Haykal Satria Panjeraino. Diberdayakan oleh Blogger.

Hai Haykal !

    • Beranda
    • Tentang Aq
    • Kuliah
    • Bisnis
    • Keseharian
    • Romansa
    • Serius
    Memento Mori. Sebuah kalimat dalam bahasa Latin yang artinya adalah "Ingatlah akan kematianmu". Dalam definisi yang lebih jauh lagi, kalimat ini mengajarkan kita agar kita selalu memberikan yang terbaik dalam hidup ini, dalam kita menjalani aktivitas sehari-hari lakukanlah semuanya itu seolah-olah itu adalah hari terakhir dalam hidupmu. Sehingga semua yang kamu lakukan memiliki arti bagi dirimu maupun orang lain. Dalam Islam sendiri, konsep dan esensi mengingat kematian ini juga banyak dibahas dalam Al-Qur'an dan Al-Hadist, seperti yang Allah SWT firmankan di QS Ali Imran: 85, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati”, dan masih banyak lagi ayat di Al-Quran yang mengingatkan kita tentang pentingnya mengingat kematian. Dalam Islam sendiri kita dianjurkan banget untuk melakukan ibadah sebaik-sebaiknya dengan cara mengingat kematian, seolah itu adalah ibadah terakhirmu di dunia. Gue juga selalu inget salah satu khotbah Shalat Jumat pas gue SMP, dimana saat itu khatibnya bilang 'Orang yang cerdas dalam Islam itu bukan yang bisa ngafalin pelajaran, bukan juga yang nilainya bagus dan berprestasi, tapi orang yang cerdas adalah orang yang senantiasa mengingat kematian'. Berikut rujukan hadist Nabi Muhammad SAW untuk hal tersebut :

    Ibnu Umar RA berkata, ''Aku datang menemui Nabi Muhammad SAW bersama 10 orang, lalu salah seorang Anshar bertanya, siapakah orang yang paling cerdas dan paling mulia wahai Rasulullah? Nabi menjawab, orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya, mereka itulah orang-orang yang cerdas, mereka pergi dengan membawa kemuliaan dunia dan kehormatan di akhirat.'' (HR. Ath-Thabrani, disahihkan al-Munziri).

    Pertama kali gue denger kalimat 'Memento Mori' ini adalah dari video TEDxITB yang dibawakan oleh Kak Nyoman Anjani, Presiden KM ITB Tahun 2013 - 2014. Di video itu, Kak Nyoman emang bawain topik 'Memento Mori - The Power of Remembering Death' alias selalu mengingat kematian sebagai kunci sukses dalam hidup kita. Dalam pembicaraannya, Kak Nyoman cerita tentang kakak kandung dan kakak iparnya yang meninggal karena tertimbun longsor di Pegunungan Himalaya akibat gempa besar 7.9SR yang melanda Nepal waktu tanggal 25 April 2015, dimana gue tau tentang berita tersebut karena mereka berdua yang meninggal adalah alumni sekolah gue yang juga anggota THC atau Taruna Hiking Club, salah satu eskul tertua dan paling populer di SMA gue. Kehilangan 2 anggota keluarga terdekat dalam waktu yang bersamaan tentunya berat banget, apalagi sampai saat ini jenazah mereka berdua gak ditemukan di reruntuhan gempa, cuman ditemuin dompet istri kakaknya aja. Makanya abis itu, Kak Nyoman bilang kalau momen kehilangan kakak kandung dan kakak iparnya sekaligus mengubah hidup dia dan juga mengubah cara pandang dia tentang kehidupan, dimana Kak Nyoman sendiri jadi lebih sadar untuk selalu mengingat kematian dan melakukan yang terbaik dalam hidup seolah hari ini adalah hari terakhir kita.


    Dan belum lama ini, ada satu kejadian yang kembali mengingatkan gue tentang esensi Memento Mori. Yaitu waktu tanggal 22 Desember 2018 kemarin sekitar jam 21.30 malam, terjadi luapan air laut yang gede banget -- atau mungkin bisa dibilang tsunami -- di wilayah sekitar Selat Sunda, yang ada diantara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Pantai Anyer, Pantai Carita, Pantai Tanjung Lesung yang merupakan pantai wisata yang cukup bagus dan terkenal, kena dampak tsunami yang cukup dahsyat itu. Juga beberapa bagian di Lampung Selatan. Kejadian tiba-tiba dan tanpa peringatan ini bikin gempar seluruh Indonesia, bahkan dunia, karena emang sebelumnya gak ada gempa besar kayak yang terjadi di Aceh tahun 2004 atau di Palu belum lama ini. Usut punya usut, penyebab kenapa bisa tiba-tiba muncul tsunami besar tanpa gempa ini disebabkan sama erupsi Gunung Anak Krakatau beberapa menit sebelumnya, dimana 'muntahan' gunungnya tumpah ke laut dan menyebabkan gelombang besar yang akhirnya sampai ke daratan, juga ditambah efek bulan purnama saat itu yang bikin laut pasang yang cukup besar. Kabarnya sendiri, gelombang besar yang sampai ke daratan tingginya sekitar 2 - 5 meter.

    Banyak banget orang yang kena dampaknya karena memang terjadi tanpa peringatan dan udah mulai musim liburan, dimana pasti banyak orang dari mana-mana yang datang ke Pantai Carita, Pantai Anyer, dan Pantai Tanjung Lesung yang emang terkenal bagus dan lumayan bersih. Kalo dirinci, ada lima titik di Pandeglang yang kena dampaknya yaitu Tanjung Lesung, Teluk Lada, Sumur, Panimbang, dan Carita. Kalau di Serang sama Lampung Selatan, yang kena dampak tsunami adalah Anyer, Kalianda, Rajabasa, Sidomulyo, dan Katibung. Apalagi saat kejadian, di Resort Pantai Tanjung Lesung lagi ada acara Gatheting PLN yang ngundang Band Seventeen sebagai bintang tamu dan terbuka untuk umum, dimana pasti bakalan banyak korban dari acara itu. BNPB sendiri mencatat ada 429 orang meninggal dunia, 1485 luka-luka, 154 orang yang masih hilang, sekitar 16.082 orang mengungsi, itu belum lagi ditambah kerusakan materi kayak mobil, motor, rumah, penginapan, perahu, dan tempat wisata yang ada disana. Tentunya, gak ada yang nyangka tragedi malem itu bakal berdampak sebesar ini. Liat dampaknya yang besar ini, masa tanggap darurat pun ditetapkan buat kabupaten yang kena dampak, dimana Pandeglang sendiri menetapkan 14 hari, sementara Lampung Selatan 7 hari.
    Salah satu dampak tsunami kemaren. Sumber : BBC Indonesia
    Alhamdulillah, keluarga besar yang gue kenal gak ada yang meninggal atau hilang dalam tragedi kemarin, karena mereka sempet nyelematin diri dan ada juga rumah sodara gue yang emang ada di jalur evakuasi alias diatas gunung deket pantai, jadi aman sentosa. Tapi sayangnya, ada 2 sodara jauh gue, yang merupakan anak dari sepupu Ibu gue, yang sempet hilang di Pantai Tanjung Lesung dan hari ini keduanya udah ketemu setelah kemaren motornya udah ketemu duluan, tapi sayangnya mereka berdua ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Walaupun jujur gue gak tau sodara gue yang mana yang meninggal karena emang banyak banget sampe gue bingung, tapi gue tetep ikut sedih, berduka, dan juga berdoa buat mereka berdua dan keluarga inti sepupu Ibu gue yang semoga diberi ketabahan hati atas kehilangan ini. Sampai sekarang, keluarga gue disana beberapa ada yang ngungsi, pergi keluar kota, atau pun tetep tinggal disana (yang rumahnya gak kena) dan ikut bantuin evakuasi korban. Beberapa sodara gue yang tinggal di Bogor dan Jakarta pun ada yang pergi kesana buat nengok, memastikan, dan ngebantu apapun yang bisa kita bantu buat keluarga maupun semua orang yang kena dampaknya.

    Setiap gue liat foto dan beritanya, hati gue ngerasa sediiiih banget karena gimana pun, gue lahir di salah satu kecamatan yang kena dampaknya yaitu Labuan, Kabupaten Pandeglang dan Ibu gue juga orang sana, jadi otomatis setengah jiwa gue adalah warga Pandeglang. Gue sendiri tiap tahun, biasanya menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Idul Adha, masih rutin main kesana buat jenguk Nenek satu-satunya dan juga keluarga besar gue disana. Gue juga selalu main ke Pantai Carita, Pantai Anyer, atau pantai lain di sekitar sana sama sodara-sodara gue karena emang jaraknya cuman sekitar 10 menit dari rumah keluarga Ibu gue, kalo lagi niat bahkan sekeluarga gue pergi ke Resort Pantai Tanjung Lesung yang bagus banget dan udah diplot sama Kementrian Pariwisata buat jadi resort kelas dunia. Pantai-pantai yang gue sebutin diatas lumayan bersih, tenang, gak banyak karang, dan ombak yang santuy bikin gue dan sodara-sodara betah main disana, walau kadang banyak pungutan liar yang suka kelewatan gak jelas dan mahalnya, kecuali di Pantai Tanjung Lesung yang emang udah masuk kawasan wisata. Hal inilah yang bikin gue sedih karena tempat yang biasanya gue pasti lewatin tiap tahun, yang biasanya gue main disana, sekarang udah banyak yang hancur gara-gara tsunami kemarin. Beberapa foto yang beredar di internet, di berita pun ada beberapa yang gue tau dan pernah lewat sana.
    Pantai Carita terakhir kali gue main kesana, Juni 2018.
    Seperti yang udah gue bilang sebelumnya, kalo tsunami tiba-tiba ini memberikan dampak yang gede banget ke daerah Banten dan Lampung Selatan, ratusan orang meninggal dan ribuan mengungsi. Walaupun gue baca kalo semua korbannya itu orang Indonesia, tapi pasti gak semua orang sekitar sana, alias banyak juga yang dateng dari luar kota bahkan luar Pulau Jawa, karena emang udah musim liburan juga. Kalo gue nengok kesana sekarang, mungkin gue bakal sedih liat banyak korban berhamburan, mungkin dari mereka ada yang orang luar kota, yang lagi kerja, belum sempet ketemu keluarganya, mungkin ada juga yang keluarganya meninggal, kehilangan anak, ayah, ibu, suami, istri, saudara, kakek, nenek, temen, dan lain-lain. Entah kenapa, walau akhir-akhir ini di Indonesia lagi banyak banget bencana, tapi Tsunami Selat Sunda ini yang paling bikin gue merenung dan sedih dibanding waktu bencana di Lombok, Palu, atau Lion Air yang jatuh. Mungkin karena bencana kali ini terjadi di tempat kelahiran gue, di tempat gue biasanya menghabiskan waktu kalo lagi mudik. Nginget wajah orang-orang sana, cara mereka ngomong yang beda sama orang Sunda di Jawa Barat, orang sana yang motoran gak pake helm, anak-anaknya yang masih main pistol mainan, SPBU yang antrinya panjang banget, cara oknum ngambil pungutan liar di pantai yang ngaco, nginget daerah sana yang sebenarnya potensial tapi sayang kurang dikelola dengan baik, bikin gue sedih, padahal sebelumnya gue ngerasa biasa aja kalo main kesana, bahkan biasanya lebih seneng kalo gue main ke Solo, Surabaya, Malang, Jogja, dan lain-lain. Yah begitulah, kita emang akan lebih sedih kalo hal yang ada hubungannya dengan kita kena bencana.

    Seumur hidup, gue Alhamdulillah jarang merasakan kehilangan orang yang deket banget dan gue cinta banget. Kehilangan disini maksudnya ditinggalkan karena meninggal dunia ya, bukan ditinggal waktu lagi sayang-sayangnya. Kehilangan orang dekat gue yang pertama kali itu tahun 2005, waktu kakek dari Ibu gue meninggal dunia, yang dimana saat itu gue baru kelas 2 SD, jadi gak banyak yang gue inget. Lalu sekitar tahun 2011 - 2012, kakek nenek gue dari pihak Ayah meninggal dunia, yang walau gue jarang ngobrol sama mereka karena gak paham cara ngomong Bahasa Jawa yang baik dan benar, tapi gue sedih kalo mengingat perjuangan mereka berdua saat sakit. Budhe atau kakak ayah gue juga meninggal dunia tahun 2013 kemarin, yang ngebuat keluarga besar gue berduka banget saat itu. Tapi ada salah saut momen dimana gue pernah hampir kehilangan Ayah gue yang hampir hanyut di salah satu pantai di Bali waktu gue masih kelas 5 SD, yang Alhamdulillah waktu itu Ayah gue berhasil diselamatkan oleh seseorang. Dan mungkin, momen ditinggalkan orang yang gue sayang banget mungkin terjadi tahun 2017 kemarin, dimana uwak / budhe atau kakak pertama Ibu gue meninggal dunia. Dari 3 saudara Ibu gue, dengan budhe yang inilah gue paling deket banget, dari gue baru lahir dimana gue sering diurusin sama beliau sampai gue segede sekarang. Bahkan sampai sekarang, gue masih susah percaya kalo beliau udah meninggal dunia, susah percaya kalo gue main ke tempat Ibu gue, gak ada lagi sambutan hangat, dipeluk, dicium, atau tangan gue yang terus digandeng sama budhe gue yang satu itu, kebiasaan sejak gue kecil. Kalo ngebayanginnya, gue suka sedih, karena gue bahkan gak bisa ngelayat waktu beliau meninggal dunia karena gue dan adik gue yang lagi dalam minggu UAS waktu itu, jadi cuman Ibu gue doang yang pergi kesana.

    Kita sendiri gak akan pernah tau kapan kita bakal meninggal dunia, atau kapan orang yang kita sayang bakal meninggal dunia. Mungkin hari ini, besok, minggu depan, bulan depan, tahun depan, atau mungkin kita masih diberi kesempatan sampai puluhan tahun untuk tetep bareng mereka. Kita juga gak tau siapa yang akan meninggal duluan, mungkin orang tua, kakak, adik, sepupu, atau bahkan kita meninggal duluan pun sangat mungkin banget. Karena kematian gak akan liat usia, gak akan liat kita lagi ngapain dimana sama siapa, kalau udah waktunya meninggal ya pasti bakal terjadi walau kita lagi sehat bugar dan gak keliatan kita bakal mati, dan gak akan nunggu kita tobat dulu. Sebagai orang Islam sendiri, tentu gue dan banyak Muslim Muslimah yang pengen meninggal dunia dalam keadaan Khusnul Khatimah (mati dalam keadaan yang baik), aamiin. Makanya, kita orang Islam dianjurkan untuk selalu berbuat baik, beribadah yang khusyu dan tepat wakut, gak nunda-nunda, terutama shalat, karena kita akan meninggal sesuai dengan kebiasaan kita. Jadi ya, kalau kita rajin beribadah, berbuat baik, InsyaAllah kita bakal meninggal dalam keadaan baik juga, begitu pun sebaliknya. Kalau pun kita melakukan dosa ya wajar banget, tapi dianjurkan buat segera bertaubat dan mencoba gak ngulangin hal itu.

    Buat hal ini, gue juga masih berusaha banget buat tetep melawan setan di dalam diri gue kalo lagi ada perasaan males ibadah.

    Tapi jujur, kalo inget kematian sering banget bikin gue takut, banget malah. Hal yang biasanya paling gue takutin adalah, gimana kalo gue mati tapi belom solat, atau mati waktu lagi ngelakuin dosa, atau mati tapi masih punya utang ke orang lain. Hal lain yang biasanya bikin gue deg-degan adalah gimana rasanya nanti kalo kiamat, nanti di Padang Mahsyar gimana, penghisaban gimana, dan lain-lain sesuai yang gue baca dan gue pelajarin dari kecil. Atau bahkan, ngebayangin tinggal di surga selama-lamanya pun suka bikin gue penasaran dan agak deg-degan, apalagi ngebayangin di neraka (naudzubillah) karena belum kebayang di otak gue definisi 'selama-lamanya' itu berapa lama dan apa nanti bakal ada dunia lagi? Entahlah, Wallahu alam. Yah, walaupun saat ini gue suka telat atau gak terlalu baik ibadahnya, gak kayak waktu SMA atau bahkan SMP yang gue sering diskusi lintas agama dengan temen-temen gue, tapi tetep aja mengingat hal-hal tadi masih membuat gue ngeri dan sejenak, memotivasi gue buat beribadah yang benar dan tepat waktu. Apalagi, sekarang ini udah banyak banget berita atau akun yang ngingetin kita kalo kiamat udah deket dari banyak tanda yang udah mulai muncul sesuai keterangan di Al-Quran dan Hadist, yang tentu ngebuat gue makin takut kalo kiamat bakal kejadian waktu gue masih hidup. Nobody knows.

    Tsunami Selat Sunda kemarin dan kematian 2 saudara jauh gue membuat gue kembali mencoba memahami esensi Memento Mori atau mengingat kematian ini. Secara gak sadar, semakin sering kita mengingat kematian atau memahami esensi Memento Mori akan ngebuat kita lebih termotivasi untuk menjalani hidup dan beribadah sebaik-baiknya, karena Memento Mori ini juga mengajarkan kita kalo kematian bisa aja datang tiba-tiba tanpa ada tanda sebelumnya, kayak yang terjadi waktu bencana Selat Sunda kemarin, atau bencana lain yang pernah terjadi di dunia ini. Semakin kita merasa takut mati, semakin besar kemungkinan kita akan melakukan ibadah dan berbuat baik kepada sesama, juga mengurangi kemungkinan kita berbuat dosa karena takut tiba-tiba meninggal padahal belum sempet berbuat baik. Seperti yang Kak Nyoman bilang dalam video diatas, kalau apalah daya kita sebagai manusia yang punya mimpi, cita-cita, tujuan, dan lain-lain kalau Tuhan berkehendak lain dan memanggil kita sebelum mewujudkan semua mimpi kita. Dalam Islam atau agama lain pun pasti udah sering manusia diperingatkan untuk mempersiapkan kematian yang baik waktu masih dikasih kesempatan hidup, jangan sampai menyesal waktu udah meninggal. Ada orang yang mungkin mempersiapkan dengan baik, tapi pasti ada juga yang gak tau atau bahkan gak peduli, yang penting enak hidup di dunia tapi gak tau kalo udah mati gimana.

    Jadi, ya, mumpung kita masih diberi kesempatan hidup, cobalah hidup dengan sebaik-baiknya, ibadah yang bener, berbuat baik ke orang lain, kurangi sombong, iri dengki, dan segala penyakit hati lain. Kita gak akan tau kapan kita bakal mati, dimana, dan gimana caranya. Dalam hidup sendiri, pasti banyak kejadian personal yang secara gak langsung membuat kita harusnya mengingat esensi Memento Mori dan mencoba evaluasi diri ke depannya. Entah itu kehilangan keluarga, temen, saudara, dan lain-lain. Buat gue, momen Memento Mori ini adalah Tsunami Selat Sunda kemarin, yang membuat gue bersyukur gue gak lagi main kesana saat itu dan masih diberi kesempatan memperbaiki diri gue, entah sampai kapan. Mungkin bencana kemarin bisa dibilang menampar gue yang selama kuliah ini udah agak mundur ibadahnya, solatnya, ngajinya, sedekahnya, dan lain-lain. Kadang, Memento Mori juga kembali mengingatkan gue akan untuk apa sih gue hidup dan apa tujuan utama gue dalam hidup ini, yang biasanya mengarah ke pikiran untuk apa kita ngejar-ngejar dunia yang sementara ini. Karena sebaik-baiknya bekal adalah ilmu dan amal yang bisa dibawa ke akhirat. Yah, semoga kita semua bisa jadi lebih baik ke depannya.

    Jadi, apa momen Memento Mori buat kalian sendiri ?

    Wassalam.

    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !
    Dibandingkan temen-temen gue kayak Nadyra yang takut kupu-kupu atau Mataya yang takut kucing atau Yara yang takut semua binatang (beneran, gatau sekarang masih kayak gini apa ngga). Gue Alhamdulillah diciptakan sebagai orang yang (kayaknya) bisa suka sama semua binatang. Maksud 'semua' disini adalah binatang yang bersahabat atau gak membahayakan manusia kayak kucing, kelinci, burung, kura-kura sampai kambing gunung pemakan tinta ikan atau organisme kecil lainnya. Tapi entah kenapa gue gak pernah suka sama anjing, mungkin trauma. Makanya gue kalo ada anjing biasanya suka ngehindar, walaupun anjingnya imut dan minta dinafkahin. Dan ah iya, sama kecoak, apalagi kecoak terbang, horror setiap orang itu mah kayaknya. Mungkin juga cacing besar Alaska, kalo emang bener-bener ada.

    Dan sesuai judul, yang mau gue bahas sekarang adalah tentang binatang kesukaan gue, kucing atau gue biasa bilang ke temen gue sebagai "ncing" :3 Gatau kenapa akhir-akhir ini gue jadi suka lagi sama kucing, soalnya lucuu :( Entah apa gimana awalnya, mungkin gue cuman tiba-tiba keinget akan kenangan gue sama mantan kucing di rumah gue. Namanya Mio, kucing anggora bulunya empuk-empuk jantan, warna bulunya putih ada corak emas item sama coklat. Seinget gue tuh kucing udah ada di rumah gue sejak gue masih kelas 2 SD alias sekitaran tahun 2005an, waktu itu rumah gue masih di Bandung tapi di pinggiran jalan tol, alias sebelum pindahan ke deket TSM sampe sekarang ini.

    Waktu gue pindahan tahun 2008 ke rumah saat ini, si Mio jelas dibawa pindah juga. Gue dan keluarga memperlakukan Mio kayak biasanya aja di rumah sebelumnya. Beli Whiskas tiap bulan, manggil dia kalo lagi gadag, mandiin dia (itumah kerjaan Ibu sama adek gue sih), liatin dia jailin ikan di kolam depan rumah gue (sekarang udah gak ada kolamnya), termasuk bersihin eeq-nya karena walaupun dia keliatan kayak kucing bangsawan tapi sifatnya masih rada mpoengs :(

    Gak kayak di rumah sebelumnya yang gue masih bisa mantau Mio kemanapun dia pergi karena dulu juga gue masih sering keluyuran abis pulang sekolah (dan komplek rumah gue dulu ya gitu-gitu aja jadi gampang nyarinya), waktu pindahan ini si Mio jadi rada repot nyarinya kalo dia keluyuran buat nongki gawuhl. Karena emang rumah gue sekarang ini ada di daerah semi-perkotaan yang sedikit rumit, bukan komplek tenang dan damai, dan hal ini juga berpengaruh ke diri gue yang jaraanngg banget keluar rumah buat main sama temen-temen kayak waktu gue masih tinggal di rumah yang dulu. Semenjak pindahan, Ibu gue jadi ngebatasin si Mio buat keluar rumah, karena resikonya tinggi banget, kalo gak dicuri orang (walau udah ada kalung kalo gak salah) ya ketabrak kendaraan atau dijailin anak-anak perkotaan yang kadang kelakuannya ke binatang lebih gak binatang dari binatang sekalipun. Pernah suatu waktu si Mio keluar rumah dan sorenya belum pulang, malemnya juga belum. Akhirnya gue yang nyari dia ke tetangga dan sekitar rumah gue, dan akhirnya dia kembali dengan sendirinya dengan kondisi badan yang dekil kayak abis kalah taruhan judi bola.

    Selain itu, kucing gue ini punya kebiasaan yang cukup liar. Pernah sekali waktu sekitaran tahun 2006-2007an gue yang masih bocah ingusan dan hobinya keluyuran ini ngeliat si Mio lagi jalan-jalan chantique (gue lupa dia ini laki atau cewek) di taman kecil depan rumah. Dan waktu lagi damai ngeliatin kucing itu, si Mio dengan liarnya tiba-tiba makan rumput yang ada di bawahnya. Dan semenjak itu kucing gue jadi liar karena suka makan rumput :(( Dan pernah juga sekali waktu saat gue udah pindahan. Gue yang masih kelas 4 SD itu lagi duduk-duduk santai aja di dalem rumah, mungkin lagi nonton TV atau main PS2, gue liat si Mio lagi duduk-duduk lucu di bawah kursi deket gue, kayaknya mau tidur. Karena gadag, gue panggil "Mio, Mioo, Mioo" dan dia pun ngangguk ke arah gue dong :(( Yang anehnya, dia ngangguk sambil merem, jadi kemungkinan dia mau tidur tapi gue ganggu, karena gamau gue bawa dia ke pesantren kucing liar, dia tetep nurut dengan ngangguk walau sambil merem, beneran. Pernah juga dia bersin tiba-tiba sampe gue rada kaget. Gitulah lucu :((

    Semua ini mulai berubah sejak menjelang Lebaran 2009 atau 2010 lupa gue. Waktu itu gue sekeluarga mau mudik keluar kota selama beberapa hari. Karena kalo dia ditinggal dia bisa aja makan perabotan rumah, jadi aja dia "dititipin" ke orang kepercayaan keluarga gue (yang bahkan masih jadi kepercayaan keluarga gue sampe sekarang, ya karena emang baik sih). Abis mudiknya beres, gue dan adek gue heran kenapa Mio gak balik-balik, Ibu gue sih alasannya apa gitu lupa gue tapi gue dan adek gue percaya aja. Lama-lama gue dan adek gue mulai melupakan Mio karena dia gak balik-balik. Beberapa tahun kemudian, gue dan adek gue mulai protes kenapa Mio gak balik-balik dari dulu.

    Usut punya usut, ternyata peristiwa "dititipin" itu malah jadi tragedi buat gue dan adek gue. Si Mio emang dititipin ke orang kepercayaan keluarga gue, tapi abis itu Ibu (atau Ayah gue kayaknya sih) malah nyuruh kucing itu dikasihin aja ke sodara orang kepercayaan keluarga gue itu, dengan alasan udah gak bisa ngurus lagi kayaknya. LAH :(((( Dulu sih biasa aja gue karena udah lupa sama Mio, nyeseknya baru kerasa sekarang, beneran. Kucing gue :(( Gue sekarang gatau dia dimana dan keadaannya gimana, tapi semoga sih baik-baik aja :')

    Ayah gue emang rada males punya peliharaan yang bisa keliling-keliling di rumah macem kucing, anjing atau kingkong hidung mancung. Ayah gue lebih suka hewan yang dikurung dan damai dan gak ribet ngurusnya macem ikan, kura-kura atau burung. Sementara Ibu gue apa aja mau kayaknya kecuali anjing, sementara adek gue mau ngurus apa aja termasuk anjing (walau gue dan Ibu gue pasti gak akan setuju) dan adek gue sekaranglah yang rutin ngurusin 2 burung kenari di rumah. Entah kenapa Ayah gue gak terlalu suka kucing di rumah, mungkin ngerepotin...

    Yang ngebuat gue bisa move-on (sementara) dari si Mio adalah adanya kehadiran binatang lain di rumah gue. Macem kura-kura yang udah ada sejak gue pindah ke rumah ini juga dan sekarang udah guede banget, atau ikan mulai dari ikan hias warna-warni, ikan koi yang gede banget sampai ikan besar yang nyeremin (dan akhirnya mati gara-gara infeksi di matanya), marmut dan kelinci walau gak pernah bertahan lama, sampai burung kenari yang sekarang tinggal 2 lagi (dulu ada 3, tapi 1 mati gara-gara ulah gue huhuhu maafkan...)

    Dari 5 jenis binatang pengalih perhatian gue ke Mio itu, tinggal kura-kura sama kenari yang bertahan. Kura-kura itu udah ada sejak 2008 dan udah gede banget sekarang, sampe kalo dia mau gue bersihin kadang dia suka mau nyakar tangan gue pakek kukunya yang panjang, kura-kura ini yang ngurus gue sama Ibu gue, Ibu gue biasanya ngasih makan doang sementara gue ngasih makan sama bersihin akuariumnya kalo kotor. Ada juga burung kenari, itu yang ngurusin 80% adek gue mulai dari kasih makan sampe nyuruh dia buat berkicau lagi. Ibu sama Ayah gue paling bantu masok makanan aja, sementara gue ora urus, cuman pernah 2 kali ngasih makan tuh kenari, dan pernah juga ulah cuek gue membuat burung kenari yang paling kecil mati kedinginan sampe adek gue nangis :(((

    Salah 1 dari 2 kenari di rumah gue

    ************

    Balik lagi ke kucing. Nah, semenjak gue dan adek gue nanyain lagi tentang Mio, gue pengen punya kucing lagi walau itu kayaknya baru bisa dilakukan waktu gue udah nikah, kira-kira 9-10 tahunan lagi InsyaAllah, itupun kalo (calon) istri gue gak takut kucing, amsiong bener dah kalo takut kucing :( Selain itu, gue kepengen punya kucing lagi karena liat foto kucing temen-temen gue macem Ale dengan Bolen dan Oren-nya, Dafa dengan Bonbon-nya (Dafa dan Bonbon malahan udah sering nonton Star Wars barengan, cie gitu), Hasna dengan Witi-nya (yang sekarang katanya jadi garong dan hobinya ngegalau di atas genteng), Najma dengan kucing.yang.matanya.beda.warna (belum lagi perliharaan burung hantunya), ada juga Wisnu yang kucingnya baru beranak, atau Adam yang kucingnya judes juga Ayunda yang kucingnya guede dan Nadyra yang juga punya kucing walau gue gak tau kayak gimana.
    Kucingnya Adam
    Kucingnya Ale, namanya Oren
    Kucingnya Najma yang kayaknya baru beranak
    Kucingnya Hasna, namanya Witi

    Lucu khan. Ya makanya gue tiba-tiba pengen punya kucing lagi walau gatau nanti ngurusinnya gimana HAHAHA jahat yha. Dan gatau juga kalo punya kucing mau gue namain siapa. Kandidat terkuat sih kalo gak Mio lagi ya paling Kimo. Mio mah buat mengenang kucing gue yang dulu, kalo Kimo gatau lucu aja dari hasil pembicaraan bodoh gue, Lita sama Ozi. Ah elah, punya kucing aja kagak :((

    Di sekolah gue sendiri juga kadang suka ada kucing lewat, mulai dari yang gede (dinamain Luna kalo gasalah sama Bram Kevin dkk) dan ada juga yang kecil. Kucing gede suka muncul di awal kelas 11 dulu dan sekarang entah kemana, sementara kucing kecil mah suka lewat aja gitu sampe pernah nyasar di kelas gue di lantai 4, mungkin dia pakek lift. Pengen deh bawa pulang salah 1 dari mereka, tapi kayaknya mereka mah kucing liar, bisa-bisa rumah gue dikuasai sama doi ntar, kan berabe. Gue sendiri kalo lagi gadag suka manggilin kucing-kucing liar itu, pake siulan buat burung hahahah gelo, dan jelas mereka gak nyaut sama sekali. Temen-temen gue juga banyak yang suka nyamperin kucing sekitar sekolah (terutama yang masih imut) kayak Nadyra atau Hasna atau Ale atau Robo (yang selalu bisa bikin tuh ncing lupa diri) sampe Ivanka yang waktu funrun kemaren gue liat sempet-sempetnya berinteraksi sama kucing sekitar.

    ***********

    Omong-omong soal kucing lagi, gue pernah sekali ngeliat peristiwa yang parah soal kucing. Waktu gue lagi lewat Jl. Laswi buat pulang sekolah, di deket rel kereta lagi macet, dan waktu gue lagi nyalip kemacetan dengan trengginas pake motor gue, tiba-tiba dibawah gue liat ada kucing kecil lagi kejang-kejang ih Astagfirullah :(( Beneran kasian banget, hampir aja gue nabrak, kasian parah inimah, untung ada Mas-Mas mobil pick-up yang nolongin doi. Gile dah pokoknya, mana kecil lagi kucingnya belom puber kayaknya.

    Intinya begitulah. Gue pengen melihara kucing lagi. Walau entah kapan biasanya dan gimana cara ngurusnya. Alasan utamanya ya karena lucu aja hahahaha, kucing juga kan binatang kesayangan Rasul. Daripada anjing, gue jelas lebih milih kucing. Dan karena itulah gue kayaknya gak akan mau masuk ke rumah yang punya anjing (Alhamdulillah sampe sekarang belom pernah). Bhay aja dah.

    Yaudah gitu aja. Capek ah bisa-bisa minus mata gue makin parah kalo lama-lama di depan laptop mulu.

    Wassalam :)
    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !
    Ini bukan cerpen, bukan juga judul lagu, bukan juga judul sinetron apalagi slogan partai. Tapi kali ini gue mau nulis hal yang gue sukai tapi jarang gue tulis disini, buku. Dan buku pertama yang cukup beruntung buat gue tulis disini adalah buku yang judulnya For One More Day, penulisnya Mitch Albom. Tadinya mau nulis buku Dilan, tapi gue lebih milih buku ini aja dulu deh.

    For One More Day adalah kisah tentang seorang Ibu dan anak laki-lakinya, kasih sayang abadi seorang Ibu, dan pertanyaan berikut ini : Apa yang akan kau lakukan seandainya kau diberi satu hari lagi bersama orang yang kau sayangi, yang telah tiada?

    Itu sinopsis singkat yang ada di bagian belakang buku ini, sebenernya masih ada lagi sih tapi gue males nulisnya. Ya, jadi menurut sinopsis singkat itu, buku ini ceritanya tentang Ibu. Bukan cerita biasa tentang Ibu, tapi lebih ke gimana kalo lo dikasih 1 hari lagi sama orang yang lo sayangi dan dia udah meninggal. Sedih sih bukunya kalo kata gue, walau mungkin kata kalian biasa aja. Tapi emang semua buku Mitch Albom pasti ceritanya tentang orang mati...

    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !
    Sebenarnya kejadian ini terjadi beberapa bulan yang lalu, kira-kira Kamis 14 November 2014. Saat itu gue baru aja pulang dari eskul basket di sekolah gue yang dilaksanakan di GOR Yayasan Taruna Bakti JL. Suci. Seperti biasa, abis Shalat Maghrib gue langsung pulang sekitar jam 6.30an. Dan saat itu gue mampir dulu ke Alfamart yang ada di pengkolan Jl. Pusdai ama Jl. Supratman. Biasa lah, mampir bentar buat ngerampok beli minuman, soalnya kantin di GOR tadi dah tutup.

    Disana, gue cuman beli minuman oplosan Powe*rade doang. Dan tanpa basa-basi, abis itu gue langsung ke kasir buat bayar. Di depan gue ada seorang Mas-Mas yang mau ngisi ulang air galon sama beli rokok, sementara di belakang gue ada Mas-Mas (lagi) yang beli minuman apalah. Sebenernya saat itu posisi berdiri gue rada ke pinggir, gak sejajar sama Mas-Mas di depan gue. Nah, pas Mas-Mas di depan gue udah selesai sama urusannya,

    Disinilah muncul masalahnya.

    Saat gue udah nyimpen minuman gue di meja kasir mau bayar, tiba-tiba Mas-Mas di belakang gue nyerobot gitu aja dan nyimpen belanjaannya di meja kasir secara tidak etis. Dan seketika itu juga Mas-Mas kasir pun bingung harus mendahulukan yang mana. Akhirnya, Mas-Mas yang tadi di belakang gue dipilih buat bayar duluan. Gue saat itu cuman bisa pasrah dan menghela nafas panjang, dan diem aja. Mungkin kalian juga bertanya "Kenapa elo diem aja? Harusnya ngomong dong, itu kan salah!!".

    Gue milih diem karena gue gak mau nyari ribut disana, toh ini cuman masalah kecil. Lagipula, pas disana gue lagi cape abis basket, jadi males rasanya marah-marah. Yah, walaupun Mas-Mas tadi badannya lebih kecil dari gue dan mungkin gue bisa ngebuat dia jadi kaleng mayones dengan mudah, tapi ya itu, gue gak mau nyari ribut cuman gara-gara masalah kecil. Gue juga pernah baca Hadist Nabi SAW yang bilang "Jika engkau marah, diamlah". Hal ini udah sering gue lakukan, di sekolah atau di rumah. Kalo gue diem dengan muka jutek, tandanya gue lagi marah, atau gue lagi galau gara-gara elang kesayangan gue lagi masuk angin gara-gara terbang pas ada angin ribut. Abis bayar, Mas-Mas tadi pergi dengan muka polos, merasa gak bersalah. Abis itu gue bayar minuman gue dengan damai, dan pulang ke rumah dengan damai pula.

    Saat nginget kejadian ini, gue inget dengan iklan Vido*ran Sma*rt, pasti kalian juga tau lah. Jadi di iklan itu ada anak kecil ama Bapaknya lagi antri beli tiket kereta. Nah, tiba-tiba Bapaknya bilang mau ke toilet dan minta tolong jagain antrian ke anaknya, saat itu di depan mereka tinggal 1 orang lagi. Pas Bapaknya ke toilet, tiba-tiba ada Om-Om yang nyerobot antrean dengan polos. Anak kecil tadi yang ceritanya udah dikasih Vido*ran Sma*rt noel (nyolek) Om-Om tadi terus bilang "Om ganteng, deh. Minta uang dong, Om." "Excuse me", Om-Om tadi bales "Apaan sih", terus dibales lagi "Oh, maaf, saya kira Om gak bisa Bahasa Indonesia, itu *sambil nunjuk papan yang bertuliskan "Harap Antri"", langsung deh Om itu tengsin dan gak tau kelanjutannya gimana. Liat aja langsung disini : Iklan Vido*ran Sma*rt

    Abis kejadian ini juga, gue jadi inget sebuah thread di Kaskus yang berjudul "Belajar Mengantri Itu Lebih Penting Dari Pada Belajar Matematika". Disana diceritakan kalo guru di Australia lebih pengen siswanya pinter antri daripada pinter matematika, karena pinter antri ada banyak kegunaan dalam hidup. Lebih lengkapnya gue akan tampilkan isi thread tersebut, ini dia :


    Seorang guru di Australia pernah berkata:

    "Kami tidak terlalu khawatir jika anak2 sekolah dasar kami tidak pandai Matematika” kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri."

    “Sewaktu ditanya mengapa dan kok bisa begitu ?” Kerena yang terjadi di negara Indonesia justru sebaliknya.

    Inilah jawabannya:

    Karena kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 Tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran berharga di balik proses mengantri.

    Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dsb.

    Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam satu kelas yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan dengan Matematika. Sementara SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini pasti akan membutuhkan Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantri di sepanjang hidup mereka kelak.

    ”Memang ada pelajaran berharga apa dibalik MENGANTRI ?”


    ”Oh iya banyak sekali pelajaran berharganya;”

    Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.

    Anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antrian paling belakang.

    Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal dan tidak saling serobot merasa diri penting..

    Anak belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain.

    Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri)

    Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian.

    Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.

    Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang.

    Anak belajar disiplin, teratur dan kerapihan.

    Anak belajar memiliki RASA MALU, jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain.

    Anak belajar bekerjasama dengan orang2 yang ada di dekatnya jika sementara mengantri ia harus keluar antrian sebentar untuk ke kamar kecil.


    Anak belajar jujur pada diri sendiri dan pada orang lain.
    dan mungkin masih banyak lagi pelajaran berharga lainnya, silahkan anda temukan sendiri sisanya.

    Saya sempat tertegun mendengarkan butir-butir penjelasannya. Dan baru saja menyadari hal ini saat satu ketika mengajak anak kami berkunjung ke tempat bermain anak Kids Zania di Jakarta.

    Apa yang di pertontonkan para orang tua pada anaknya, dalam mengantri menunggu giliran sungguh memprihatinkan.

    Ada orang tua yang memaksa anaknya untuk ”menyusup” ke antrian depan dan mengambil hak anak lain yang lebih dulu mengantri dengan rapi. Dan berkata ”Sudah cuek saja, pura-pura gak tau aja !!”

    Ada orang tua yang memarahi anaknya dan berkata ”Dasar Penakut”, karena anaknya tidak mau dipaksa menyerobot antrian.

    Ada orang tua yang menggunakan taktik dan sejuta alasan agar anaknya di perbolehkan masuk antrian depan, karena alasan masih kecil capek ngantri, rumahnya jauh harus segera pulang, dsb. Dan menggunakan taktik yang sama di lokasi antrian permainan yang berbeda.

    Ada orang tua yang malah marah2 karena di tegur anaknya menyerobot antrian, dan menyalahkan orang tua yang menegurnya.

    dan berbagai macam kasus lainnya yang mungkin anda pernah alami juga?

    Ah sayang sekali ya.... padahal disana juga banyak pengunjung orang Asing entah apa yang ada di kepala mereka melihat kejadian semacam ini?

    Ah sayang sekali jika orang tua, guru, dan Kementrian Pendidikan kita masih saja meributkan anak muridnya tentang Ca Lis Tung (Baca Tulis Hitung), Les Matematika dan sejenisnya. Padahal negara maju saja sudah berpikiran bahwa mengajarkan MORAL pada anak jauh lebih penting dari pada hanya sekedar mengajarkan anak pandai berhitung.

    Ah sayang sekali ya... Mungkin itu yang menyebabkan negeri ini semakin jauh saja dari praktek-praktek hidup yang beretika dan bermoral?

    Ah sayang sekali ya... seperti apa kelak anak2 yang suka menyerobot antrian sejak kecil ini jika mereka kelak jadi pemimpin di negeri ini?

    Semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua para orang tua juga para pendidik di seluruh tanah air tercinta. Untuk segera menyadari bahwa mengantri adalah pelajaran sederhana yang banyak sekali mengandung pelajaran hidup bagi anak dan harus di latih hingga menjadi kebiasaan setiap anak Indonesia. Mari kita ajari generasi muda kita untuk mengantri, untuk Indonesia yang lebih baik...


    Terbukti kan, bahwa antri itu punya banyak hal berguna dalam hidup. Sayang di Indonesia budaya antri belum biasa dikenalkan sejak kecil. Yah, lewat ini gue cuman berharap orang Indonesia bisa peduli ke hal-hal yang kecil, termasuk antri, dan mungkin yang lainnya. Karena sesuatu yang besar gak akan terjadi tanpa hal-hal yang kecil. Bangsa Indonesia bakalan susah maju kalo orangnya belom pada cerdas.

    Mungkin segini dulu yang bisa gue tulis, mohon maap kalo tulisan gue menyinggung. Terima kasih udah sempet baca. Wassalam!!
    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !

    Siapa sih yang tak kenal Kota Bandung? Kota ini telah menjadi pusat perhatian sejak didirikan pada tahun 1810. Mulai dari pariwisata, kuliner, industri lokal seperti baju di Pasar Baru dan sepatu di Cibaduyut, dan masih banyak lagi. Kota yang menjadi Ibukota Jawa Barat ini posisinya tidak terlalu jauh dengan Ibukota negara (Jakarta) membuat Kota Bandung akan selalu ramai dikunjungi setiap hari Sabtu dan Minggu.

    Bandung adalah salah 1 kota yang berprestasi di Indonesia, mulai dari prestasi yang membanggakan sampai prestasi yang mengecewakan. Yah, mungkin prestasi yang mengecewakan tidak akan saya bahas terlalu dalam. Nantinya malah setelah membaca tulisan saya ini kalian menjadi tidak bisa tidur karena memikirikan masalah Kota ini dan akhirnya meninggalkan Kota Bandung menuju kehidupan yang lebih baik di pedalaman Port Moresby di Papua Nugini yang masyarakatnya bisa dibilang liar. Oke, gak gitu juga kali ya...

    Terlepas dari hal berlebihan dan tidak bermakna tadi, saya akan mulai memaparkan mengapa Bandung pantas disebut sebagai kota berprestasi. Tentu dengan pemikiran saya yang masih memikirkan bagaimana caranya agar dapat mengerjakan PR Hukum Perbandingan Tetap (Kimia) saya saat menulis post ini *maap curhat*.

    Oke, kita mulai dari hal yang sederhana saja dulu. Saya akan mengawalinya dengan sebutan Kota ini terlebih dahulu. Anda tau julukan Kota Bandung kan? Ya, benar, Bandung dijuluki "Paris van Java" alias Paris-nya Pulau Jawa. Dan sekarang, apakah Anda akan bangga jika Bandung disebut sebagai Kota Paris yang "nyasar" ke Pulau Jawa? Jika Anda masih merasa tidak bangga atau bahkan tidak tau tentang julukan ini, sebaiknya Anda mulai mengurangi menonton acara yang terkenal karena "Kaisar Romawi" (Julius Ca*esar) menciptakan sebuah tarian menghentak di acara itu pada saat Bulan Ramadhan beberapa waktu lalu. Anda pasti tau lah.

    Bagi saya sendiri, julukan yang diberikan kepada Kota Bandung ini sangatlah keren dan membanggakan. Mengapa demikian? Ya, bayangkan saja, saking kerennya kota kita ini, bahkan sampai disama-samakan dengan Kota Paris di Prancis sana. Dan apakah kalian tau, bahwa julukan ini diberikan oleh orang Belanda yang ada di Bandung saat zaman penjajahan dahulu. Tentu saja mereka tidak menyamakan Bandung dan Paris karena pemimpin Bandung saat itu bertubuh pendek. Orang Belanda menyamakan Bandung dan Paris karena atas dasar keindahan. Mulai dari keindahan alamnya, kulinernya, keramahan warganya dan bahkan keindahan wajah wanita di Bandung. Walaupun saya tidak terlalu yakin bahwa orang Belanda zaman penjajahan yang memberi julukan ini kepada Bandung pernah mengunjungi Paris dan meneliti tentang keramahan orang sana. Mengingat pada saat itu sedang terjadi Revolusi Perancis yang diawali dengan Penyerangan Bastille pada 1789 dan penjatuhan monarki Raja Louis XIV pada tahun 1792, yang menandai munculnya ilmu pengetahuan baru, yaitu sosiologi. Lalu apa hubungannya dengan penelitian orang Belanda yang gagal? Ya, mungkin saja orang Belanda yang sedang meneliti keramahan orang sana jadi ikut demo untuk melengserkan Raja Louis XIV. Yah, namanya juga berkhayal.

    Selain Paris van Java, Kota Bandung juga dijuluki dengan "Kota Kembang" alias Kota Bunga. Dan yang saya tau, julukan ini diberikan pada zaman penjajahan juga, atau mungkin tidak jauh dari itu. Menurut saya sih, julukan ini harusnya "dihilangkan" dulu dari Kota Bandung. Kenapa? Bisa dilihat sendiri, di Bandung masih banyak sampah yang mungkin jika dikumpulkan akan lebih besar dari Piramida Giza di Mesir sana. Bunga apa yang cocok untuk menggambarkan hal ini? Bunga bangkai alias Rafflesia Arnoldi mungkin bisa, tapi Kota Bandung akan terlihat bodoh jika dijuluki Kota Bunga Rafflesia Arnoldi. Ya, inilah salah 1 prestasi mengecewakan yang dimiliki oleh Kota Bandung. Saya tidak akan membahasnya lebih jauh, saya khawatir kalian benar-benar akan melakukan apa yang saya tulis sebelumnya (pindah ke pedalaman Port Moresby di Papua Nugini).

    Lalu, kapan dong julukan ini pantas menjadi julukan Kota Bandung lagi? Julukan Kota Kembang ini pantas kembali menjadi julukan Bandung saat masalah kebersihan di Kota Bandung ini teratasi. Mulai dari masalah sampah yang untuk menyelesaikannya butuh kesadaran dari tiap individu di Kota Bandung sampai masalah banjir yang disebabkan oleh sampah tadi.

    Dan warga Bandung patut bersyukur setelah Ridwal Kamil terpilih sebagai Walikota Bandung yang baru. Langkah pertama Ridwal Kamil untuk membuat Bandung menjadi pantas dijuluki Kota Kembang adalah dengan membangun berbagai Taman. Mulai dari Taman Lansia yang diperbaiki, Taman Fotografi, Taman Bunga, sampai Taman Jomblo, dan tentu akan diikuti dengan langkah hebat lainnya. Bagi saya ini bagaikan sebuah kemenangan tersendiri bagi warga Bandung, saya harap beliau bisa mengubah Bandung ke arah yang lebih baik. Kapan lagi sih Bandung punya Walikota hebat seperti Ridwal Kamil ini. Selain hebat, dia juga melakukan "PDKT" kepada warga Bandung dengan cara yang unik, yaitu melalui akun sosial media Twitter. Coba cek saja akun twitternya @ridwankamil‎ dan siap-siaplah kagum dan tertawa.

    Masih berhubungan dengan Ridwan Kamil. Oke, beberapa waktu lalu, Taman Jomblo yang ada di kolong Jembatan Layang Pasupati telah diresmikan. Dan saya sebagai jomblo tentu merasa bangga dan terhormat karena dibuatkan taman, walaupun kursinya single seat. Lalu, apa sih motivasi Ridwal Kamil membuat Taman Jomblo ini? Ternyata, setelah saya teliti lebih dalam, Ridwal Kamil menciptakan Taman Jomblo karena Bandung dijuluki Paris van Java. Kenapa bisa begitu? Karena, walaupun Paris adalah salah 1 ikon kota romantis, tapi perlu diketahui bahwa Paris adalah kota dengan tingkat kejombloan tertinggi di Eropa sana. Tapi bedanya, walikota Paris mungkin tidak peduli dengan kaum jomblo. Jadi di Paris tidak ada Taman Jomblo, adanya Menara Eiffel yang sering digunakan orang untuk pacaran *meratapi nasib*.
    Taman Jomblo, ikon Kota Bandung yang baru.
    Selain kejeniusan sang Walikota untuk membenahi Bandung, ternyata Bandung juga dikenal sebagai kota yang penduduknya pintar dan kreatif. Itu bisa dibuktikan dengan banyaknya sekolah atau Universitas yang menjadi tujuan utama para pelajar/mahasiswa seluruh Indonesia, bahkan dunia. Contohnya adalah ITB (Institut Teknologi Bandung), Unpad (Universitas Padjadjaran), UKM (Universitas Kristen Maranatha), Unpar (Universitas Parahyangan) dan masih banyak lagi. Bahkan banyak tokoh Indonesia yang bersekolah di Bandung, seperti Ir. Soekarno yang pernah menjadi mahasiswa di ITB (namanya dulu adalah Technische Hoogeschool te Bandung).

    Prestasi anak-anak pelajar dan mahasiswa di Bandung sudah sangat banyak, yang terbaru adalah 2 mahasiswa ITB yang menjadi juara 1 pada lomba debat tingkat Internasional bernama World's University Debating Championship (WUDC) yang diselenggarakan di Rajalakshmi Engineering College, Chennai, India. Ini merupakan sejarah baru karena ini adalah pertama kalinya orang Indonesia dapat menjadi juara pada kompetisi Debat Internasional. Tentu saja ini membanggakan, khususnya untuk mahasiswa ITB dan warga Bandung.

    Soal kreativitas, Bandung gak usah ditanya lagi. Udah banyak banget hasil kreativitas warga Bandung yang sampai terkenal ke seluruh dunia. Salah 1 yang paling terkenal adalah produk distro baju Peter Says Denim yang didirikan oleh Peter Firmansyah asal Bandung. Produk baju ini sudah terkenal sampai mancanegara. Selain itu, industri sepatu Cibaduyut juga sudah dikenal sejak lama karena kualitas sepatunya yang top dengan harga yang lebih merakyat. Tidak ketinggalan juga produk kain Bandung yang pusatnya berada di Pasar Baru Trade Center di Jalan Otto Iskandardinata, tempat ini sudah sangat terkenal dengan kualitas kainnya yang bagus dan tempat itu sangat sering dikunjungi oleh turis asing, terutama Malaysia. Dan saya pun mengakui, bahwa produk yang diciptakan orang Bandung sangatlah unik dan tidak kalah dengan produk asing.
    Patung Sepatu yang ada di daerah Cibaduyut.
    Saking kreatifnya warga Bandung, sampai-sampai pada tahun 2007 British Council menjadikan Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur. Walaupun saya agak ragu bahwa Britis Council benar-benar meneliti kreativitas warga Bandung, mengingat bahwa Bandung ada di Indonesia, dan Indonesia sendiri berada di Asia Tenggara, sedangkan penghargaan itu se-Asia Timur. Yah, untuk itulah kita jangan membaca peta dalam keadaan setengah tidur.

    Untuk wisata lainnya Bandung juga tidak kalah menarik, dari zaman dahulu Bandung telah menjadi magnet pariwisata bagi para turis lokal maupun asing. Banyak sekali keindahan yang dapat dijelajahi di Bandung. Mulai dari Wisata Gunung Tangkuban Perahu dan daerah Lembang yang dingin. Sampai Jalan Braga dan Gedung Sate yang bersejarah dan juga kumpulan FO (Factory Outlet) yang telah menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung, khususnya para penduduk Jakarta yang sedang berlibur di Bandung. Ah, tidak lupa juga Gedung Merdeka alias Museum Konfrensi Asia-Afrika yang menjadi tonggak sejarah kebangkitan negara-negara di Asia dan Afrika pada tahun 1955.
    Gedung Merdeka, salah 1 tempat bersejarah di Bandung.
    Dan sekarang saya akan membahas tentang sebuah klub sepak bola yang sarat akan sejarah dan prestasi. Klub yang didirikan pada tahun 1933 ini sudah sangat melekat dengan jiwa orang Bandung. Yap, itu adalah Persib Bandung. Yah, walaupun prestasi besar Persib yang terkahir adalah menjadi juara Liga Indonesia musim 1994-1995, tapi Persib sampai sekarang menjadi salah 1 klub dengan fans paling banyak (yang dikenal dengan sebutah "Bobotoh" atau "Viking") dan menjadi klub terkaya di Indonesia. Keren bukan? Dan apa yang terjadi pada Persib sangat jarang terjadi pada klub lain di Indonesia, selain klub besar lain seperti Persija Jakarta atau Persebaya Surabaya. Dan bagi saya, Bandung adalah salah 1 kota di Indonesia yang seolah menjadi magnet prestasi.

    Sebenarnya, prestasi yang pernah ditorehkan Kota Bandung masih sangat banyak. Tapi karena keterbatasan tenaga dan masih harus mengerjakan tugas sekolah, akhirnya saya cukupkan sampai disini. Ayo, jadikan Bandung lebih indah dan lebih keren dengan dijuluki "Kota Berprestasi" lagi. Jagalah Kota Bandung dengan sepenuh hati. Jadikanlah Kota Bandung kembali keren dengan slogannya "Bermatabat" alias "Bersih, Makmur, Taat dan Bersahabat". Tentunya kalian ingin kan suatu saat nanti headline koran Pikiran Rakyat menulis "Mulai sekarang, Paris dijuluki Bandung van Europe (Bandungnya Eropa)!!". Terima kasih sudah membaca, Wassalam :D

    Keterangan : Tulisan saya kali ini adalah tulisan yang akan dilombakan pada Cibiru (Cipta Blog Daring Serba Unik) #Portal2 SWAT yang dilaksanakan oleh SMAN 7 Bandung.


    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !

    Kantor Pos, apa sih yang kalian pikirkan saat mendengarkan kata tersebut? Dan kita akan mendapat berbagai jawaban jika kita melontarkan pertanyaan ini ke banyak orang.

    Mulai dari orang yang menanggapinya dengan serius seperti "Kantor pos? Itu kan tempat buat kirim surat atau barang gitu deh", ada juga yang menanggapinya seperti fosil ABG lupa diri "Kantor pos? Itu kan tempat aku ngirim surat ke Kakanda pas zaman penjajahan dulu" bahkan sampai yang berjiwa pelawak gagal akan menanggapinya dengan "Pos itu kan bahan tebak-tebakan. Kalo sop dibalikin jadi apa? Ya jadi tumpah lah!!" lalu dia dimasukkan ke dalam karung dan dilemparkan dari puncak Gunung Everest.

    Yah, apapun arti kantor pos bagi kalian. Bagi saya yang merupakan cucu dari seoarang Kakek yang pernah bekerja di Pos Indonesia, kantor pos adalah sebuah tempat dimana orang bisa mengirimkan surat pribadi maupun resmi dan barang ke tempat lain. Ya, mungkin tidak lebih dari itu. Cukup menyedihkan memang pengetahuan saya.
    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !
    Older
    Stories

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Selamat datang di blog Hai Haykal ! yang merupakan pelopor tulisan tidak berguna sejak tahun 2011. Kami tidak bertanggung jawab atas gangguan mata, mual, muntah, kejang-kejang, dan ditinggal waktu lagi sayang-sayangnya setelah membaca blog ini.

    Tentang Aq

    HAYKAL SATRIA PANJERAINO
    Seorang mahasiswa tingkat akhir yang senang menulis hal yang tidak ada gunanya dan sedang memulai bisnis baju olahraga. Sering random, pelupa, dan suka marah kalo lagi laper.

    Yang Udah Nyasar

    Semua Tulisan

    • ▼  2018 (5)
      • ▼  Desember (1)
        • Memento Mori
      • ►  Agustus (1)
      • ►  Juli (3)
    • ►  2017 (11)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  Mei (1)
      • ►  April (2)
      • ►  Maret (3)
      • ►  Februari (3)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2016 (44)
      • ►  Desember (2)
      • ►  November (2)
      • ►  Oktober (2)
      • ►  September (1)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (30)
      • ►  April (3)
      • ►  Maret (1)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2015 (68)
      • ►  Oktober (2)
      • ►  September (5)
      • ►  Agustus (6)
      • ►  Juli (3)
      • ►  Juni (27)
      • ►  Mei (8)
      • ►  April (8)
      • ►  Maret (2)
      • ►  Februari (7)
    • ►  2014 (36)
      • ►  Desember (2)
      • ►  November (1)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (8)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (3)
      • ►  Mei (5)
      • ►  April (2)
      • ►  Maret (4)
      • ►  Februari (4)
      • ►  Januari (5)
    • ►  2013 (18)
      • ►  Desember (2)
      • ►  November (2)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (1)
      • ►  Juni (2)
      • ►  Mei (6)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (3)
    • ►  2012 (46)
      • ►  Desember (1)
      • ►  November (4)
      • ►  Oktober (4)
      • ►  September (2)
      • ►  Agustus (4)
      • ►  Juli (7)
      • ►  Juni (5)
      • ►  Mei (5)
      • ►  April (5)
      • ►  Maret (5)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (3)
    • ►  2011 (7)
      • ►  November (2)
      • ►  September (5)

    Kategori

    Ada Ilmunya Bodoh Cerpen Diriqu Fiksi Gak Jelas Galau Iseng Jejersian Keperluan Lomba Kisah Nyata Lagi Bener Lagu Galau Masa Kuliah Masa SMA Masa SMP Pembodohan Random Review Buku Sehari-Hari Sepak Bola Tantangan Menulis Random - Februari Tantangan Menulis Random - Juni Temen-Temen Terlalu Jujur Tulisan Pendek

    Paling Rame

    • Galauan Lagu : Adhitya Sofyan - Blue Sky Collapse
    • Debat Pramuka, Dan Lain-Lain
    • Secuil Kisah Trilogi di SMA Taruna Bakti (Pendaftaran)
    • Galauan Lagu : HiVi - Siapkah Kau 'Tuk Jatuh Cinta Lagi
    • Cowok Sunda-Cewek Jawa
    • Karena Kita Adalah Sahabat Bagi Diri Sendiri
    • Akhir Yang Indah di Bulan Juni
    • Secuil Kisah Trilogi di SMA Taruna Bakti (Pengumuman)
    • Galauan Lagu Secondhand Serenade - Awake
    • Hari Pertama Pake Kacamata

    Sosmed Aq

    • Google Plus
    • LinkedIn
    • Facebook
    • Twitter
    • Ask FM
    • Instagram
    facebook Twitter instagram pinterest bloglovin google plus tumblr

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top