuk closing statement, gue menambahkan "Semoga mahasiswa jurusan wirus juga bisa ikutan program ini" because omg I'm so excited can't wait alias bacot. Tapi gue emang beneran excited sama program kayak gini (kenalan sama orang luar negri), karena beberapa bulan lalu juga gue ikut program himpunan gue buat menyambut mahasiswa dari Universiti Kebangsaan Malaysia, walau saat itu gue cuma sekedar menyambut dan gak nemenin mereka keliling kota. Salah satu yang gue pikirkan waktu baca e-mail itu adalah "Anjir tanggalnya pas nih gue lagi gabut-gabutnya, ikut ah" karena yha gue orang Bandung jadi waktu liburan jarang kemana-mana.

    Untuk beberapa waktu setelah isi form itu, gue sempet lupa karena emang lagi sibuk-sibuknya nyiapin buat UAS seminggu lagi dan gue pun gak berharap banyak karena itu program himpunan sebelah. Tapi ternyata, hari Selasa kemaren, waktu gue lagi gak ada kelas dan diajakin ngerjain tugas UAS Investment bersama teman-teman di Mister Donat Dago, gue pun menerima notifikasi e-mail lagi ke email sbm itb gue, yang ternyata dari kmm itb, yang ternyata (lagi) isinya adalah sebagai berikut :
    Penghibur di tengah pusingnya tugas UAS Investment.
    Jadi pada intinya gue diterima sebagai buddynya orang-orang Thailand itu buat seminggu ke depan abis UAS kelar dan gue udah liburan. Abis nerima e-mail itu, reaksi gue gak heboh-heboh amat karena ini bukanlah sesuatu yang harus ditanggapi dengan heboh, jadi gue cuman bilang "Haha anjir gue keterima dong jadi buddy orang Thailand ntar padahal ini programnya kmm" ke teman-teman gue yang lagi bareng ngerjain tugas buat UAS, yang dijawab dengan "wow nice info gan" terus lanjut ngerjain tugas bareng-bareng, dimana saat itu gue lupa bawa laptop jadi hanya bisa menyimak sambil nyatet harus ngapain aja, agar kemageran gue selama di kelas tidak menular ke tugas UAS ini.

    Awalnya, gue bingung soal siapa aja yang keterima jadi buddynya orang-orang Thailand ini, makanya e-mail tadi gue bales dengan "eh cuy gue mo tanya dong ada mahasisa wirus yang jadi buddy juga gak?" dalam versi bahasa inggris tentunya, tapi email gue gak dibales sampe sekarang. Dan akhirnya waktu gue cek Line malem harinya, gue baru liat kalo ternyata gue di invite ke grup khusus buddy untuk orang-orang Thailand ini, dimana isinya sendiri ada 15 orang termasuk gue, dan gue gak kenal semuanya kecuali Thariq, Raisa, sama Kak Meygan sebagai mentor gue waktu osjur dulu. Dan yang bikin gue hepi adalah waktu gue liat nama Daniel Krisna di grup itu, yang artinya ada anak wirus juga yang keterima program buddy ini dan itu artinya gue gak harus ngerasa tengsin :')

    Padahal kalo pun gue mahasiswa wirus sendiri juga yha biasa aja sih wong yang keterima juga masih ada temen gue pas jaman tpb....

    Pas gue join grup, kayaknya belum banyak yang dibahas, tapi pada intinya Anin sebagai koordinator bilang bahwa akan ada briefing untuk para buddy di hari Kamis dan Jumat, dimana kita bisa pilih salah satu da gue ikut yang hari Kamis jam 9 pagi di Kresna SBM ITB, karena saat itu gue lagi ngantri nunggu giliran presentasi buat UAS, dimana gue baru kebagian jam setengah 4 sore, padahal gue udah di kampus dari jam 8 pagi huhu aq rapopo...

    Gue dan beberapa anak lain yang ikut briefing Kamis ketemu sama Kak Adrian, yang kayaknya koordinator juga dan kayaknya bukan mahasiswa S1 SBM. Saat itu dia ngejelasin tentang program ini secara singkat dan juga jadwal program ini per hari bakal ngapain dan kemana aja, seru juga ternyata jalan-jalan sama makan-makan dibayarin kampus hehe hehe hehe maklum sobat qismin. Kita juga dikasitau bahwa yang dari Thailand ada 28 orang, sedangkan kita dari SBM ITB cuman 14 orang, jadi kemungkinan 1 orang dari kita bakal pegang 2 buddy orang Thailand, tapi untuk list buddy resminya belom ada di hari Kamis itu. Kak Adrian juga bilang bahwa dari 28 mahasiswa, cuman 6 orang doang cowok yang ikut jadi gue (dan Daniel) berharap kita dapet 2 buddy cewek atau gak ya salah satu cewek lah hehe hehe hehe.

    Tapi hari ini sekitar jam 8 malem tadi, Anin akhirnya ngasih list buddy per orang yang fix, dimana akhirnya gue (dan Daniel) yang paling berharap dapet buddy cewek pun harus terpukul kenyataan bahwa buddy kita cowok dua-duanya.... Dimana akhirnya gue dan Daniel mencoba menghibur diri dengan "Yauds lah gapapa kan ntar juga bisa kenalan" alias huhu sedih aing. Tapi ya gapapa deh, gue berharap buddy gue baek dan temenan deket sama cewek cantik yang ikut program ini hehe hehe hehe gak deng gue harus inget alasan gue ikut program ini;

    "Ingin mengembangkan bisnis ke Thailand" alias bacot.

    Dan besok malem rencananya kita para buddy bakal jemput tuh anak-anak Thailand dari Bandara Husein sekitar jam 6.30 malem, dimana kira-kira kita bakal caw dari SBM ke bandara jam 5-6an. Walau kita belom tau mau pada naek apa kesananya, yang penting kita ada nawaitu / niat buat nyambut mereka aja dulu. Yah semoga aja lancar.

    Jadi inti dari tulisan ini adalah tetaplah bersyukur walau anda mageran karena siapatau mager anda bisa membawa berkah seperti yang saya alami dalam kasus ini, dimana saya mager menyimak kuliah dan akhirnya saya malah berkesempatan buat kenalan sama orang Thailand dan jalan-jalan keliling Bandung sambil dibayarin kampus selama seminggu penuh. Tapi ingat, jangan keseringan juga magernya karena itu tidak baek dan dapat membuat masa kejombloan anda bertahan lebih lama.

    Terima kasih suda menyimak. Wassalam.
    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !
    Sejak hari Kamis kemaren, gue udah secara resmi libur dari Semester Pendek yang mahal dan gak jelas, sampai gue masuk lagi semester baru atau semester 7 ntar tanggal 20 Agustus, yang menandakan bahwa gue udah mulai tua di kampus ini huhu tapi gapapa yang penting gue bisa jalan ke Warmindo Sadikin di Cisitu lalu bilang "Kang, biasa nya" dengan sombongnya karena si akang Sadikin udah mulai tau pesenan gue; Mie rendang double pake telor setengah mateng.

    Mahasiswa gini amat...

    Gapapa lah, yang penting taun depan lulus (aamiin).

    Oh iya, walau sempet merana abis di 2 semester tahun 2018 ini karena mata kuliah yang agak nganu dan ditambah bisnis gue yang gitu-gitu aja, ngebuat gue awalnya udah pasrah banget kalo ada matkul yang ngulang alias aku rapopo, karena gue bener-bener stress dan rada susah ngikutin kelasnya. Bukan karena gue gak ngerti atau gak mau belajar atau bego, tapi karena gue susah fokus antara kuliah dan pacaran bisnis gue, yang emang bener-bener menyita waktu banget, serasa kalo pun prodi gue ngadain 30 hari libur dalam seminggu pun kayaknya gak cukup #mulaihiperbola.

    Intinya, sejak dimulainya liburan gue, berarti dimulainya juga masa penggabutan gue sampai nanti masuk kuliah semester baru lagi. Dimana kalo liburan ini biasanya gue bener-bener gabut segabut-gabutnya, walau dalam pikiran gue banyak banget yang mau gue lakukan dari mulai ngelatih kura-kura sampai mengatasi kelaparan di Afrika Tengah. Tapi ujung-ujungnya, yang gue lakuin sehari-hari pas liburan ini gak lebih dari tidur leyeh-leyeh seharian sambil scroll tymlin lalu nyesel kenapa gue gak ngapa-ngapain hari ini lalu tidur lalu repeat. Gue yang sekarang udah jomblo (lagi) membuat gue semakin gabut dan gak ada yang diajak kalo lagi gabut.

    Kegiatan yang ngebuat gue merasa keren di masa liburan ini paling cuman lari dari kenyataan sore tiap hari, itu pun kalo gue lagi ngerasa gelambir gue udah kemana-mana dan berpotensi ditangkep Satpol PP karena mengganggu pemandangan.

    Tapi, untuk liburan ini, kemungkinan gue gak bakal gabut-gabut amat, seenggaknya selama seminggu pertama liburan. Karena walau sekarang gue udah jomblo, tapi minggu ini gue bakal 2x ketemu orang baru, yang bisa menambah relasi gue alias bacot. Tapi bener, dalam minggu setelah UAS Semester Pendek ini gue bakalan ketemu orang baru, ada yang dari dalem negri ada juga yang dari luar negri.

    Gue waktu ngajak kenalan
    Yang pertama adalah temen dari temen SMA gue, Ihsandri, yang cuman 'bertahan' di SMA Taruna Bakti pas kelas 10 doang, terus pindah lagi ke Kalimantan karena sejatinya dia adalah orang Kalimantan, yang sekarang kuliah di ITK (Institut Teknologi Kalimantan). Jadi, sekitar 1.5 minggu sebelum tulisan ini dibuat, Ihsandri tiba-tiba ngechat gue via Line yang sebenernya udah jarang gue buka karena kebanyakan notif chat dari OA. Awalnya gue kaget (untung gak latah) kalo temen deket gue kelas 10 satu ini tiba-tiba ngechat gue, karena seinget gue chat terakhir kita itu tahun 2016, pas kita baru masuk kuliah.

    Inikah
      yang
       dinamakan
        rindu ... ?

    Awalnya gue kira dia ngechat gue buat nawarin MLM atau nawarin menjaga perbatasan Indonesia - Malaysia di Kalimantan, tapi anggapan gue salah, karena dia nanya di chat gue apakah gue masih di Bandung dan apakah gue tau info tentang Asrama Kalimantan Timur di Bandung. Gue pun jawab monmaap nih bro gue gatau. Tapi akhirnya dia langsung terjun ke inti chatnya yaitu ada temennya yang mau dateng ke Bandung minggu depan dan si Ihsandri ini ngasih kontak gue karena si temannya mau langsung ngehubungin gue buat tanya-tanya. Ya oq lah kalau begitu, dan chat gue bersama teman masa kelas 10 gue pun berakhir dengan yauds b aja.

    Beberapa menit kemudian, temennya Ihsandri ngechat gue dan intinya dia nanya apakah gue (masih) tau tentang Asrama Mahasiswa Kaltim di Bandung, dan gue (masih) jawab monmaap bro gue gatau tapi akhirnya gue tanya orang Balikpapan yang gue kenal di SBM yaitu Faisal, Ika, sama Riki (orang Tarakan sih dia tapi pernah tinggal di Asrama Kaltim katanya). Dari keterangan mereka bertiga, gue dapet info kalo Asrama Mahasiswa Kaltim di Bandung itu ada 2, di daerah Kebon Bibit deket Baltos dan di daerah Sadang Serang deket Cikutra. Tapi sayang, gue gagal dapet info kontak & harga minep disana, jadi selama beberapa hari gue gak bisa bantu temennya Ihsandri itu karena Riki pun yang pernah tinggal langsung disana gak bisa kasih kontaknya karena kata dia pengurus asramanya udah ganti dan dia gak punya kontak si orang baru itu.

    Tapi tiba-tiba, 2 hari sebelum UAS gue kelar (hari Selasa), dia ngechat gue lagi setelah gue diemin beberapa hari karena gagal dapet informasi. Dia bilang hari Rabu besok dia bakal sampe Bandung buat ikut seminar di Polban dan udah dapet penginapan di daerah Telkom. Yang awalnya gue kira di daerah Telkom University di Swansea / Bojong Soang sana yang artinya jauhhhhh banget dari Polban, yang harus ditempuh dengan naek elang kalo mau cepet sampenya. Tapi ternyata, dia minep di daerah Geger Kalong, deket salah satu kantor Telkom, dan ternyata deket sama Polban. Dia bilang dia dapet penginapan itu dari internet, jadi ya syukurlah karena kegabutan gue nyari Asrama Kaltim ternyata gak berguna-guna amat, karena gue juga harus fokus UAS minggu ini.

    Eh gimana kamsudnya? Gue juga gak ngerti gue ngomong apa :(

    Ya tapi intinya dia minta gue temenin keliling ITB, karena dia di Bandung cuman sekitar 2 hari, Rabu sama Kamis. Karena hari Kamisnya gue masih ada presentasi matkul Capital & Investment Analysis dan Rabu malem gue harus siapin report & materi presentasi gue buat Kamis, maka dari itu gue bilang ke dia kalo gue bisa nemenin dia Hari Kamis sore, setelah gue presentasi dan masa liburan alias masa gabut gue dimulai.

    Dan ya begitulah, setelah hampir 8 jam gue nunggu giliran presentasi, akhirnya kelar juga gue dan itu berarti gue bakal nemenin temennya Ihsandri ini keliling ITB. Sebenernya, karena kelamaan nunggu presentasi, jujur aja gue udah agak kesel dan males dan pengen pulang aja, dan kebetulan si temennya Ihsandri itu gak ngechat gue, jadi setelah Shalat Ashar gue langsung jalan ke parkiran motor dan berniat balik. Tapi setelah gue duduk di motor, tiba-tiba ada chat masuk dari si temennya Ihsandri ini, yang nanyain apakah gue udah kelar apa belom, karena dari kemaren gue emang bilang kira-kira beres jam 3 - 4an. Karena gue adalah pria polos yang baik hati dan rajin ngisi bensin motor seminggu sekali, maka dari itu akhirnya gue memaksakan diri gue buat nemenin dia keliling ITB, dan akhirnya gue nungguin dia sekitar 15 menitan buat OTW dari penginapan ke ITB, dimana gue nunggu dia di Masjid Salman, biar gampang kelilingnya dan biar parkirnya gak mahal huhu sobat qismin.

    Singkat cerita, gue akhirnya ketemu dan nganterin dia keliling ITB yang gak gede-gede amat, sambil foto-foto di beberapa tempat doang karena dia kayaknya agak pemalu buat foto-foto, sama kayak gue, tapi gue malu-maluin sekalinya pede buat foto #singpentingyaqin. Kita ngobrol beberapa hal selama di kampus, mulai dari Ihsandri yang ternyata jurusan teknik elektro dan sampe sekarang masih terkenal pinter tapi keseringan maen game, daerah dia gimana, pembangunan disana gimana, ngobrolin bola, sampe ngobrolin yang berat-berat kayak ngebahas kalo beras 1 ton itu ada berapa butir.

    Oke gak gini juga.

    Setelah keliling dan futu-futu kyuti, kita berdua makan di Warung Tenda Sari Laut depan Masjid Salman, karena nada bicara gue mulai tinggi alias lapar bray dan gue gak mau yang mahal-mahal amat, karena dia bilang kemaren dia beli nasi goreng deket penginapan 16rb lyke anjir fix tukang nasgornya mau naik haji. Karena bertemu orang baru, gue menoleransi diri gue sendiri yang udah gak makan nasi selama sebulan dengan pesen nasgor gila cumi, yang rasanya enaaaa bgt entah kenapa mungkin karena gue uda lama nda makan nasi kali yak. Temennya Ihsandri ini pun pesen nasi goreng biasa. Setelah makan pun kita cabs buat beli tiket travel dia ke BSD, Tangerang besok pagi karena dia udah mau caw dari Bandung. Abis beli tiket di salah satu travel di Cihampelas, gue pun anterin dia balik ke penginapan, dia pun gak mau dianter kemana-mana lagi karena udah malem (padahal baru jam set8) dan kebetulan sekali gue lagi pengen nonton Persib vs Persebaya sebelum udahan di rumah, yang Alhamdulillah nya masih sempet walau gue baru nonton pas menit 75an, tapi akhirnya Persib menag 4-3 cihuy hati q senang.

    Ah iya, buat yang udah berpikiran aneh-aneh atau mau komen "Wagila lu baru 2 bulan jomblo udah main pepet aja", santai bro, temennya si Ihsandri ini cowok kok, dan Alhamdulillah gue masih suka cewek, tapi jujur gue lupa nama dia siapa HAHAHA maaf ya mas aq khilaf.

    Selain kisah temannya Ihsandri yang gue lupa namanya ini, hari Minggu besok juga gue bakalan ketemu orang baru, bahkan banyak orang baru, dari luar negri lagi. Istilahnya internesyenel, kalo yang sama temennya Ihsandri ini interlokal. Yah, jadi hari Minggu besok gue bakal kedatangan sekitar 28 anak dari Thailand, tepatnya dari CBS ato Cimahi Chulalongkorn Business School di Bangkok sana. Gue ikut program KMM (Keluarga Mahasiswa Manajemen) alias himpunan sebelah (karena gue himpunan IMK Artha) buat nemenin si anak Thailand ini study trip selama seminggu di Bandung, yang artinya selama seminggu liburan gue gak gabut Alhamdulillah dibayarin jalan-jalan pula, terhindar deh dari sobat qismin.

    Jadi ya begitu, gue lumayan senanq karena di minggu pertama liburan ini gue gak gabut-gabut amat dan bakal ketemu orang baru dari Kalimantan dan Thailand. Buat yang orang Thailand ini, hari Kamis kemaren sambil nunggu giliran presentasi gue udah dikasih briefing dan penjelasan kegiatan sama rundown kegiatan selama seminggu, dan rencananya tiap siswa SBM bakal dapet 2 orang buddy dan semoga ada ceweknya hehe hehe hehe pepet terus jangan kasi kendor. Tapi ya semoga juga buddy gue nama panggilannya gak susah-susah amat atau semoga aja buddy gue gak batu pengen dipanggil nama aslinya.

    Semoga akan tetap jadi semoga sampai itu terjadi.

    Wassalam.
    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !

    By : Rizki Anugrah H.
    Pembangunan di Indonesia merupakan amanat konstitusi (UUD 1945). Ditegaskan bahwa tujuan Negara Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Jalan satu-satunya untuk mencapai tujuan itu adalah pembangunan nasional yang meliputi semua aspek kehidupan baik politik, ekonomi, maupun sosial budaya bahkan pertahanan-keamanan.

    Bagi negara berkembang seperti Indonesia pembangunan merupakan langkah awal yang dilakukan untuk tercapainya peningkatan kualitas hidup masyarakat dan tersebarnya hasil-hasil pembangunan secara merata. Seers menitikberatkan tujuan pembangunan pada tiga hal yaitu untuk mengurangi kemiskinan, menanggulangi pengangguran, dan mengatasi ketidakadilan dalam pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya (Seers dalam Sudjana, 2004: 178). Indonesia cukup lama tertinggal dalam pembangunan infrastruktur. Akibatnya, muncul kesenjangan antarwilayah, pertumbuhan ekonomi antardaerah tidak berimbang, dan banyak potensi ekonomi daerah yang tidak diberdayakan. Pada akhirnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia jadi rentan gejolak ekonomi dan cukup lama berkutat pada zona lesu. Permasalahan inilah yang menjadi landasan terbentuknya kebijakan pembangunan infrastruktur di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.

    Giatnya pemerintah menggalakan pembangunan infrastruktur di seluruh pelosok negeri merupakan upaya yang bertujuan untuk membangun ekonomi yang berkeadilan, mengurangi tingkat kemiskinan, dan mengurangi tingkat pengangguran. Hebatnya, kebijakan pembangunan infrastruktur ini tidak menjadi omongan pejabat semata. Seperti yang dikatakan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, bahwa dampak dari kebijakan pembangunan ini mulat terasa. Saat ini, Rasio Gini Indonesia pada September 2016 berada pada angka 0,394, menurun dari angka 0,41 pada 2015. Pada Maret 2017 Ratio Gini juga bergerak turun meskipun penurunannya hanya 0,001. Selain itu, sejak kuartal keempat tahun 2016, pemerintah berhasil membalikkan ekonomi yang sebelumnya melambat.

    Upaya menurunkan ketimpangan bukanlah sesuatu yang mudah. Hal ini pun juga diakui oleh pemerintah. Pemerintah sadar bahwa ketimpangan ekonomi masih terlihat nyata dalam masyarakat. Permasalahan ini haruslah diatasi secara roadmad atau jangka panjang. Karena itulah pemerintah mengeluarkan Kebijakan Pemerataan Ekonomi yang mencakup tiga area utama. Ketiga area itu adalah Kebijakan Pemerataan Lahan, Kebijakan Pemerataan Kesempatan, dan Peningkatan Kapasitas SDM. Namun, untuk mengatasi masalah pembangunan ekonomi Indonesia ini, pemerintah saja tidaklah cukup. Kita harus memakai teori kolaborasi. Perubahan sebuah kota bahkan tidak cukup hanya mengandalkan peran pemerintah tetapi juga harus melibatkan, pengusaha, masyarakat, dan media. Pemerintah mempunyai political power, pengusaha mempunyai capital power, masyarakat termasuk di dalamnya komunitas mempunyai social power, dan media mempunyai information power. Masing-masing sektor ini mempunyai nilai perubahan sebesar 25% sehingga ketika digabungkan akan terjadi perubahan yang bernilai 100%,

    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !
    Sekarang, mari kita ngebahas yang cukup serius dibalik segala ketidak-intelekan yang pernah gue tulis di blog ini. Kita mulai dari judul tulisan ini, Liebe, diambil dari Bahasa Jerman, yang artinya 'cinta'.

    Jadi, apa itu cinta?

    Entah udah berapa banyak orang dari jaman Firaun masih main gundu yang mencoba mendefinisikan arti cinta itu sendiri, sehingga sampe sekarang gue yakin ada banyakkkkk banget definisi cinta yang bisa aja berbeda bagi tiap orang. Buat beberapa orang yang suka sama filosofi keanginan semesta, cinta bagi mereka tidak dapat didefinisikan dengan kata-kata, tapi bisa dirasakan. Buat orang yang demen banget mantengin Wikipedia, definisi cinta menurut mereka mungkin adalah sebuah perasaan yang diberikan oleh Tuhan pada sepasang manusia untuk saling saling mencintai, saling memiliki, saling memenuhi, saling pengertian. Mungkin buat pemegang member Cherrybelle Garis Keras, makna cinta adalah kamu karena "Love is youuu". Atau mungkin buat fans beratnya D'Bagindas, makna cinta adalah C.I.N.T.A, dan mungkin bagi orang yang udah lama les di First English dan Institute The British, arti "what is love?" bagi mereka adalah "apa itu cinta?". Jadi, sebelum gue dikeroyok dan ban motor gue dibakar massa, ada baiknya gue ngutip salah satu bagian terakhir dari bukunya Ika Natassa yang judulnya "Critical Eleven" yang kebetulan lagi bahas soal definisi cinta secara singkat :

    "ANYA
    Selama beratus-ratus tahun, penulis, filsuf sampai orang-orang biasa seperti kita berusaha mencari kata-kata yang tepat untuk mendefinisikan cinta. Anaïs Nin, penulis, mengatakan "What is love but acceptance of the other, whatever he is". Aktris Katherine Hepburn pernah bilang, "Love has nothing to do with what you are expecting to give -- which is everything". Haruki Murakami di novel Kafka On the Shore menulis 'Anyone who falls in love is searching for the missing pieces of themselves. So anyone who's in love get sad when they think about of their lover. It's like stepping back inside a room you have found memories of, one you haven't seen in a long time.'

    Favoritku diantara semuanya adalah yang pernah kubaca dalam penerbangan dari Sydney ke Jakarta, lima tahun yang lalu, setelah pertemuan pertamaku dengan Ale beberapa hari sebelumnya. Buku Antoine de Saint-Exupéry berjudul 'Airman's Odyssey' yang iseng kubeli di toko buku bandara, 'Love does not consist of gazing at each other, but in looking outward together in the same direction' ".

    Okay, sekarang gue bakal nulis definisi cinta menurut gue sendiri, and probably it would be long. Jujur aja, definisi cinta seorang Haykal waktu SMA yang punya penyakit jomblo menahun dan Haykal waktu kuliah udah beda jauh. Apalagi semenjak gue pacaran, gue jadi tau banyak hal yang gak gue tau sebelumnya dan juga belajar banyak hal yang gak pernah gue alamin sebelumnya, termasuk soal cinta ini, dan hal itu gue sebut dengan "strange feelings" karena emang ada beberapa hal yang baru gue alamin sampe gue suka bingung harus bereaksi kayak gimana. Dan kalo boleh jujur juga, waktu SMA gue sempet gak percaya kalo manusia bisa ngerasain cinta. Ya, gue liat banyak temen gue pacaran, sebegitu mesranya, kemana-mana bareng, fotonya relationship goals banget, gak malu kalo kentut depan pacarnya sampe berak-beraknya keluar, tapi kadang gue juga suka mikir apa mereka bener-bener feel that real love? Entah karena guenya yang keseringan mengalami cinta sepihak aja apa gimana, tapi gue masih suka berpikir gitu bahkan sampai sekarang, tapi seenggaknya udah gak separah dulu dan gue juga udah nyoba buat lupain gagasan bego nan jomblo sekali itu, karena semakin lama, tau sendiri kan, hehe.

    HAHAH JIR KOK GELI YA NULIS GINIAN.

    Oke kembali ke mode serius.

    Sebelum gue kuliah, yang artinya waktu gue SMP atau SMA, makna cinta sendiri simpel banget buat gue: cinta adalah apa yang menggerakkan elu untuk jadi lebih baik lagi ke depannya. Atau kata lainnya, cinta adalah Mario Teguh, memotivasi. Ini gue alami waktu gue SMP dan SMA. Dimana waktu SMP sendiri, gue cuman punya satu gebetan selama 3 tahun di SMP. Waktu itu gue diberi mukjizat berupa 3 tahun sekelas sama dia padahal sistem kelasnya diacak tiap tahun, tapi tetep kebegoan dan kepolosan gue membuat ujung-ujungnya gue ditikung juga (mau bilang ditikung juga gak bisa sih soalnya ya gak ngapa-ngapain :(( ) tapi intinya, salah satu alasan kenapa dulu gue lanjut ikut eskul PMR sampe lulus adalah salah satunya karena dia HEHE Ya Allah gue waktu SMP minum air putih aja dicampun mecin kayaknya :(

    Tapi okelah mari kita lanjut, jarang-jarang kan blog ini bisa dibully.

    Waktu SMA, kisahnya gak beda jauh. Selama 3 tahun di SMA, gue punya 2 gebetan. Gebetan pertama, yang kayaknya semua anak di angkatan gue tau siapa orangnya, gue incer selama kurang lebih 2 tahun 1 bulan, dimana selama periode itu gue bener-bener gak ada perkembangan sama sekali, ya sempet ada sih tapi abis itu gak ngapa-ngapain lagi, dan yang anehnya gue malah lebih deket sama Ibunya daripada sama anaknya. Lalu sampe akhirnya muncullah si gebetan kedua ini yang ujung-ujungnya malah jadi kayak pelarian aja karena gue capek 2 tahun gak ngapa-ngapain dan karena sebegitu jomblonya gue saat itu. Bahkan si gebetan kedua ini sampe sekarang cuman 2 orang yang tau identitasnya. Mungkin gue bisa sebut gebetan kedua ini lebih ke “Temen tapi baper”.

    Ah iya, selain motivasi, waktu masa-masa pembodohan itu gue juga belajar bahwa cinta adalah soal move-on, kalo kita siap mencintai maka kita juga harus siap melepaskan. Goenawan Muhammad, penyair terkenal itu, pernah ngetweet kayak gini di Twitternya sekitar 2 minggu yang lalu "Dalam perjuangan yang sengit, tak siap menang dan tak siap kalah berarti TAK SIAP. Prepare for the worst. Fight for the best”. Karena selama apapun lu pacaran sama seseorang, belum tentu ujung-ujungnya bakal nikah, karena siapa tau lu sekarang ini cuman minjem jodoh orang buat sementara waktu doang, jadi kapan pun kita harus siap buat move-on. Ditikung setelah sekelas 3 tahun, ditolak cinta setelah hampir semua temennya bilang pasti diterima, Line gue diblock sama gebetan, ngedengerin gebetan nyeritain mantannya terus, adalah pait-pait yang pernah gue alami selama masa SMP-SMA. Makanya, setiap gue dapet masalah soal ginian, gue selalu ngingetin diri gue sendiri bahwa gue udah sering ngadepin pait-pait yang kayak ginian waktu jaman SMP-SMA dulu, walau jelas pait-pait waktu masih jomblo sama pas udah pacaran bakalan beda jauh, tapi seenggaknya gue bisa memotivasi diri gue bahwa kenyataannya, gue masih bertahan setelah banyak kepaitan itu melanda hidup gue. Harusnya, masalah waktu pacaran lebih gampang diatasi karena lu punya hak buat menyelesaikan, baik itu masalah atau hubungannya tergantung seberapa pelik masalahnya. Tapi bisa juga lebih susah, terutama soal move-on.

    Buat move-on, emang kita gak bisa nentuin seberapa lamanya, karena itu tergantung sama diri kita masing-masing. Gue pernah baru bisa move-on setelah 7 bulan, tapi pernah juga udah bisa move-on setelah 1 bulan. Emang gak gampang sih buat move-on, gue aja dulu baru bener-bener bisa move-on setelah berbulan-bulan gak ketemu si penyebab gue gak bisa move-on ini. Tapi, waktu mau lulus SMA, gue dikasitau satu hal penting banget soal move-on dari Pak Dadi, guru sejarah / sosiologi yang juga wali kelas gue waktu kelas 12 dan jadi salah satu guru favorit gue semasa SMA. Pak Dadi adalah tipe yang gak beda jauh sama gue, sama-sama suka baca buku dan jenis bukunya pun hampir sama. Kita pun sering ngobrol bareng sampe sore abis pulang sekolah, biasanya sama Pak Yandi, Hasna, Nadyra, Jul, atau kadang si Gazza juga. Ngobrolnya kadang soal materi yang diajarin tadi, tapi malah seringnya ngobrol soal hal-hal diluar sekolah kayak politik, filsafat, sampe kisah asmara SMATB karena Pak Yandi adalah sumber nomor satu kalo soal gosip di SMA gue. Suatu waktu, kita (gue, Hasna, Nadyra, Jul, Pak Yandi juga) lagi ngobrol soal Nadyra atau Hasna gitu gue lupa soal mereka yang lagi galau-galaunya sama cowok, terus Pak Dadi bilang kayak gini :

    Untuk melupakan, kita harus mengikhlaskan.

    Kalimat sederhana Pak Dadi yang kayaknya dia dapet dari buku Tere Liye itu terus ‘ngena’ buat gue dan gue kasih ke temen-temen gue yang lagi galau soal pacar atau mantannya. Karena setelah gue pikir, itu emang bener. Buat bener-bener bisa move-on dan lupa sama masa lalu, kita harus mengikhlaskannya. Karena dengan ikhlas, itu artinya kita udah berserah diri sama Tuhan dan ngebiarin Tuhan nyelesein masalahnya. Bukan cuman masalah cinta, tapi juga masalah hidup, karena hidup adalah soal move-on. Karena hidup ini bukan melulu soal cinta. Karena hidup ini bukan melulu soal kesedihan.

    Dan buat gue pribadi, kunci move-on juga adalah sabar. Kadang-kadang, kita tetep gak bisa ngelupain masalahnya walau udah yakin banget bahwa kita udah ikhlas, padahal sebenernya itu berarti kita belum sepenuhnya ikhlas, tapi kita gak sadar. But sometimes move-on is not that simple. Kadang, waktu kita udah bener-bener mau move-on, tiba-tiba aja suka ada hal yang ngingetin kita sama kejadian yang ngebuat kita jatuh itu. Buat gue, it’s okay, kita cuman bener-bener perlu waktu aja buat bisa move-on total asal kita bisa sabar, ada anggapan terkenal yang bilang bahwa time would heal the wounds. Ali bin Abi Thalib, salah satu sahabat Nabi Muhammad yang paling terkenal juga pernah bilang kayak gini "Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak kesabaran (yang kau jalani), yang akan membuatmu terpana sehingga kau lupa akan pedihnya rasa sakit yang sedang kau alami". Setiap orang punya lukanya masing-masing, dan luka itu juga yang jadi sebab kekuatan setiap orang selama ini.


    Jadi, mungkin itu sekilas soal makna cinta buat gue semasa SMP dan SMA, yang penuh dangdut banget dan penuh drama tapi sayang gaada produser FTV yang mau nayangin kisah gue tiap Jumat siang di SCTV buat ditonton sama Perkumpulan Asisten Rumah Tangga Ceria Clalu yang ada di tiap RT di Jabodetabek. Tapi waktu kuliah, pikiran gue jadi lebih terbuka soal yang namanya cinta. Karena waktu kuliah ini gue mengalami yang namanya pacaran untuk yang pertama kalinya HAHA Ya Allah sehilang arahkah daku saat sekolah dulu :( Selain itu, banyak temen gue dari luar kota yang pacaran sama temen SMA-nya dan otomatis harus menjalani LDR, yang otomatis juga ngebuat gue belajar lebih jauh soal cinta ini, karena LDR adalah masalah yang jarang ada di ranah pergalauan temen-temen gue waktu SMA. Setelah sebelumnya cuman bisa baca soal kisah-kisah LDR tanpa ada rasa empati sama sekali, akhirnya di kuliah ini gue lumayan bisa ngerasain perjuangan temen-temen gue yang LDR sama pacarnya. Kayak Gemilang yang pacarnya di Tasikmalaya, Ilham Akbar yang pacarnya di Semarang, Ferrel yang pacarnya di Surabaya, Roosy juga pacarnya di Surabaya, dan puluhan orang lain di SBM angkatan gue yang harus menjalani LDR karena kuliah ini. Dari mereka semua, gue belajar banyak hal, baik yang bagus atau yang buruknya, yang ngebuka pikiran gue lebih luas soal hal ginian.

    Dan salah satu yang ngebuat gue mikir adalah waktu Rara, pacar gue, suatu waktu cerita gini ke gue “Kal ih si itu baru putus lho sama pacarnya, padahal udah 4 tahun pacaran mereka huhuhu sedih banget. Si itu juga putus sama pacarnya padahal udah tinggal nikah kayaknya mereka, si ini juga putus tauu belum lama ini, si itu juga bentar lagi mau putus deh kayaknya berantem mulu soalnya”.

    Intinya, banyak temen kuliah gue yang putus setelah menjalani LDR ini, padahal setau gue banyak dari temen gue ini yang udah pacaran selama 3-4 tahun, terus putus gitu aja padahal belum setahun LDR-an dan malah ada beberapa dari temen gue yang baru putus ini yang langsung bisa move-on dan udah deket sama orang baru setelah mereka putus. Gue juga gak paham lagi kenapa mereka bisa putus, tapi itulah kenyataan yang terjadi. Mereka putus setelah bertahun-tahun pacaran, cuman gara-gara jarak yang misahin mereka yang bahkan belum setahun dijalani. Sempet kasian sih gue ke beberapa temen gue yang kayaknya belum bisa move-on, karena abis putus itu mereka jadi sering kemana-mana sendiri dengan muka murung dan susah diajak ketawa, ada juga yang abis putus hobinya jadi sering ngegalau di snapgram dan juga nyanyi-nyanyi lagu galau, tapi ada juga yang udah langsung move-on dan cerita ke gue “Eh Kal gue mau ngedeketin si ini nih, bantuin dong”. All the best for you guys aja lah.

    Kadang-kadang, hidup emang se-gila.ya.ada.yang.kayak.gitu itu.

    Gue mau nyoba menganalisis penyebab kenapa banyak temen-temen gue yang LDR bisa putus setelah bertahun-tahun pacaran dan kenapa banyak orang yang gak suka LDR. Yah, walau LDR yang gue jalani cuman sebatas waktu pacar gue pulang ke Surabaya dan gue tetep di Bandung HEHEHE. Jadi, setelah analisis sana-sini dan nanya ke berbagai polsek serta lampu merah, gue mendapat kesimpulan bahwa salah satu penyebab putus rangorang yang LDR itu adalah karena mereka masih susah beradaptasi buat meyakinkan diri mereka kalo mereka percaya sama pasangan mereka yang ada di tempat nun jauh disana. Mereka mungkin gak yakin dia atau pasangannya bisa menjaga diri waktu lagi jauh-jauhan, karena kalo udah lama gak ketemu, semua kemungkinan bisa aja terjadi kalo kita gak ngejaga komunikasi baik kita sama si doski. Karena cinta terjadi waktu kita saling percaya dan saling menghargai.

    Kalo kata Tere Liye mah “Tidak perlu cemas apalagi takut, apalagi dalam urusan perasaan. Karena jikalau itu memang sejati, kita tidak akan cemas walau sesenti, sejauh apapun ia pergi, dia pasti akan kembali”. Gue juga jadi keinget salah satu quotes terkenal dari Richard Bach, penulis buku ‘Si Camar Jonathan Livingston’ yang bagus dan memberi motivesyen itu, yaitu “If you love someone, set them free. If they back, they’re yours. But if they don’t, they never were.”

    Saling percaya dan saling menghargai ini bukan cuman buat rangorang yang lagi LDR aja, tapi berlaku juga buat semua orang, dan kita pun gak usah melakukan sesuatu yang mewah-mewah (kayak ngebawa dia makan malem di Istana Sultan Brunei) buat membuktikan kalo kita menghargai dan percaya sama pasangan kita. Saling percaya bisa lu lakukan dengan tidak mengekang dia, tetep ngasih dia kebebasan buat ngabisin waktu sama temen-temennya, sama keluarganya, sama diri dia sendiri. Tapi tetep lu harus kasih batasan sama kepercayaan lu ini, jangan terlalu ngasih dia kebebasan karena gimana pun, kalian udah berkomitmen satu sama lain. Kunci biar saling percaya sendiri adalah jujur, baik ke diri lu atau ke pasangan lu. Dan buat menghargai pasangan lu sendiri juga bisa dilakukan dari hal-hal kecil, kayak misalnya perhatian, ngedukung apa yang pasangan kita lakukan, ngehargain setiap kekurangannya dan nyoba buat bantu dia nemuin potensi yang dia gak tau, atau kadang menghargai bisa dilakukan dengan sesimpel gak main HP waktu lagi berduaan. Karena waktu kalian lagi ngobrol berdua, artinya lu udah berkomitmen buat ngasih waktu sama si dia ini, bukan sama orang-orang yang ada di HP lu. Karena kalo misalkan lu keseringan ngutak-ngatik HP waktu lagi berduaan sama si dia, bisa jadi si dia ini bakal males ke lu dan malah bakal nyari pelarian karena lu yang terus ngobrol sama orang-orang di HP lu padahal kenyataannya, lu lagi ngobrol sama dia.

    Karena hal yang besar dimulai dari hal yang kecil.

    Tapi kadang, hidup gak sesimpel itu buat bisa percaya sama orang. Gue jadi inget salah satu kisah yang menurut gue sedih banget, kejadiannya belum lama kayaknya. Soal anak bungsunya Amien Rais, namanya Haqy, tiba-tiba ngelamar cewek yang sebenernya udah punya pacar tapi lagi LDR-an, namanya Selma, dan si cewek ini nerima lamaran anak Amien Rais ini dengan berbagai pertimbangan dan akhirnya terpaksa harus mengorbankan cowoknya, yang lagi menjalani pendidikan di Malang sana (Selma ini di Jogja btw). Gue rada mager buat nyeritain semua kisah-kasihnya, karena bisa lebih panjang dari tulisan gue sendiri, jadi coba lu cari-cari aja di Google “Kisah Selma-Haqy” atau cari di Instagram dengan hestek #HaqySelmaJourney.

    Buat beberapa orang, kisah mereka itu relationship goals banget dan inspiratif. Tapi buat gue dan beberapa orang lainnya juga, kisah mereka gak inspiratif sama sekali. Walau secara agama, emang cara yang paling bener itu adalah langsung ngelamar buat ngajak nikah. Tapi tetep aja gak etis, karena si Selma dan mantan pacarnya ini (namanya Senna) udah pacaran lama dan LDR-an yang artinya seenggaknya dari awal mereka udah membuat komitmen untuk bersama terus walau ada badai menghadang walau jarak memisahkan mereka ~ Komitmen adalah janji dan komitmen ini ada dalam pacaran yang melibatkan orang dewasa. Selama masih berkomitmen bersama, yaudah hargai komitmennya. Mau seburuk apa pun pasangannya, kalo masih berkomitmen bersama ya tetep hargain komitmen itu. Kalo nggak sanggup atau nggak mau lagi, yaudah putusin komitmennya. Gausah nunggu biar lu ditikung, karena bakal lebih nyesek buat mantan lu ntar. Kalo istilah kerennya sih, jangan ninggalin waktu lagi sayang-sayangnya. Kisah Selma-Haqy bakalan lebih inspiratis dan etis kalo misalkan Mbak Selma ini emang lagi single dan lagi memantaskan diri buat dapet yang terbaik, lalu Mas Haqy dateng ngelamar tanpa embel-embel “Nikah ditinggal mantan”. Atau kalau mau edan sekalian, Mas Haqy ini minta izin ke Mas Senna buat ngelamar Mbak Selma, biar bisa diselesein dengan cara yang laki sekalian.

    YA ALLAH HAHA GUE GEMES BANGET BACANYA KENAPA SIH RANGORANG ANEH-ANEH AJA.

    Tapi siapalah gue ini yang cuman netizen yang suka ngisi bensin motor pake kegiatan yang bermanfaat. Karena pada akhirnya, mereka nikah juga dan Mas Senna harus dikorbankan di Malang sana. Untungnya Mas Senna ini kayaknya tabah dan ikhlas buat nerima kalo Mbak Selma ternyata gak sedewasa yang ia bayangin waktu dulu komitmen pas LDR-an. Keikhlasan Mas Senna ini tergambar dari Mas Senna yang pernah sekali waktu nge-upload foto lampu dengan caption yang gue lupa persisnya tapi intinya adalah lu gak akan bisa menghargai cahaya bila tidak ada kegelapan.

    Ngebahas Selma-Haqy, gue jadi mau coba bahas salah satu hal yang bisa jadi paling menarik dan juga jadi salah satu hal yang paling gak mau dialami sama muda-mudi yang sedang tayang-tayangnya. Selingkuh.

    Gue pengen aja nulis ini setelah kira-kira seminggu lalu, waktu gue lagi scroll tymlin di Twitter, gue liat bahwa si Joshua (yang dulunya nyanyi lagu “Diobok-obok” itu) ngetwit kayak gini “Reply tweet ini dengan satu fakta yang mantan / gebetanmu gak tau”, dan gue pun cuman bisa ikut baca aja karena gue gak punya mantan dan kalau pun punya, fakta yang mantan / gebetan gue gak tau gak akan lebih dari “Konoha bukan Negara demokrasi”. Waktu lagi scroll tymlin sambil baca reply netizen ke tweet si Joshua ini, gue nemu ternyata banyak banget yang selingkuh waktu masih pacaran dulu, ada juga yang ngaku kalo dia suka adeknya, ada juga yang bilang semoga istrimu gak tau kalo kita masih sering ngechat, ada juga yang ngaku kalo gebetannya gak tau bahwa dia mutusin mantannya dulu gara-gara alisnya gak simetris. Tapi dari itu semua, salah satu reply yang paling menarik adalah dari cewek yang bilang gini “Selama 1.5 tahun kita pacaran dulu, aku udah 2 kali selingkuh loh”.

    Jujur aja, reaksi pertama gue abis baca itu adalah, wtf.

    Karena apa ya, kadang gue gak paham aja ada orang yang bisa 2 kali selingkuh waktu lagi pacaran, udah 1.5 tahun pula pacarannya, dan itu bukan waktu yang sebentar. Karena buat gue, yang lebih sakit dari “Mencintai tapi tak memiliki” adalah “Memiliki tapi tak dicintai”, sama kayak lirik lagu Armada yang baru “Asal Kau Bahagia” yang ada di bagian reff-nya “Aku punya ragamu, tapi tidak hatimu”. Karena kesetiaan itu diuji oleh waktu, jarak, dan hadirnya orang lain.

    Dari sini, mari kita analisis. Sebenernya, apa sih yang ngebuat orang jadi punya niatan selingkuh dari pacarnya? Karena pacar kita membosankan? Karena pacar kita kurang ini kurang itu dibanding selingkuhan? Karena alis dia gak simetris? Karena dia kalo kentut kurang vibra? Apa malah karena pacar kita gak nurut waktu kita suruh buat ngecat rambutnya supaya warnanya sama kayak warna pager TK Harapan Rakyat? Sebenernya, kalo kita udah punya niatan buat selingkuh dari pacar, alasan apapun bisa dicari yang ujung-ujungnya intinya pacar kita jele’ gue maunya sama dia.

    Dan ada satu hal yang mendasari semua alasan dan niatan buat selingkuh itu. Bukan cuman mendasari selingkuh aja, tapi juga mendasari hal yang namanya berantem. Setelah melihat perilaku pacaran temen-temen gue dan menganalisis alasan kenapa mereka putus, gue jadi nyadar bahwa selingkuh dan berantem itu biasanya bukan disebabkan sama ketidakcocokan atau perbedaan. Tapi oleh satu hal yang namanya kebosanan.

    Akuilah wahai kalian yang udah pacaran lama dan tidak LDR (atau yang LDR juga bole deh ikut nimbrung), bahwa sekeren dan seindah apapun pasangan kita, gak akan ngejamin bahwa kita bakal betah terus sama dia. Karena kita manusia. Di suatu titik, kita pasti bakal ngerasa bosen sama pasangan kita, itu wajar banget, apalagi kalo lu ketemu tiap hari sama pacar lu. Tapi, selingkuh bukan cara yang elegan dan etis buat nyelesein masalah kebosanan lu itu. Karena, kalu lu cinta sama seseorang, lu pasti bakal respect sama dia, dan kalo lu udah punya niat buat selingkuh itu artinya lu udah gak ada respect sama dia.

    Karena sebenernya, yang jadi masalah bukanlah bosennya, tapi adalah ilusi waktu lu bosen sama pasangan lu. Waktu lu lagi bosen sama pasangan, bakal muncul tuh ilusi seakan-akan kita nemuin orang yang “lebih baik” dari pasangan kita itu. Dan, kalo misalkan lu putus dan akhirnya milih si ‘orang yang lebih baik’ ini, nantinya lu pasti bakal ngerasa bosen sama dia sekeren apapun selingkuhan lu itu. Jadi, kalo misalkan lu udah nemu pasangan yang oke, yang setia, gak usah deh tergiur dengan ilusi ‘orang yang lebih baik’. Karena faktanya, dia bukan lebih baik dari pasangan kita, cuman lebih baru aja.

    Salah satu bukti kalo kebosanan adalah penyebab utama niat pengen selingkuh atau berantem ada waktu kita masih PDKT. Waktu kita PDKT, semua kekurangan gebetan kita kayak dia yang sebenernya males-malesan kek, rambutnya bau matahari kek, eyelinernya kurang badai kek, sampe kayak dia kalo makan nasi goreng kerupuknya dimakan di akhir kek, pasti bakal kita maklumi. Kenapa? Karena orang yang sedang dimabuk cinta itu toleransinya berjuta-juta, jadi dia bakal maklum dengan semua kekurangan gebetannya, sekalipun ia tau bahwa kalo gebetannya itu brengsek atau playboy, misalnya. Sedangkan orang yang bosan sama pasangan, masalah-masalah kecil akan dijadikan keluhan dan tumbuhlah bibit pertengkaran, dan inilah yang akan membawa arah hubungan itu jadi tidak benul. Penyelesaiannya sendiri tergantung gimana cara lu berkomunikasi sama pasangan lu. Dan suatu waktu, sesuatu pasti berakhir, entah itu masalahnya atau hubungan lu.

    Emang gue akui, kalo misalkan kita gak bosen pun, di dunia ini pasti ada orang yang lebih baik dari kita atau pasangan kita. Yang lebih ganteng, yang lebih cantik, yang lebih pinter, yang lebih keren, yang lebih tajir, yang lebihnya banyak dari kita. Karena emang, beberapa orang emang diciptain sekeren itu sama Tuhan. Tapi, kalo lu emang bener-bener cinta sama seseorang, semua kelebihan yang ada pada orang lain itu bakal gak berarti apa-apa, karena lu tau kalo lu udah merasa cukup dan bersyukur sama apa yang udah lu punya saat ini, walau yang udah lu punya ini banyak kekurangannya. Lu bisa bersyukur waktu lu udah memutuskan buat berhenti nyari yang lain lagi karena udah ada ‘dia’ yang lu punya sekarang. RA Kartini, yang jadi salah satu panutan soal wanita, pernah bilang kayak gini di salah satu suratnya “Tak peduli seberapa keras kamu mencoba, kamu tak akan pernah bisa menyangkal apa yang kamu rasa. Jika kamu memang berharga di mata seseorang, tak ada alasan baginya untuk mencari orang lain yang lebih baik darimu”.

    Karena bahagia datang dari dalam diri, dan bersyukur juga datang dari dalam diri. Karena emang gak ada yang sempurna. Tapi walau gak sempurna, kita bisa membuatnya lengkap dengan cara selalu bersyukur dan berterima-kasih buat semua yang kita punya, termasuk ‘dia’ kalo misalkan lu udah punya. Dengan bersyukur sama apa yang udah lu punya, keinginan ini-itu bakal ilang, kecewa & penyesalan bakal ilang. Apa yang akan datang emang pantas disyukuri, tapi apa yang udah kita punya seharusnya lebih disyukuri lagi.

    Dan yang terpenting juga, jangan membanding-bandingkan diri lu atau pasangan lu sama orang lain yang keliatannya lebih baik. Karena setiap orang punya kelebihan kekurangan masing-masing, karena Tuhan nyiptain manusia itu limited edition. Kalo misalkan lu dibanding-bandingin dan lu terima-terima aja, itu artinya lu udah kalah sama diri lu sendiri. Gak ada salahnya juga buat mencontoh perilaku orang yang baik, kalo emang itu bisa ngebuat hidup lu jadi lebih baik ke depannya. Tapi yang gak boleh adalah waktu lu dibanding-bandingin dan lu malah jadi kepikiran terus dan jadinya lu gak belajar apa-apa dan lu malah jadi orang yang gitu-gitu aja.

    Which do you want? The pain of staying where you are, or the pain of growth?

    Dari situ, gue nyadar lagi bahwa kalo ngejalin hubungan, yang terpenting bukanlah seberapa lama hubungannya, tapi seberapa dalam rasanya. Gue jadi inget lagi sama salah satu penggalan sajaknya Aan Mansyur yang judulnya ‘Pukul 4 Pagi’, yang ada di buku ‘Tidak Ada New York Hari Ini’ yang jadi buku puisi resmi film AADC 2. Di sajak tersebut, dia nulis kayak gini “Kadang-kadang, kau pikir, lebih mudah mencintai semua orang daripada melupakan satu orang. Jika ada seorang telanjur menyentuh inti jantungmu, mereka yang datang kemudian hanya akan menemukan kemungkinan-kemungkinan”.

    Saran dari gue, kalo lu udah punya pasangan yang baik, yang setia, yang ngebuat lu ngerasa nyaman, yang ngebuat lu jadi orang yang lebih baik, sebisa mungkin pertahanin. Gak usah aneh-aneh sama ilusi orang baru itu, karena ujungnya bakal sama aja dan orang baru yang lebih baik itu belum tentu bahagia yang elu cari, dan yang menarik belum tentu yang terbaik. Jadilah pasangan yang tetap sejuk dikala panas, tetap manis di tempat yang pahit, dan tetap tenang di tengah badai yang paling hebat. Jadilah yang teratas, tapi tidak dengan cara menginjak kepala orang lain. Jadilah yang tertinggi, tapi tidak dengan cara mencuri tangga orang lain.

    Selingkuh buat nyelesein masalah kebosanan sama pasangan malah jadi gak etis sama sekali, sekali pun pacar lu mengakui bahwa emang selingkuhan lu lebih baik dari dia. Karena urusan kayak ginian tidaklah sebercanda itu. Buat gue sendiri, kalo misalkan lu emang udah bosen sama pasangan, coba cari kegiatan lain yang aneh-aneh dan jarang lu lakukan berdua kayak roleplay (lu jadi pasangan lu begitu pun sebaliknya), atau main ke tempat yang baru dan asik, atau naik gunung barengan, atau travelling ke tempat yang jauh barengan, atau bisa juga masak barengan, atau mungkin bisa juga kalian sama-sama belajar jadi pawang ujan kan lumayan menghasilkan duit. Atau kalo nggak, cari topik obrolan lain yang jarang kalian bahas, karena emang semakin sering ketemu semakin sering ngobrol, topik obrolan suatu waktu akan habis (dan itulah yang ngebuat selingkuhan selalu lebih menarik, karena membawa topik obrolan baru yang sebenernya sama aja kayak waktu jaman lu PDKT sama si doi). Makanya, coba cari topik yang gak biasa atau kalo bisa yang lucu dan gendheng sekalian supaya bisa mencairkan suasana. Kalo lu biasanya ngobrolin pembahasan PR matbis, coba deh kali-kali lu bahas soal struktur dan pola bulu di dada pria atau bahas kenapa rangorang di twitter setia sekali dengan slogan ‘We fall in love with people we can’t have’, atau kali-kali bahas kenapa ternak lele adalah ide bisnis paling menjanjikan saat ini.

    Atau, kalo cara itu masih gagal juga, coba berikan waktu buat diri lu sendiri, istilah kerennya me time atau q time bagi anak alay pengunjung setia stafaband mah. Kalo kata Fiersa Besari di Instagramnya mah “Sejenak hilang untuk menghargai hadir. Sejenak berjarak untuk menghargai rindu”. Biar lebih paham, coba dengerin lagu Tulus yang ‘Ruang Sendiri’. Kalo misalkan pasangan lu minta waktu sendiri, kasih aja dulu, karena hidup ini bukan melulu soal cinta, ada keluarga, temen-temen, hobi, sekolah, karir juga yang harus kita urusin. Tapi tetep, kasih batasan, jangan sampe dia pengen waktu sendiri selama 15 tahun dan lu ngeiyain aja, itu mah kalo udah beres 15 tahun dia tiba-tiba dateng lagi nganterin anaknya yang mau masuk di hari pertama TK, kali.

    Jadi, semoga klean-klean yang lagi tayang-tayangnya bisa terus awet sama pasangan klean masing-masing. Rasa bosen itu pasti, tapi caranya menghilangkan rasa bosen itu tergantung sama diri kalian masing-masing. Karena bisa bikin banyak orang jatuh cinta di waktu yang sama itu hal yang biasa, tapi berkali-kali bikin jatuh cinta orang yang sama itu baru luar biasa.

    Dan saran gue buat yang jomblo, jangan buru-buru kalo mau suka sama orang, gak semua kekaguman adalah mencintai, dan gak semua kenyamanan adalah bahagia yang elu cari. Kalo misalkan lu sedih nih udah jomblo selama setahun lebih, inget aja gue. Pacaran pertama gue adalah waktu kuliah ini, umur 17 tahun, pasti dong dianggap telat banget sama temen-temen gue yang udah sering gonta-ganti pacar waktu SMP-SMA, sampe gue aja lumayan sering diejekin jomblo waktu SMA dulu, bahkan sampe awal kuliah sebelum gue pacaran. Buat gue, yang bener-bener baik itu bakal dateng tepat waktu. Gak akan terlalu lama, dan gak akan juga terlalu cepet. Karena kalo itu emang spesial, menunggu lama sekalipun bakal tetep kerasa berharga. Yang penting, tetaplah memantaskan diri dengan cara memperbaiki semua kelakuan lu karena jodoh adalah cerminan diri, sambil tetep berdoa diberikan yang terbaik di waktu yang tepat sama yang diatas sana.

    Cari yang sesuai kebutuhan lu, bukan sesuai dengan keinginan lu. Kadang, waktu milih pasangan, kita lupa ngebedain kebutuhan sama keinginan, yang akhirnya kita malah jadi ngedahuluin keinginan diripada kebutuhan, yang ujung-ujungnya bakal ngebawa ke kegagalan karena kalau sesuatu yang kita ingini dari pasangan kita itu pergi, rasa kita juga bakal pergi dari dia. Contohnya gini, kita misalkan pengan punya pasangan yang cakep, tapi apa yang sebenernya kita butuhin adalah punya pasangan yang selalu perhatian. Sayangnya, pasangan yang bisa ngasih perhatian ini mukanya gak cakep-cakep amat, dan yang cakep ini gak terlalu bisa ngasih perhatian dan hobinya malah ngedeketin orang lain waktu udah sama lu, misalnya. Dan anehnya, sebagai manusia, kita lebih cenderung buat milih orang yang cakep walau gak perhatian dibanding orang yang biasa aja tapi bisa ngasih perhatian.

    Nah, kalo udah kayak gini, artinya kita udah ngedahuluin keinginan dibandingkan kebutuhan kita. Akhirnya pun bisa ditebak, hubungan itu nggak akan bertahan lama karena akhirnya kita sadar bahwa yang kita butuhin gak ada di orang yang kita pengen tersebut. Ya, tanpa perhatian, kita nggak bisa nyaman sekeren seganteng sepinter apapun pasangannya. Jadi, buat lu yang lagi jomblo dan ngaku-ngaku lagi jadi fakir asmara, carilah orang berdasarkan kebutuhan lu, bukan keinginan lu. Karena lu bisa aja suatu waktu bosen ama yang elu mau, tapi elu gak akan bisa lepas dari yang namanya kebutuhan. Kebutuhan ini pun menurut gue bisa datang dari kita yang menciptakan kebiasaan barengan, dan nanti kebiasaan itu bakal menciptakan kebutuhan. Yah, gitulah.

    Tapi, perjuangkan apa yang pantes diperjuangkan. Kalo menurut istilah temen-temen gue di kampus mah, jangan jadi ‘bucin’ alias budak cinta, yang tetep bertahan walau udah disakitin atau udah didiemin berkali-kali. Kalo misalkan lu udah ngasih semuanya buat orang yang lu cintai, tapi itu masih belum cukup, mungkin lu ngasih ke orang yang salah. Lepasin aja, karena salah satu seni dari cinta adalah waktu lu mengalah, waktu lu ngeikhlasin dia karena lu sadar selama ini cuman lu doang yang berjuang. Perjuangkan orang yang memperjuangkan elu juga, karena cinta ini bukan urusan sendiri-sendiri. Kalo kata istilahnya mah, jangan buta saat jatuh cinta, don’t lose yourself trying to love someone. Gue jadi inget salah satu penggalan lirik yang ada di lagunya Efek Rumah Kaca – Jatuh Cinta Itu Biasa Saja :

    Jika jatuh cinta itu buta
    Berdua kita akan tersesat
    Saling mencari di dalam gelap
    Kedua mata kita gelap
    Lalu hati kita gelap
    Hati kita gelap
    Lalu hati kita gelap


    Mungkin ada salah satu dari kalian yang udah baca sepanjang ini dan masih memiliki gundah dan tanya dalam hati, “Jadi, makna cinta buat lu tuh apa sih, Kal?”

    Jadi, sekarang, buat gue cinta adalah saat lu ngerasa cukup dan bersyukur sama apa yang lu punya, karena itu bisa jadi faktor bahagia yang lu cari selama ini. Cinta itu waktu kita memberi tapi tidak berharap apa-apa. Ini kayak Allah dengan sifat Ar-Rahman yang artinya “Mahapengasih”, dimana Allah memberi nikmat buat semua mahluk hidup di dunia ini, tapi tidak berharap semua mahluk hidup itu taat pada-Nya. Dalam Bahasa Inggris, istilah keren untuk “Cinta adalah memberi tapi tak berharap diberi” ini yaitu ‘altruistic’. Buat gue juga, cinta adalah ‘rumah’, alias akan jadi tempat kita kembali kemana pun kita pergi. Mungkin bukan buat gue doang, tapi buat semua orang di dunia ini, terutama anak-anak rantau yang jauh dari rumah. Karena keluarga adalah cinta. Karena keluarga adalah rumah. Karena keluarga adalah tempat kita kembali.

    Tapi, cinta gak selamanya soal gebetan atau pacar. Sebenernya, ada orang yang harusnya kita cintai lebih dari pacar atau gebetan kita. Yaitu orang tua, dan diri lu sendiri, dan Allah atau Tuhan lu. Gue jadi inget, waktu masa-masa kelam dimana gue sempet gak percaya kalo manusia bisa ngerasain cinta, gue cuman percaya bahwa cinta yang tulus itu cuman datang dari Ibu ke anaknya. Dan emang, satu hal yang gak bakal ninggalin kita selain Allah adalah doa Ibu kita.

    Gue juga mau nekenin bahwa sebelum mencintai orang lain, ada baiknya lu mencintai diri lu sendiri. Ini supaya lu nanti bisa bangkit lagi kalo misalkan lu jatuh, ini supaya lu bisa move-on kalo misalkan lu dapet masalah. Secinta apapun lu sama seseorang, tapi kalo lu gak cinta diri lu sendiri, lu bakal jadi budak cinta ujung-ujungnya dan itu gak sehat buat idup sama hubungan lu. Karena emang kalo udah pacaran, hal yang bikin kita nyaman sama dia adalah waktu kita bisa jadi diri kita sendiri. So, the first rule of love is love yourself.

    Gue yakin, setiap orang bakal punya reaksi yang beda-beda setelah baca tulisan ini, tergantung dari kelompok umur dan tergantung dari apakah yang baca ini kenal sama gue apa nggak. Mungkin, buat yang masih usia SMP-SMA dan masih berjuang menemukan doinya, dia bakal geli-geli sambil senyum-senyum sendiri keinget gebetan waktu baca tulisan ini, tapi sambil galau karena gebetannya udah 12 menit gak bales chatnya, padahal dia cuman ngasih jeda 11 menit waktu bales chat yang terakhir. Atau mungkin anak kuliahan, yang udah semakin dewasa dan udah males sama bullshit-bullshit percintaan, bakal langsung nutup blog gue dan lalu ngerjain tugas praktikum kimia yang deadlinenya 2 jam lagi, tapi entah kenapa waktu lagi nyari solusi dari permasalahan praktikumnya, dia malah nyasar ke blog ini. Atau mungkin, yang udah Bapak-Bapak dan udah nikah bertahun-tahun sama istrinya, mungkin dia bakal senyum-senyum sendiri sambil berkata dalam hati “Hahaha baca tulisan ini jadi keinget waktu dulu PDKT sama si Bunda, laporin ke Satpol PP ah”.

    Loh-loh?! *digrebek Satpol PP*

    Sebagai penutup, gue mau ngutip salah satu kalimat yang ada buku “Critical Eleven” karya Ika Natassa lagi. Entah kenapa, gue suka banget sama bagian ini.

    “Ada cerita tentang pasangan kaya raya yang lagi merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang kelima puluh di sebuah hotel berbintang lima. Si MC dengan riang memanggil pasangan itu ke panggung dan mulai mewawancarai sang istri, “Bu, saya mau korek-korek dikit nih, ya. Menurut Ibu, Bapak ini ada kekurangannya gak?”

    “Sebanyak bintang di langit !! Sampai nggak sanggup saya menghitungnya.”

    Si MC kaget dengan jawaban si istri yang sangat blak-blakan. “Wah, apakah kebaikan Bapak juga banyak sekali, Bu?”

    “Justru sedikit sekali. Ibarat matahari di langit. Bumi malah cuma punya satu matahari.”

    “Lho, kalau begitu kok bisa Ibu hidup bersama Bapak rukun-rukun, akur, saling cinta sampai setengah abad?”

    Sang istri pun menoleh ke suaminya, tersenyum,

    “Karena, Dik, begitu matahari terbit, semua bintang di langit jadi tidak kelihatan.” “

    Selamat lima yang keenam.

    Wassalam.
    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !
    Older
    Stories

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Selamat datang di blog Hai Haykal ! yang merupakan pelopor tulisan tidak berguna sejak tahun 2011. Kami tidak bertanggung jawab atas gangguan mata, mual, muntah, kejang-kejang, dan ditinggal waktu lagi sayang-sayangnya setelah membaca blog ini.

    Tentang Aq

    HAYKAL SATRIA PANJERAINO
    Seorang mahasiswa tingkat akhir yang senang menulis hal yang tidak ada gunanya dan sedang memulai bisnis baju olahraga. Sering random, pelupa, dan suka marah kalo lagi laper.

    Yang Udah Nyasar

    Semua Tulisan

    • ▼  2018 (5)
      • ▼  Desember (1)
        • Memento Mori
      • ►  Agustus (1)
      • ►  Juli (3)
    • ►  2017 (11)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  Mei (1)
      • ►  April (2)
      • ►  Maret (3)
      • ►  Februari (3)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2016 (44)
      • ►  Desember (2)
      • ►  November (2)
      • ►  Oktober (2)
      • ►  September (1)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (30)
      • ►  April (3)
      • ►  Maret (1)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2015 (68)
      • ►  Oktober (2)
      • ►  September (5)
      • ►  Agustus (6)
      • ►  Juli (3)
      • ►  Juni (27)
      • ►  Mei (8)
      • ►  April (8)
      • ►  Maret (2)
      • ►  Februari (7)
    • ►  2014 (36)
      • ►  Desember (2)
      • ►  November (1)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (8)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (3)
      • ►  Mei (5)
      • ►  April (2)
      • ►  Maret (4)
      • ►  Februari (4)
      • ►  Januari (5)
    • ►  2013 (18)
      • ►  Desember (2)
      • ►  November (2)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (1)
      • ►  Juni (2)
      • ►  Mei (6)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (3)
    • ►  2012 (46)
      • ►  Desember (1)
      • ►  November (4)
      • ►  Oktober (4)
      • ►  September (2)
      • ►  Agustus (4)
      • ►  Juli (7)
      • ►  Juni (5)
      • ►  Mei (5)
      • ►  April (5)
      • ►  Maret (5)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (3)
    • ►  2011 (7)
      • ►  November (2)
      • ►  September (5)

    Kategori

    Ada Ilmunya Bodoh Cerpen Diriqu Fiksi Gak Jelas Galau Iseng Jejersian Keperluan Lomba Kisah Nyata Lagi Bener Lagu Galau Masa Kuliah Masa SMA Masa SMP Pembodohan Random Review Buku Sehari-Hari Sepak Bola Tantangan Menulis Random - Februari Tantangan Menulis Random - Juni Temen-Temen Terlalu Jujur Tulisan Pendek

    Paling Rame

    • Galauan Lagu : Adhitya Sofyan - Blue Sky Collapse
    • Debat Pramuka, Dan Lain-Lain
    • Secuil Kisah Trilogi di SMA Taruna Bakti (Pendaftaran)
    • Galauan Lagu : HiVi - Siapkah Kau 'Tuk Jatuh Cinta Lagi
    • Cowok Sunda-Cewek Jawa
    • Karena Kita Adalah Sahabat Bagi Diri Sendiri
    • Akhir Yang Indah di Bulan Juni
    • Secuil Kisah Trilogi di SMA Taruna Bakti (Pengumuman)
    • Galauan Lagu Secondhand Serenade - Awake
    • Hari Pertama Pake Kacamata

    Sosmed Aq

    • Google Plus
    • LinkedIn
    • Facebook
    • Twitter
    • Ask FM
    • Instagram
    facebook Twitter instagram pinterest bloglovin google plus tumblr

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top