Rencana Dana Pendidikan - Keperluan Lomba

November 24, 2013




“Siapapun yang berhenti belajar, jiwanya akan menjadi tua, entah usianya 20 atau 80 tahun. Dan siapapun yang terus belajar, maka jiwanya akan tetap muda. Hal yang paling dahsyat dalam hidup kita adalah berusaha untuk menjaga pikiran kita agar tetap muda.” ~ Henry Ford

Kata bijak tersebut dikatakan oleh Henry Ford, yang merupakan pencipta model mobil T yang menggunakan namanya sendiri, dan produk itu masih dikenal sampai sekarang, yaitu “Ford”. Tapi ini tidak ada hubungannya dengan esai yang akan saya tulis, saatnya kembali ke jalan yang benar.

Mari kita mulai...

Saat pertama kali mendengar tema dari esai ini (Rencana Dana Pendidikan Untukku), mungkin sebagian besar dari kita (yang masih pelajar) lantas saja berpikir “Rencana dana pendidikan? Ayolah, aku bahkan baru saja masuk SMA. Masa iya harus sudah memikirkan dana pendidikan untuk ke masa depan nanti? Biarkan orang tuaku saja yang memikirkan itu. Yang perlu aku pikirkan hanyalah belajar, tugas dan bagaimana caranya agar dapat naik kelas dengan nilai yang baik. Tidak lebih dari itu”.

Bagi saya, itu adalah salah 1 pemikiran paling aneh yang pernah saya dengar. Marilah kita berpikir rasional, kawan. Yah, setidaknya untuk hal yang 1 ini.

Mungkin kalian akan bertanya lagi “Duh, rasional apa lagi, sih? Kan saya sudah bilang, bahwa yang perlu saya pikirkan hanya belajar, tugas, dan cara agar saya bisa naik kelas dengan nilai yang baik, tidak lebih dari itu. Oh iya, lagi pula dalam soal ulangan Matematikan tidak akan pernah ada soal tentang rasional.” Oke, saya terima jawaban anda. Tapi mungkin Anda lupa bahwa belum lama ini pelajaran Matematika kelas 10 sedang membahas tentang cara merasionalkan penyebut. Sekali lagi, anda kalah dalam percakapan khayalan saya ini. Jadi, sebelum saya berkata rasional, kita harus tau, apa sih arti rasional itu sendiri. Menurut Kant, rasional adalah suatu pemikiran yang masuk akal dan sesuai dengan hukum alam.

Contohnya adalah “Kok bisa sih, manusia gak melayang-layang saat ada di bumi?”. Jawabannya simpel saja “Karena ada gaya gravitasi bumi yang dirancang sesuai dengan hukum alam.”, cukup rasional bagi saya. Tapi, jika ada pertanyaan seperti “Memang benar ya, Nabi Muhammad SAW pernah terbang sampai Langit ke 7?” Jika anda menjawabnya dengan “Ah, tidak mungkin, itu tidak rasional. Mana ada orang di abad ke 7 bisa terbang sampai ke langit lain. Saya tidak setuju”, maka kemungkinan besar Anda tidak akan disayang Tuhan. Ini beda lagi ceritanya.

Sekarang, apa hubungannya rasional dengan rencana dana pendidikan?

Jadi, hubungan antara rencana dana pendidikan dan rasional adalah, bagaimana caranya agar kita dapat menabung untuk digunakan sebagai dana pendidikan kita (atau kalau bisa dan lebih baik lagi, untuk keluarga kita dan orang tidak mampu) di masa mendatang. Itu artinya, sejak SMP (atau lebih baik lagi sejak SD) seharusnya kita sudah bisa menabung secara berkala. Baik dalam tabungan atau celengan sendiri, menabung di sekolah, di orang tua, ataupun menabung di ATM (zaman sekarang sudah banyak ATM yang menyediakan rekening bagi anak-anak, saya dan adik saya adalah salah 1 pelajar yang sudah memilikinya).

Dan jelas, sebelum menabung, kita harus mempunyai uang untuk ditabung terlebih dahulu. Untuk usia SD mungkin masih bisa lah meminta uang jajan kepada orang tua untuk kemudian ditabungkan. Untuk SMP mungkin masih bisa juga dengan cara yang sama seperti anak SD, atau mungkin sejak SMP kita sudah diberi uang saku bulanan, yang bisa kita sisihkan beberapa tiap bulannya. Tapi alangkah baiknya jika sejak SMP atau SMA kita menabung dari hasil uang yang kita dapatkan sendiri. Selain menyenangkan, menabung dari uang yang kita dapatkan dari hasil sendiri (yang halal tentunya) akan mendatangkan rasa puas dan bangga yang tidak bisa dijelaskan. Mungkin bagi siswa yang tidak terlalu mahir dalam mengerjakan soal Matematika (seperti saya), rasa puas menabung dari uang hasil sendiri sama dengan rasa puas saat kita telah selesai mengerjakan soal Matematika yang lumayan sulit, dan itu dikerjakan sendiri. Anda pasti pernah mengalaminya, rasa puas dan bangga yang tidak bisa dijelaskan saat kita berhasil mengerjakan soal Matematika yang menurut kita, soal tersebut sungguh rumit.

Oke, kembali pada cara kita untuk mendapatkan uang sendiri agar dapat ditabung. Jika melihat penjelasan saya diatas, mungkin beberapa dari anda berpikir bahwa saya menekan pelajar SMP dan SMA untuk melamar kerja di perusahaan agar mendapatkan uang hasil sendiri. Sekali lagi anda berpikir tidak rasional, setidaknya di dalam imajinasi saya. Saya pernah membaca sebuah kata-kata mutiara, atau yang lebih populer dengan nama “quotes”. Quotes itu mengatakan “Jika Anda lembek kepada diri Anda sendiri, maka dunia akan keras kepadamu. Dan jika Anda keras kepada diri Anda sendiri, maka dunia akan lembek kepadamu”, saya lupa siapa orang yang mengatakan ini, tapi saya ingat bahwa Ayah saya juga pernah mengatakan ini kepada saya. Arti dari kalimat di atas kurang lebih seperti ini “Jika Anda tidak ingin berusaha dan bermalas-malasan, maka Anda akan kesusahan untuk bersaing di dunia ini. Dan jika Anda berusaha keras, disiplin dan rajin kepada diri Anda sendiri, maka Anda tidak akan kesulitan dalam menghadapi persaingan di dunia ini. Dalam artian lain jika kita bermalas-malasan, sangat kecil kemungkinan kita untuk menjadi sukses, rezeki akan menjauhi kita dan kita pun akan menjadi pengangguran. Sementara jika kita disiplin dan mau berusaha, maka kemungkinan kita akan menjadi orang sukses, dan rezeki dari Tuhan akan datang dengan sendirinya, dan mungkin kita dapat membantu orang yang bermalas-malasan tadi.”

Masih ingat dengan rasional yang sebelumya saya bahas? Yap, ini adalah hubungannya.

Kembali kepada bahasan sebelumnya. Ada banyak cara untuk mendapatkan uang hasil sendiri sejak SMP atau SMA. Bisa dengan berjualan, berprestasi, ataupun dengan jasa lainnya yang dapat menghasilkan. Ah iya, saya pun baru ingat bahwa usia produktif (usia dimana seseorang seharusnya sudah dapat menghasilkan uang sendiri) itu antara 15-64 tahun. Walaupun saya masih 14 tahun menuju 15 tahun, tapi sejak sekarang saya mencoba untuk menghasilkan uang sendiri. Dan untuk beberapa kesempatan, saya bisa dibilang berhasil. Cara yang saya terapkan untuk mendapatkan uang hasil sendiri adalah berjualan. Dan saya memilih untuk berjualan kostum sepak bola atau yang lebih popular disebut jersey, suatu hal yang memang sangat saya sukai sejak 1 tahun ke belakang ini. Pertama kali saya memiliki jersey adalah saat saja kelas 3 SMP. Sejak saat itu, saya bisa dibilang ‘ketagihan’ membeli jersey. Sampai sekarang ini saya memiliki kira-kira 20 jersey, dan kebanyakan belum pernah saya pakai sama sekali, hanya menumpuk di lemari.

Dan mulai saat itulah, saya mulai memikirkan untuk menjual beberapa jersey tersebut untuk mengurangi beban di lemari dan untuk menambah uang saku. Dan sejak beberapa waktu yang lalu, saya benar-benar telah melakukannya. Walaupun jersey yang saya jual baru 2 buah, tapi Alhamdulillah, jersey yang saya jual tersebut dapat laku dengan cepat, dengan keuntungan yang bisa dibilang lumayan. Pada awalnya saya hanya berjualan jersey yang tidak asli atau yang biasa disebut “KW”. Tapi, belum lama ini, saya mulai untuk menjual jersey original (asli) yang jika kita mendapatkannya dengan harga murah, maka jika kita jual kembali kita dapat mendapat keuntungan yang cukup besar karena harga jual jersey original yang cukup mahal. Saya pun masih berusaha sampai sekarang.

Selain itu, mulai saat ini saya mulai berjualan buku yang ada di rumah saya (tentu bukan buku orang tua saya). Dan bisa dibilang, keuntungan yang saya dapatkan cukup baik. Itu karena kecintaan saya terhadap buku, yang membuat saya dapat dibilang merawat buku yang saya jual dengan baik. Kecuali mungkin untuk beberapa buku yang tidak saya sukai, hehehe. Sejak SMP juga, saya sudah mulai mengikuti lomba menulis yang diselenggarakan secara online. Yang biasanya saya ikuti adalah lomba menulis cerita pendek, ataupun esai yang saya kuasai. Dan puncaknya adalah saat saya terpilih mengikuti Duta Bahasa Pelajar Jawa Barat 2013 7 November lalu. Walaupun saya tidak masuk Final, hal itu dapat membuat kepercayaan diri dan kemampuan saya dalam membuat suatu cerita dapat berkembang. Selain lomba menulis, saya pun pernah mengikuti lomba fotografi Nasional. Tapi saya gagal, karena mungkin saya melanggar beberapa aturan lomba. Bodoh sekali.

Dan tentu, uang yang saya dapat dari hasil penjualan jersey dan buku tersebut (dan uang yang mungkin saya akan menangkan dalam beberapa lomba) akan saya tabungkan sebagian, karena saya adalah orang yang termasuk jarang jajan saat di sekolah. Lagi pula, menabung sejak sekarang dapat mengurangi beban orang tua saya untuk membayar biaya sekolah saya yang bisa dibilang cukup mahal. Atau mungkin suatu saat saya dapat membayar uang sekolah sendiri, suatu hal yang tentu menyenangkan. Dan mungkin, jika saya cukup pintar, saya akan mendapatkan beasiswa yang akan semakin meringankan beban orang tua saya dan uang hasil saya sendiri pun dapat saya gunakan untuk mengembangkan usaha saya. Menyenangkan sekali.

Sejujurnya, suatu saat saya ingin artikel atau cerita saya dapat dimuat dalam sebuah koran atau majalah. Mungkin untuk pertama kali, saya ikhlas jika tidak dibayar, istilahnya “Biarkanlah saya menikmati rasa bangga ini terlebih dahulu.” Tapi jika sudah berkala, tentu saya akan mencari koran/majalah yang dapat membayar saya. Karena saya pun butuh uang, zaman sekarang susah mencari yang gratis, selain Ridho Allah Swt., hehehe. Atau yang lebih saya harapkan lagi, suatu saat saya dapat menerbitkan sebuah buku yang di sampul depannya tertulis nama saya. Bagi saya itu adalah suatu kebanggaan tersendiri dari seorang pemuda yang bercita-cita menjadi seorang penulis. Dan apa lagi jika mengetahui jika buku karangan kita sukses dan disukai banyak orang. Entah apa yang akan terjadi pada saya jika hal tersebut terjadi, mungkin saya akan menjadi gila, tentu bukan dalam artian sebenarnya.

Mungkin bagi Anda, hal yang saya lakukan di atas (jersey, buku dan menulis) adalah hal-hal kecil. Siapa bilang? Mereka tidak kecil, karena bagi saya ke 3 hal tersebut adalah sesuatu yang sangat saya sukai. Maka saya akan terus berusaha menjaga hati dan pikiran saya tetap terfokus kepada tujuan saya, saya tidak akan pernah menyerah untuk itu. Dan seperti kata Henry Ford di awal esai, saya akan terus belajar agar pikiran saya tetap muda. Saya akan berusaha maksimal, dengan disertai doa. Saya pasti bisa.

“Pergilah dengan percaya diri ke arah mimpi kalian. Wujudkanlah yang kalian angan-angankan dengan usaha dan doa.” ~ Henry David Thoreau

You Might Also Like

0 komentar