Haykal Satria Panjeraino. Diberdayakan oleh Blogger.

Hai Haykal !

    • Beranda
    • Tentang Aq
    • Kuliah
    • Bisnis
    • Keseharian
    • Romansa
    • Serius

    By : Rizki Anugrah H.
    Pembangunan di Indonesia merupakan amanat konstitusi (UUD 1945). Ditegaskan bahwa tujuan Negara Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Jalan satu-satunya untuk mencapai tujuan itu adalah pembangunan nasional yang meliputi semua aspek kehidupan baik politik, ekonomi, maupun sosial budaya bahkan pertahanan-keamanan.

    Bagi negara berkembang seperti Indonesia pembangunan merupakan langkah awal yang dilakukan untuk tercapainya peningkatan kualitas hidup masyarakat dan tersebarnya hasil-hasil pembangunan secara merata. Seers menitikberatkan tujuan pembangunan pada tiga hal yaitu untuk mengurangi kemiskinan, menanggulangi pengangguran, dan mengatasi ketidakadilan dalam pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya (Seers dalam Sudjana, 2004: 178). Indonesia cukup lama tertinggal dalam pembangunan infrastruktur. Akibatnya, muncul kesenjangan antarwilayah, pertumbuhan ekonomi antardaerah tidak berimbang, dan banyak potensi ekonomi daerah yang tidak diberdayakan. Pada akhirnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia jadi rentan gejolak ekonomi dan cukup lama berkutat pada zona lesu. Permasalahan inilah yang menjadi landasan terbentuknya kebijakan pembangunan infrastruktur di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.

    Giatnya pemerintah menggalakan pembangunan infrastruktur di seluruh pelosok negeri merupakan upaya yang bertujuan untuk membangun ekonomi yang berkeadilan, mengurangi tingkat kemiskinan, dan mengurangi tingkat pengangguran. Hebatnya, kebijakan pembangunan infrastruktur ini tidak menjadi omongan pejabat semata. Seperti yang dikatakan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, bahwa dampak dari kebijakan pembangunan ini mulat terasa. Saat ini, Rasio Gini Indonesia pada September 2016 berada pada angka 0,394, menurun dari angka 0,41 pada 2015. Pada Maret 2017 Ratio Gini juga bergerak turun meskipun penurunannya hanya 0,001. Selain itu, sejak kuartal keempat tahun 2016, pemerintah berhasil membalikkan ekonomi yang sebelumnya melambat.

    Upaya menurunkan ketimpangan bukanlah sesuatu yang mudah. Hal ini pun juga diakui oleh pemerintah. Pemerintah sadar bahwa ketimpangan ekonomi masih terlihat nyata dalam masyarakat. Permasalahan ini haruslah diatasi secara roadmad atau jangka panjang. Karena itulah pemerintah mengeluarkan Kebijakan Pemerataan Ekonomi yang mencakup tiga area utama. Ketiga area itu adalah Kebijakan Pemerataan Lahan, Kebijakan Pemerataan Kesempatan, dan Peningkatan Kapasitas SDM. Namun, untuk mengatasi masalah pembangunan ekonomi Indonesia ini, pemerintah saja tidaklah cukup. Kita harus memakai teori kolaborasi. Perubahan sebuah kota bahkan tidak cukup hanya mengandalkan peran pemerintah tetapi juga harus melibatkan, pengusaha, masyarakat, dan media. Pemerintah mempunyai political power, pengusaha mempunyai capital power, masyarakat termasuk di dalamnya komunitas mempunyai social power, dan media mempunyai information power. Masing-masing sektor ini mempunyai nilai perubahan sebesar 25% sehingga ketika digabungkan akan terjadi perubahan yang bernilai 100%,

    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !
    Sebagai orang Indonesia, khususnya keturunan suku Jawa, ya walaupun hanya setengah, mungkin wajib hukumnya bagi gue (dan keturunan suku Jawa lainnya) untuk mengenal batik dengan lebih dalam lagi. Karena, apa ya, begini deh misalkan : kalian jomblo nih ya, terus ada temen kalian yang nyebar undangan nikah, kan gak enak tuh kalo kalian gak dateng (ya itung-itung lumayan makanan gratis juga), walhasil kalian dateng lah ke acara pernikahan temen kalian itu, walaupun sendiri karena pacar gak ada dan kura-kura lagi gak mood diajak pergi ke kondangan. Sebelum ke kondangan, pemirsa dan netizen pasti bertanya pada kalian "Mau pake baju apa kamu ke kondangan hari ini?" dan seketika suara dari kejauhan pun menjawab "BATIKK" dan, ya, masalah baju terselesaikan dan kalian pun berangkat ke kondangan temen kalian pakai batik dan hanya berangkat sendiri, menerjang rintangan melewati batas. Disana kan kalian sendirian tuh, jadi abis salaman sama penganten kalian resah gundah gulana tak tau arah mau ngapain aja, soalnya temen dah bawa pasangan semua, mau ngobrol soal pasangan tapi takut malah kena bully dan pulang-pulang malah gandengan tangan sama kang parkir kan repot. Walhasil kalian nekat nyamperin temen kalian yang bawa pasangan itu dan mulai mengobrol, sambil tetap nahan hawa nafsu buat gak ngomong "Eh lu punya kenalan yang mirip Dian Sastro gak? Kenalin gue dong". Sebagai jomblo, gue juga paham gimana rasanya kebingungan waktu nyari topik obrolan sama orang-orang, apalagi dengan mereka yang gak sebangsa sama elu (baca: jomblo ngobrol sama yang gak jomblo), akhirnya kalian malah iseng aja nanya "Eh cuy batik lu bagus deh, buatan mana ini?"

    Kalo orang yang kadar gas air mata di otaknya udah kebanyakan, pasti dia bakal jawab "Buatan Cina bro". Tapi gue yakin, 80% dari mereka yang waras bakal jawab bahwa batik mereka berasal dari daerah di Jawa Tengah-Jawa Timur, dan mungkin Mega Mendung nya Cirebon yang terkenal dan jadi favorit anak-anak SD kalo dapet tugas menggambar batik soalnya paling gampang.

    Pertama, gue minta maaf karena telah membiarkan kalian membuang sekitar setengah menit waktu buat baca kisah yang ngebuat kalian pengen nyiram gue dengan salep koreng :( Tapi inti dari cerita itu adalah, bahwa batik Jawa adalah khas dan khasnya dari Jawa adalah batik. Karena, secara istilah, batik pun berasal dari bahasa Jawa; "amba" yang artinya menulis dan "tik" yang artinya titik-titik atau membuat titik dan lalu dikembangkan menjadi "batik" yang kurang lebih artinya menulis titik-titik.

    Eh bener gak sih?

    Ya tapi pada intinya begitu lah, pesona batik sudah begitu melekat dengan Pulau Jawa dan kaum-kaumnya. Walau begitu, orang Indonesia juga secara umum udah gak hanya nerima kata "batik" sebagai pakaian dengan desain yang menakjubkan dari Jawa. Sekarang ini, batik bagi orang Indonesia ada banyak jenisnya. Ada batik berdahak, atau batik pilek, ada bati...

    *dibakar massa*

    Maksudnya, ada batik Jawa, ada batik dari Palembang, ada batik dari Minangkabau, ada yang dari Bali, Nusa Tenggara, Aceh, Kalimantan dan banyak daerah lain dari Indonesia. Tapi istilah itu hanya untuk orang Indonesia yang gak terlalu paham sama batik dan cara mereka melihat desain batik sama dengan cara cowok melihat warna. Karena setau gue, walaupun pada intinya itu kain yang desainnya bagus-bagus dan cara membuatnya dengan menuliskan malam ke kainnya atau apapun itu, tapi tiap daerah punya nama yang berbeda-beda buat "batik", tapi sayangnya gue juga gak tau istilah batik di tiap daerah hehehehe. Gue kira juga orang seluruh dunia sama kayak gue, yang nganggep bahwa batik itu sama aja di tiap daerah dan bedanya cuman terletak di desain serta kalo mang-mang batik di Pekalongan makan siangnya pake pecel tapi yang mang-mang batik di Bandung makan siangnya pake ayam cola Jalan Gelap Nyawang.

    *motor gue yang dibakar massa*

    Kembali lagi ke paragraf awal, dimana gue bilang bahwa gue sebagai keturunan setengah Jawa merasa wajib mempelajari batik, ya minimal bisa bedain lah mana batik Jogja mana batik Solo mana batik Pekalongan. Sekarang ini, dengan kondisi gue yang udah 12 tahun di Bandung, pengetahuan gue soal batik belum terlalu banyak karena gue belum pernah denger sentra distro batik Bandung atau desain asli batik dari Bandung, dimana gue juga cuman tau Cirebon sebagai penyumbang desain batik dari Jawa Barat. Jadi, sepertinya gue wajib dalem-dalem lagi belajar soal batik karena ya, malu aja kan dateng acara nikahan sodara tapi malah make batik yang ada gambar klub bolanya :(

    Walaupun menurut gue ada saja satu diantara seribu yang sedang membaca tulisan ini lalu berkomentar "Yang wajib itu shalat lima waktu, Kal".

    Kondisi gue yang gak terlalu tau batik ini berbeda dengan kebanyakan sodara gue, terutama dari Ayah yang hampir semuanya orang Jawa murni (gak kayak gue, campuran Jawa-Sunda). Ambil contoh Ayah gue, dimana Ayah gue seneng ngoleksi batik dan setiap keluarga gue mudik ke Solo (atau mungkin iseng jalan-jalan ke Jogja), pasti Ayah gue mampir ke toko batik gede di jalan.entah.apa.itu.Ahmad.Yani.kalo.gak.salah dan pulang-pulang bawa seplastik aja isinya batik, kadang Ibu gue juga ikutan beli karena ya kapan lagi beli batik di kota asalnya langsung, kata Ibu gue yang orang Banten dan disana jarang ada batik.

    Dan gue pun setuju, bahwa batik yang gue sering liat di toko batik di Solo atau Jogja adalah salah satu yang terbaik, lebih baik dari batik dengan motif klub bola yang bisa gue beli di ITC Kebon Kalapa dengan estimasi harga 50rb saja, itu pun setelah perjuangan nego alot yang berujung membuat gue turun berat badan 2kg akibat kebanyakan ngeluarin keringet waktu nego ama abang-abangnya. Dari sini, Indonesia punya potensi, potensi yang amat besar, yang berasal dari warisan budaya yang udah bertahan ratusan atau bahkan ribuan tahun dan masih populer sampai sekarang. Saking terkenalnya, batik sampe udah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009 oleh UNESCO. Jadi, memang sejak dulu batik adalah salah satu hal yang bisa dibanggakan dari Indonesia.

    ***

    Dalam salah satu Hadist, Rasulullah Saw. bersabda bahwa "Orang yang paling baik adalah yang berguna bagi sesamanya". Dan dari sini, gue yakin Nabi Muhammad adalah insan yang berpikiran luas dan terbuka sehingga bisa saja kita menafsirkan hadist itu ke konteks lain, maksudnya bukan soal manusia, tapi soal negara, jadi "Negara yang baik adalah yang berguna bagi negara lain". Gue yakin, tiap negara punya potensi untuk dikembangkan dan bisa jadi hal yang berguna bagi negaranya sendiri dan bisa juga membantu negara lain. Liat aja, Malaysia yang sering diejek sama orang Indonesia pun punya klub bola Selangor FC yang bisa membuat Andik Vermansyah jadi pemain terkenal dan membuat Indonesia bangga. Bahkan Mali, yang gue pun gak tau letak persis negara itu di Afrika sebelah mana, punya Makan Konate yang pernah main di Persib dan sampe sekarang masih jadi pemain kesayangan Bobotoh walau udah pindah klub, karena jasanya ngebantu Persib juara ISL 2014.

    See? Sekecil apapun itu bantuan dari negara, tetap akan dirasa besar jika negara lain memang membutuhkan. Apakah Indonesia punya?

    Banyak, mulai dari sumber daya alam sampai sumber daya manusia, Indonesia sebenernya punya banyak hal yang bisa dikembangkan dan menjadikan negara kita berguna bagi dunia. Tapi yang mau saya bahas sekarang adalah batik.

    Dunia fashion sudah sangat berkembang sekarang ini, hampir sama dengan dunia teknologi. Udah gak keitung berapa ribu gaya berpakaian yang diciptakan dan diterapkan tiap harinya di seluruh dunia, mulai dari yang sederhana sampai yang ribet dan membuat kita ingin pake kaos pilkada aja. Nah, di sektor ini, gue rasa Indonesia punya jasa yang cukup besar, terutama di bidang per-Jumatan-an dan bidang per-baju kondangan-an. Seperti yang udah saya bilang di awal, kita kalo kondangan pasti pake batik dan rata-rata, laki-laki kalo Jumatan pada pake batik. Kebiasaan ini bisa aja berlaku universal di seluruh dunia asal pemerintah bisa konsisten terus menerus mempromosikan batik ke seluruh dunia, dan gak lupa mempromosikan kebudayaan lain ke dunia.

    Dan sekarang saya pengen ambil satu contoh dari pengaruh batik Indonesia yang udah sampai ke Eropa. Ini lebih dari mahasiswa bule pake batik terus difoto ataupun Presiden ngadain kunjungan kenegaraan pake batik. Ini soal sepak bola, hal yang saya sukai. Jadi, di kalangan kolektor jersey (seragam sepak bola), ada satu jenis jersey yang udah terkenal banget dan disebutnya "batik". Ini bukan jersey tim Indonesia, ini jersey tim Eropa, tim Prancis tepatnya, dan kebetulan gue adalah fans dari tim tersebut. Olympique Lyonnais, atau yang biasa disebut Lyon. Ini adalah jersey Third musim 2010-11 yang gue pun gak paham kenapa desainnya mirip banget sama batik, gue belum pernah baca sejarah jersey ini. Yah, walaupun sponsornya haram bagi orang Indonesia (Everest Poker, you know lah dari namanya), tapi seenggaknya desainnya mirip banget sama batik dan kebetulan jersey ini masih jadi inceran gue sampe sekarang karena tiap ada yang jual, gue telat mulu ngehubungin si agan nya :<


    Jadi ya intinya begitulah, dibalik semua hal yang dimiliki Indonesia, batik hanyalah satu diantara seribu yang bisa dikembangkan agar menjadi berguna bagi dunia. Apakah kamu juga bisa menjadi orang yang berguna bagi orang lain?
    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !
    Kalau kalian bingung, inti dari artikel ini adalah "Negara mana yang pengen gue datengin dalam 10 tahun ke depan".

    ***************

    Selain Indonesia yang gue tempati tiap hari ini, cuman Malaysia sama Singapura yang cukup beruntung pernah dikunjungi sama gue. Gue ke Singapura udah 2 kali, yang pertama waktu kelas 9, dan yang kedua waktu kelas 10, itupun gak nginep karena udah dapet hotel di Batam dan ke Singapuranya naik kapal feri. Sementara Malaysia, baru beberapa bulan lalu, tepatnya akhir Januari, sama rombongan kantor Ayah gue, berangkatnya pun sama salah 1 agen travel, jadi selama 3 hari Malaysia kedatangan 4 bis yang berisi rombongan dari Indonesia. Selain 3 momen itu, sisa hidup gue yang udah 17 tahun ini dihabiskan di Indonesia, rata-rata di pulau terpadat di dunia (Pulau Jawa) dan kadang juga di pulau yang katanya paling bagus di Asia (Pulau Bali).

    Keluarga gue bukan tipe keluarga Kerajaan Brunei yang tiap liburan semester bisa jalan-jalan keliling Eropa atau malah bertamasya ke Planet Mars. Tapi, gue udah cukup bersyukur bisa ke Singapura sama Malaysia juga. Baru ke 2 negara itu aja, gue udah ngebet pengen ngerubah Indonesia. Kalau dari Singapura, aduh entah yah, banyak yang bisa dipelajari dari Singapura buat Indonesia :( Yang udah pernah ke Singapura pasti deh punya keinginan Indonesia (minimal kota besar) bisa kayak Singapura.

    Nah, kalau Malaysia, walau gue masih kesel gara-gara Malaysia ini yang ngalahin Indonesia di Final Piala AFF 2010, tapi gue masih menaruh hormat sama negara ini, apalagi di bidang pariwisata. Pas gue kesana, keliatannya negara ini niaaattttttt banget majuin pariwisatannya. Bis pariwisata dimana-mana, tempat wisata yang penuh gak cuman sama orang Melayu, India sama Cina Malaysia doang dan lain-lain. Selain KLCC (Kuala Lumpur City Center) dengan Menara Petronasnya yang keren, tempat lain yang bikin gue takjub itu di Masjid Putra, yang ada di Putrajaya, rada jauh dari Kuala Lumpur. Gue liat dari bis, Putrajaya itu sepi bener, jarang ada mobil ngelewat, tapi di Masjid Putra ini, gile dah, bis pariwisata dimana-mana. Dan kerennya lagi, bis pariwisata ini gak cuman ngangkut wisatawan Muslim doang, tapi banyak juga yang dari Cina, Jepang dan bule-bule dateng kesini, sama pengurus masjidnya juga udah disiapin semua hal supaya turis non-Muslim tetep bisa menikmati keindahan masjid ini tanpa ngeganggu salatnya orang Muslim.
    Masjid Putra

    Yah, sebesar-besarnya puja-puji gue untuk negara tetangga, tetep Indonesia masih lebih bagus di mata gue, dibalik segara kekurangannya (dan tentu Singapura sama Malaysia pun punya kekurangan masing-masing). Gue harap juga kelak Indonesia bisa belajar dari negara tetangga, terutama soal apa yang masih kurang dari negara ini. Ah iya, omong-omong soal Singapura yang kita (orang Indonesia) anggap sebegitu hebatnya, gue baca satu artikel yang mungkin bisa ngebuat elo pade menarik pikiran "Enak ya jadi orang Singapura..."

    Cermin Kecil Bernama Singapura

    Anyway, gue tentu pengen pergi ke negara lain juga diluar Singapura sama Malaysia. Ngeliat Istana Merah di Rusia atau ngedaki Gunung Kilimanjaro di Tanzania sana kayaknya bakal jadi pengalaman yang asik. Tapi, gue gak pengen keluar negri cuman buat piknik doang, ngabisin duit macem borjuis-borjuis pemilik lahan kopi zaman Preanger stelsel. Lebih dari itu, gue pengen menetap disana, dan diawali dari kuliah disana. Kalo kata orang Sunda mah, kagok edan.

    "Aku tak ingin pergi ke Belanda hanya untuk memenuhi keinginanku bertamasya saja, melihat yang belum pernah dilihat dan merasakan yang belum pernah dirasakan" - Marah Hamli, buku Memang Jodoh karya Marah Rusli.

    Oke, jadi, dalam 10 tahun ke depan, yaitu tahun 2026, gue udah berumur 27 tahun. Udah bertahun-tahun yang lalu dapet gelar S1 dan udah nikah (aamiin kwkwkwk). Kalo masih berdasarkan pikiran dan angan-angan gue ini, di umur segitu gue pengen udah dateng ke 3 negara, atau minimal 2 dari 3 itu lah. Syukur-syukur bisa kuliah dan tinggal disana ntar.

    Jerman
    Kayaknya, hampir semua orang di dunia ini pengen ke Jerman, minimal buat bertamasya. Begitu pun gue, semenjak tertarik sama Bahasa Jerman dari kelas 9 (dan ironisnya belom bisa sampai sekarang), gue menyimpan asa buat kuliah disana suatu saat. Di awal masa SMA, gue pelan-pelan mulai melupakan Jerman karena ternyata di sekolah gue bahasa asing yang dipelajarinya itu Bahasa Inggris sama Bahasa Jepang, bukan Jerman. Tapi di kelas 12 ini, gue 'melek' sekali lagi soal Jerman semenjak Edu Fair, pameran pendidikan di sekolah gue. Dari situ gue jadi pengen kuliah di Jerman, mulai melupakan SBM ITB, tapi karena belum diizinin kuliah S1 di Jerman (karena biaya hidupnya bisa bikin gila sampai ganti ketua rt 2 kali, walaupun biaya kuliahnya gratis) jadi gue mulai menatap lagi mimpi SBM ITB dan bercita-cita S2 di Jerman. Dan dari survei kecil-kecilan dan gak niat, gue udah nemu 1 universitas yang bisa jadi tempat gue menuntut ilmu di 10 tahun ke depan : Friedrich-Alexander University, Erlangen-Nuremberg. Gue sendiri pengennya ambil yang di Nuremberg, biar deket ke Herzogenaurach, tempat dimana kantor Adidas pusat seluruh dunia berada.
    Dapet fotonya yang di Erlangen semua.

    Jurusannya sendiri, entah yah... Gue pernah sekali waktu liat semua jurusan S2 yang ada di Nuremberg sana, dan gue menemukan yang cocok, tapi sialnya gue lupa apa namanya karena pencarian itu sendiri udah dari bulan November lalu (gimana mau inget, kejadian kemaren aja gue suka udah lupa). Intinya, yang berhubungan dengan bisnis, entah itu marketing atau sports management, lupa. Gue harap juga nanti dapetnya beasiswa, yah, walau kuliahnya gratis, tapi biaya hidupnya gile. Apalagi Nuremberg itu masih di wilayah Bavaria, masih 1 wilayah sama kota Munich, kota yang biaya hidupnya paling mahal di Jerman, gue gak tau ini ada hubungannya apa nggak, tapi ya begitulah. Kita gak bisa ntar marah-marah ke penjaga toko "Di daerah saya, air mineral ginian mah lima ribuan juga kadang dapet dua !! Mahal amat sih disini". Sebenernya bisa aja sih kayak gitu, tapi paling kita berakhir dengan dideportasi ke negara asal atau ditempatkan sama gorila di Kebun Binatang Berlin.

    Mungkin ada yang masih bingung, kenapa Nuremberg? Kenapa Adidas? Yah, karenaaa, gue entah kenapa pengen banget kerja buat Adidas, lebih-lebih Adidas pusatnya langsung. Dan gue pilih Nuremberg gara-gara pas gue iseng liat-liat info magang di adidas.com, banyaaakkkkk banget kesempatan magang di Herzogenaurach, kantor Adidas pusat, dan setelah gue cari, ternyata Herzogenaurach itu deket sama Nuremberg, jadi ya gitu deh. Dan gue juga gak tau kenapa tiba-tiba pengen kerja di Adidas, produk buatan Paman Adi Dassler ini lebih memikat gue dari Nike sama Puma, pesaing utama Adidas. Walaupun beberapa orang udah tau kalo gue pengen bikin usaha sendiri, tapi seenggaknya, kalo misalkan harus kerja dulu cari pengalaman dan modal, gue pengen kerja di Adidas gitu lohhh. Karena nantinya perusahaan gue bergerak di bidang yang gak beda jauh sama Adidas, walau tentu buat nyamain Adidas mungkin perlu puluhan tahun, atau mungkin juga bisa bersaing sama Adidas dkk. pas gue udah meninggal dan perusahaannya dipegang sama anak cucu gue. Setidaknya berusaha.

    Dan kalo ada yang nanya "Kal naha ih ke Jerman teh ambil jurusan ekonomi, da asanamah Jerman teh bagusnya di bidang teknik sama kedokteran siah" atau "Kal naha ke Jerman teh malah ambil di Nuremberg? Naha gak Aachen (kuliahannya Pak Habibie) atau di Muenchen (katanya sekolah teknik nomor 1 di Jerman ada disini), kan bagusan disana meureun". Kalo ada yang nanya gitu, gue cuman bisa jawab "Nya atuh da aing teh IPS :(" lalu berhuhu-huhu bareng. Kalaupun gue IPA, mungkin gue bakal tetep pengen kuliah di Jerman, dan mungkin bakal ambil di Aachen atau Muenchen juga. Kalau kerja di Jerman pun, gue kayaknya bakal milih perusahaan mobil terkenal disana, macem BMW (Bayerische Motoren Worke), Audi, Volkswagen atau Mercedes-Benz.

    Salah satu temen gue sendiri ada yang tinggal di Jerman. Namanya Nadim, temen SMP gue, dia pindah ke Jerman waktu kelas 8, ikut Ayahnya yang kerja disana, dia tinggal di Bremen sampai sekarang. Tapi, walau tinggal di Jerman, anehnya ini si Nadim tetap ngindon :( Gak di Path, gak di blog, gak di line, ngepostnya pake Bahasa Indonesia mulu, ngepostnya pun rata-rata soal Indonesia (nonton Persib, nunjukkin duit recehan goceng sama dua ribuan, Chelsea Islan, dll), walau jelas pernah dia ngepost soal sekolah disana gimana atau cerita dia lagi nonton pertandingan basket atau sepak bola di Bremen sono. Tahun lalu, dia 'liburan' ke Indonesia dan ngabisin waktu sama gue dan temen-temen yang lain di sekitar SMP gue, daerah Alun-Alun. Dan, pas main futsal pun, dia pakenya jersey Persib...

    Ya sudahlah, mungkin terlampau nasionalis.

    Ah iya, satu hal lagi, gue udah hapal lagu kebangsaan Jerman loh. Awalnya gue kira anthem Jerman itu paling keren satu dunia, ternyata Prancis lebih keren lagi heuheuheu.

    Italia
    Kalau Italia, gue cuman punya 1 kota yang pengen gue datengin (wajib malah) : Milan.

    Hal yang gak aneh kalau gue pengen ke Milan cuman gara-gara klub sepak bola. Iya, gue adalah fans AC Milan sejak 2005, sejak AC Milan kalah dari Liverpool di Final UCL 2005 yang diadain di Istanbul dan katanya termasuk Final UCL terbaik sepanjang sejarah. Awalnya, sebagai anak kelas 1 SD tahun 2005 itu, gue ngefans sama AC Milan gara-gara waktu main Winning Eleven di PS1, gue sering pake AC Milan dan Dida (kipernya waktu itu) mainnya bagus bener, gak ngerti lagi, dari situlah gue mulai jadi fans AC Milan sampai sekarang. Sebagai fans, jelas kalau dateng dan nonton pertandingan langsung di San Siro adalah kewajiban buat seluruh Milanisti (eaea). Walaupun San Siro itu milik bersama (AC Milan sama Inter Milan) tapi bagi gue penyebutan San Siro masih lebih enak dibanding Giuseppe Meazza (cara fans Inter nyebut San Siro).

    Selain ke San Siro, gue gak tau mau kemana lagi di Italia. Mungkin ikut-ikutan tempat wisata bagus di Italia yang diambil dari internet, atau mungkin jalan-jalan capruk aja sampe nyasar dan nemu gapura bertuliskan "Anda memasuki wilayah Kabupaten Boyolali". Ah iya, gue pengen juga ke Casa Milan, semacam museum tempat sejarah kejayaan AC Milan dipajang disitu. Kalo diliat di Instagramnya AC Milan sih, keren banget :(

    Gitu deh Italia mah. Milan weh jeung Milan.

    Saudi Arabia
    Ini nih yang mungkin rada janggal,

    ngapain ke Arab Saudi, Kal? Jadi TKI?

    Bukan.

    Terus ngapain?

    Ke Mekkah lah :( Kamu gak ngerti aku *lalu nangis*.

    Setiap Muslim pasti pengen dateng ke Mekkah setidaknya sekali seumur hidup, setidaknya Umrah. Langkah pertama yang harus gue lakukan kalau pengen ke Mekkah adalah : yakin gue bakal kesana. Kemaren gue denger iklan kecil-kecilan di radio dari seorang Ustadz, dia bilang "Yang pertama kita harus yakin dulu, karena jika kita sudah yakin, niscaya Allah akan memampukan kita untuk pergi ke Tanah Suci" begitulah kurang lebih.

    *******************************************

    Mungkin saat ini baru 3 negara dulu aja yang pengen gue kunjungi waktu gue berumur 27 tahun nanti. Entah negara mana yang bakal bener-bener gue datengin pas umur gue 27 tahun ntar. Bisa aja ke Jerman, Italia, Arab Saudi atau bisa juga ke negara lainnya atau malah bisa juga keliling dunia. Siapa tau kan?

    Intinya, berusahalah dari sekarang. Kalau mimpi ini gak ngebuat gue resah, berarti mimpi gue belom terlalu gede.

    Gitudeh geleuh.

    Wassalam.
    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !
    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Bacanya sambil senyum ya. Udah tahun 2021 masa belum senyum sih elah.

    Halo Haykal, apa kabar? Cie udah 22 tahun nih ye, udah makin tua ya sekarang (masa sih)..., udah lulus kuliah. Masih jomblo gak? Hahaha, semoga sih nggak. Tapi kalo masih, ya, gapapa sih, sabar aja, hidup emang berat :(

    Lagi apa, Kal? Kalau aku sih, lagi nulis ini, di kantin sekolah lantai 5 itu, siang-siang jam 1 yang mulai kerasa panas-panas lucunya, sendirian tetep, sambil nunggu TO di bimbel jam 2 ntar. Libur panjang dan refreshing pasca-UN jadi hanya sekadar mitos karena Minggu ini udah pada masuk intensif di bimbel atau di sekolah :( Sedih emang, walau Minggu lalu sempet ke Dufan. Tapi ya tetep, entah yah.

    Meh. Siapa juga yang nanya ya.

    Yah, dibalik segala ketidak pentingan dalam hidup ini, aku mau kasih liat 1 hal :

    Masih inget itu, kan? Itu loh, 'hasil karya' kamu waktu awal-awal kelas 12, yang disuruh nulis cita-cita kuliah gitu-gitulah, tuntutan dari siswa XII-8 untuk XII-8 karena kelas kamu waktu itu bisa dibilang yang terakhir bikin gituan, walau bisa dibilang ikut-ikutan tapi malah bisa dibilang yang paling bagus dibanding kelas lain. Pasti inget lah, ya, wong kamu mikir idenya aja butuh 3-4 hari masa sih gak inget. Tapi bukan inget atau nggaknya yang mau aku tanyain. Tapi, udah kecapai belum?

    Merujuk dari karton oranye itu, kamu nulis 4 harapan sekaligus, gak lupa nulis nama dan kalimat "Bismillahirrahmanirrahim" yang entah kenapa keliatan lebih bagus dari tulisan Arab seorang Haykal yang biasanya. Dari 4 harapan itu, Alhamdulillah salah 1 diantaranya udah terwujud 3 bulan setelah kamu nulis gituan, inget kan? Iya, kamu keterima undangan Manajemen Unpar dan gak diambil gara-gara uang pembayarannya gak akan dibalikin andai nanti keterima PTN. Nah, sekarang, 3 impian lagi nih. Mari bahas satu-satu.

    Pertama, yang paling dekat dan paling bisa dicapai saat itu. Keterima SBM ITB. Cita-cita terbesarmu sejak kelas 2 SMA. Cita-cita yang entah kenapa katanya kamu optimis banget bisa keterima, lewat jalur undangan pula, padahal nilai matematika di rapot semesteran aja cuman 67 dan teman-teman kamu dari sekolah negeri pada nyinyirin macem "Ih Kal kok maneh nilai rata-rata semester 1 sampai 5 cuman 77 tapi bisa daftar undangan? Urang aja nilai 87 gak bisa daftar undangan loh" dan waktu itu aku inget kamu cuman bisa bergumam dalam hati "Ya mampus". Walaupun banyak orang yang nyaranin kamu jangan masuk SBM dengan bermacam alasan; lebih banyak teori daripada praktek lah, mahal lah, orang kaya tapi gak pinter lah, dan segala tetek bengek lainnya, kamu tetep ngotot masuk sana (saking ngototnya sampe pilihan undangan pun cuman SBM ITB) karena ada jurusan wirausahanya, yang jarang ada di PTN, kecuali mungkin Universitas Brawijaya di Malang sana yang waktu itu pun belum jadi pertimbangan.

    Walau kata orang jangan terlalu optimis kalau mau mencapai sesuatu, tapi, masa hidup ini cuman melulu soal rendah diri sih?

    Oke. Harapan kedua, "Why people become enterpreneurs", sekumpulan gambar (aslinya ada 16 gambar, tapi karena gak cukup di kertasnya jadi kamu cuman gambar 12 hahaha dasar bodoh) yang kamu ambil dari salah 1 fanspage di Facebook. Gimana, udah kecapai mimpinya? Maksud aku jelas, mimpi yang entah kenapa mulai kepikiran waktu Liga TB kelas 11. Itu loh, bikin perusahaan penyedia alat olahraga yang harapannya bisa bersaing sama Adidas dan koleganya 20-30 tahun ke depan. Logo udah, nama belum (rada bodoh juga Kal kamu lupa saran namanya dari Nadyra sama Gazza), niat udah, pengalaman jualan kecil-kecilan udah dari kelas 10, nunggu apa lagi?

    Harapan ketiga, kamu gambar cukup kecil di kanan atas, bendera Turki. Hahaha, masih inget kan alasan awal apa yang buat kamu pengen kesana?

    "Ih woy pengen dapet istri orang Turki deh" kata Haykal pada Fauzi dan Narulita.

    Kalo ada temen-temenmu baca surat ini (apalagi alasan pengen ke Turki), mungkin 5 menit kemudian mereka akan ngepost sesuatu di timeline dengan judul utama "Kiamat sudah dekat !! Tolong sebarkan".

    Hahaha gak berubah ya emang begonya Haykal tuh. Tapi intinya, gimana, udah kesana? Yah aku tau kalo makin hari kamu makin pengen ke Jerman, bukan Turki lagi, dan Turki pun cuman sebatas angan jualan kebab disana atau jadi sponsor utama tim Galatasaray, atau syukur-syukur dapet istri orang sana (halah, orang sesekolah aja gak dapet-dapet).

    Entah apa lagi harapan yang kamu gak tulis disitu, harapan kecil-kecilan seorang Haykal Satria Panjeraino waktu masih seumuran aku. Tapi inti dari semua harapan tersirat dan tersurat itu adalah, udah kecapai? Karena aku pengin pas kamu lagi baca ini, seorang Haykal Satria versi 22 tahun lagi melakukan sesuatu yang penting dan berguna, misalkan udah 2 tahun lalu lulus dari SBM ITB dan sekarang lagi kuliah S2 di Nuremberg, atau lagi rapat ngebahas kerja sama jadi apparel Timnas Turki, atau lagi bangun Masjid di Gorontalo, atau lagi kampanye Calon Bupati Cilacap, atau apalah.

    Aku gak pengin Haykal tahun 2021 ini lagi dalam kondisi galau pas baca ini. Galau yang macem-macem, bukan soal asmara doang, yah walau asmara juga jadi faktor utama, tapi jangan lah, kurang-kurangi galau macem :

    - "Duh nahanya sieta mah sok cerita soal mantanna wae"
    - "Ah sieta mah sok mahiwal, cenah bogoh ngan teu bogoh jadi aing kudu kumaha"
    - "Galau euy geus umur 22 ngan can boga kabogoh keneh"
    - "Era siah cuy dateng sorangan ka kawinan batur teh, batin ieu mah"
    - "Eh woy aing hayang gera gawe siah bodo amat lah dek ngurusan tai ucing di kantor Google oge"
    - "Jir karek geh tanggal 3 gaji aing geus beak deui ieu mah kacau"
    - "Bro ban motor aing bocor di Cigondewah gera kadieu jemput aing kaburu paeh"
    - "Mang ai eta sapatu 150 nepi Bandung tiasa teu, da di imah abdi nu kitu teh ngan 100rb atuh piraku"

    Entah udah sadar atau belum, tapi ternyata masalah di dunia ini bukan cuman soal asmara, bukan cuman soal belum pernah pacaran, atau ditolak cewek 2938728192763 kali ataupun ditinggal nikah sama pacar dan lain-lain. Nanti juga mungkin kamu sadar bahwa masih banyak hal yang lebih buruk dari itu semua, misalkan belum pernah nyobain nata de coco buat buka puasa, atau mie jatoh ke wastafel pas tanggal 24 atau juga ditilang polisi pas lagi gak bawa SIM dan STNK. Dan ternyata bahkan masih banyak yang lebih parah dari itu, kayak orang Palestina sana yang tiap hari dilanda kebingungan harus mati apa hidup, atau, ah iya, kamu pasti inget kan cerita dari temen kamu waktu SMA? Ituloh, yang temen kamu liat ada Ibu-Ibu meninggal abis lahiran bayinya di salah satu rumah sakit, yang katanya abis itu kamu merenung beberapa saat, mikirin banyak hal soal si anak yang baru lahir itu; kalo ultah dia sedih, hidup tanpa Ibu, dan lain-lain, dibalik fakta kejam bahwa kamu udah lupa soal hal itu 24 jam kemudian. Tapi, hei, Ibu yang meninggal pas lahiran itu lebih buruk daripada 17 tahun gak pacaran.

    Ya, tapi jangan sampe keasikan ngejomblo juga sih... Syukur-syukur juga kamu lagi baca ini sama pacar.

    EGILA.

    UDAHAN AJA BOLEH GAK WKWKWKWK.

    Dan semua itu ngebuat kita sadar 2 kemungkinan : hidup ini lucu, atau kita yang terlampau receh sampe nganggap hal gituan aja lucu.
    Ini bisa lebih buruk dari gak pernah pacaran 17 tahun.

    Pada akhirnya, si masa sekarang cuman bisa berharap, berharap dan berharap ke masa depan. Berharap semoga masa depan bisa jauh lebih baik dari masa sekarang dan masa lalu. Berharap semoga kesalahan masa sekarang dan masa lalu bisa jadi pembelajaran dan gak diulangi lagi. Kalau dianalogikan dengan kisah cinta anak SMA yang baru selesai pubertas, ini udah kayak jatuh cinta diam-diam, yang hanya bisa berharap terus ke gebetannya sampai Nicki Minaj bikin album duet sama Vagetoz.

    Kalau aku disini, berharap sambil banyak bertanya. Agak bikin gila sih, tapi kata orang-orang, hidup ini dipenuhi dengan pertanyaan, entah kita sadar atau nggak. Hal-hal kecil macem pilihan kaos kaki buat ke sekolah hari ini atau ngasih duit parkir juga termasuk pertanyaan loh; "Mending kaos kaki Blues Clues atau yang motif loreng?" dan "Ah si Kang Parkirnya gak guna, tapi kalo gak ngasih takut digebukin. Jadi, mending ngasih apa nggak ya?". Dan, di hidup ini ada 3 jenis pertanyaan, yang besar, kecil, dan kecil padahal besar. Pertanyaan kecil itu yang kayak milih kaos kaki yang mana hari ini dan segala macam pertanyaan kecil yang muncul setiap harinya. Kalau yang kecil padahal besar itu kayak "Mending ngerjain PR apa tidur ya" atau "Uangnya mending dipake nonton sama gebetan atau main di Hanzo yah?" dan segala macam yang lainnya, pertanyaan sederhana tapi efeknya bisa besar tanpa kita sadari. Kalau yang besar, jelas, macam "Mending SBM ITB apa manajemen UI ya" atau "Wah ditawarin kerja di Freeport nih jadi Humas gajinya gede tapi resiko tinggi, ambil gak ya..." pertanyaan besar yang muncul beberapa tahun sekali, atau mungkin bisa aja tiap hari buat orang penting macem Presiden mah.

    Kamu sudah diperingatkan.

    Jadi, ya, begitulah Kal, surat dariku. Mungkin kamu rada jijik juga dikirim ginian sama anak 17 tahun yang beli roti bakar lima ribuan pun masih mikir-mikir, tapi gapapalah, udah biasa kok di naonsih sama temen-temen. Kalau ditanya tujuan nulis ginian ke kamu, jawaban aku boleh jadi macem khotib-khotib waktu Jumatan "Diharapkan bisa berguna khususnya bagi diri khotib pribadi, dan umumnya bagi jamaah sekalian yang dirahmati Allah Swt." HEHEHE.

    Mungkin ini kedengeran gila, tapi sebenernya aku punya 5 tahun buat mencapai hal yang aku tulis disini, biar bisa baca ini sambil senyum-senyum ntar, senyum-senyum terus muntah.

    Kalo sempet dibales ya, Kal. Wassalam.
    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !

    Siapa sih yang tak kenal Kota Bandung? Kota ini telah menjadi pusat perhatian sejak didirikan pada tahun 1810. Mulai dari pariwisata, kuliner, industri lokal seperti baju di Pasar Baru dan sepatu di Cibaduyut, dan masih banyak lagi. Kota yang menjadi Ibukota Jawa Barat ini posisinya tidak terlalu jauh dengan Ibukota negara (Jakarta) membuat Kota Bandung akan selalu ramai dikunjungi setiap hari Sabtu dan Minggu.

    Bandung adalah salah 1 kota yang berprestasi di Indonesia, mulai dari prestasi yang membanggakan sampai prestasi yang mengecewakan. Yah, mungkin prestasi yang mengecewakan tidak akan saya bahas terlalu dalam. Nantinya malah setelah membaca tulisan saya ini kalian menjadi tidak bisa tidur karena memikirikan masalah Kota ini dan akhirnya meninggalkan Kota Bandung menuju kehidupan yang lebih baik di pedalaman Port Moresby di Papua Nugini yang masyarakatnya bisa dibilang liar. Oke, gak gitu juga kali ya...

    Terlepas dari hal berlebihan dan tidak bermakna tadi, saya akan mulai memaparkan mengapa Bandung pantas disebut sebagai kota berprestasi. Tentu dengan pemikiran saya yang masih memikirkan bagaimana caranya agar dapat mengerjakan PR Hukum Perbandingan Tetap (Kimia) saya saat menulis post ini *maap curhat*.

    Oke, kita mulai dari hal yang sederhana saja dulu. Saya akan mengawalinya dengan sebutan Kota ini terlebih dahulu. Anda tau julukan Kota Bandung kan? Ya, benar, Bandung dijuluki "Paris van Java" alias Paris-nya Pulau Jawa. Dan sekarang, apakah Anda akan bangga jika Bandung disebut sebagai Kota Paris yang "nyasar" ke Pulau Jawa? Jika Anda masih merasa tidak bangga atau bahkan tidak tau tentang julukan ini, sebaiknya Anda mulai mengurangi menonton acara yang terkenal karena "Kaisar Romawi" (Julius Ca*esar) menciptakan sebuah tarian menghentak di acara itu pada saat Bulan Ramadhan beberapa waktu lalu. Anda pasti tau lah.

    Bagi saya sendiri, julukan yang diberikan kepada Kota Bandung ini sangatlah keren dan membanggakan. Mengapa demikian? Ya, bayangkan saja, saking kerennya kota kita ini, bahkan sampai disama-samakan dengan Kota Paris di Prancis sana. Dan apakah kalian tau, bahwa julukan ini diberikan oleh orang Belanda yang ada di Bandung saat zaman penjajahan dahulu. Tentu saja mereka tidak menyamakan Bandung dan Paris karena pemimpin Bandung saat itu bertubuh pendek. Orang Belanda menyamakan Bandung dan Paris karena atas dasar keindahan. Mulai dari keindahan alamnya, kulinernya, keramahan warganya dan bahkan keindahan wajah wanita di Bandung. Walaupun saya tidak terlalu yakin bahwa orang Belanda zaman penjajahan yang memberi julukan ini kepada Bandung pernah mengunjungi Paris dan meneliti tentang keramahan orang sana. Mengingat pada saat itu sedang terjadi Revolusi Perancis yang diawali dengan Penyerangan Bastille pada 1789 dan penjatuhan monarki Raja Louis XIV pada tahun 1792, yang menandai munculnya ilmu pengetahuan baru, yaitu sosiologi. Lalu apa hubungannya dengan penelitian orang Belanda yang gagal? Ya, mungkin saja orang Belanda yang sedang meneliti keramahan orang sana jadi ikut demo untuk melengserkan Raja Louis XIV. Yah, namanya juga berkhayal.

    Selain Paris van Java, Kota Bandung juga dijuluki dengan "Kota Kembang" alias Kota Bunga. Dan yang saya tau, julukan ini diberikan pada zaman penjajahan juga, atau mungkin tidak jauh dari itu. Menurut saya sih, julukan ini harusnya "dihilangkan" dulu dari Kota Bandung. Kenapa? Bisa dilihat sendiri, di Bandung masih banyak sampah yang mungkin jika dikumpulkan akan lebih besar dari Piramida Giza di Mesir sana. Bunga apa yang cocok untuk menggambarkan hal ini? Bunga bangkai alias Rafflesia Arnoldi mungkin bisa, tapi Kota Bandung akan terlihat bodoh jika dijuluki Kota Bunga Rafflesia Arnoldi. Ya, inilah salah 1 prestasi mengecewakan yang dimiliki oleh Kota Bandung. Saya tidak akan membahasnya lebih jauh, saya khawatir kalian benar-benar akan melakukan apa yang saya tulis sebelumnya (pindah ke pedalaman Port Moresby di Papua Nugini).

    Lalu, kapan dong julukan ini pantas menjadi julukan Kota Bandung lagi? Julukan Kota Kembang ini pantas kembali menjadi julukan Bandung saat masalah kebersihan di Kota Bandung ini teratasi. Mulai dari masalah sampah yang untuk menyelesaikannya butuh kesadaran dari tiap individu di Kota Bandung sampai masalah banjir yang disebabkan oleh sampah tadi.

    Dan warga Bandung patut bersyukur setelah Ridwal Kamil terpilih sebagai Walikota Bandung yang baru. Langkah pertama Ridwal Kamil untuk membuat Bandung menjadi pantas dijuluki Kota Kembang adalah dengan membangun berbagai Taman. Mulai dari Taman Lansia yang diperbaiki, Taman Fotografi, Taman Bunga, sampai Taman Jomblo, dan tentu akan diikuti dengan langkah hebat lainnya. Bagi saya ini bagaikan sebuah kemenangan tersendiri bagi warga Bandung, saya harap beliau bisa mengubah Bandung ke arah yang lebih baik. Kapan lagi sih Bandung punya Walikota hebat seperti Ridwal Kamil ini. Selain hebat, dia juga melakukan "PDKT" kepada warga Bandung dengan cara yang unik, yaitu melalui akun sosial media Twitter. Coba cek saja akun twitternya @ridwankamil‎ dan siap-siaplah kagum dan tertawa.

    Masih berhubungan dengan Ridwan Kamil. Oke, beberapa waktu lalu, Taman Jomblo yang ada di kolong Jembatan Layang Pasupati telah diresmikan. Dan saya sebagai jomblo tentu merasa bangga dan terhormat karena dibuatkan taman, walaupun kursinya single seat. Lalu, apa sih motivasi Ridwal Kamil membuat Taman Jomblo ini? Ternyata, setelah saya teliti lebih dalam, Ridwal Kamil menciptakan Taman Jomblo karena Bandung dijuluki Paris van Java. Kenapa bisa begitu? Karena, walaupun Paris adalah salah 1 ikon kota romantis, tapi perlu diketahui bahwa Paris adalah kota dengan tingkat kejombloan tertinggi di Eropa sana. Tapi bedanya, walikota Paris mungkin tidak peduli dengan kaum jomblo. Jadi di Paris tidak ada Taman Jomblo, adanya Menara Eiffel yang sering digunakan orang untuk pacaran *meratapi nasib*.
    Taman Jomblo, ikon Kota Bandung yang baru.
    Selain kejeniusan sang Walikota untuk membenahi Bandung, ternyata Bandung juga dikenal sebagai kota yang penduduknya pintar dan kreatif. Itu bisa dibuktikan dengan banyaknya sekolah atau Universitas yang menjadi tujuan utama para pelajar/mahasiswa seluruh Indonesia, bahkan dunia. Contohnya adalah ITB (Institut Teknologi Bandung), Unpad (Universitas Padjadjaran), UKM (Universitas Kristen Maranatha), Unpar (Universitas Parahyangan) dan masih banyak lagi. Bahkan banyak tokoh Indonesia yang bersekolah di Bandung, seperti Ir. Soekarno yang pernah menjadi mahasiswa di ITB (namanya dulu adalah Technische Hoogeschool te Bandung).

    Prestasi anak-anak pelajar dan mahasiswa di Bandung sudah sangat banyak, yang terbaru adalah 2 mahasiswa ITB yang menjadi juara 1 pada lomba debat tingkat Internasional bernama World's University Debating Championship (WUDC) yang diselenggarakan di Rajalakshmi Engineering College, Chennai, India. Ini merupakan sejarah baru karena ini adalah pertama kalinya orang Indonesia dapat menjadi juara pada kompetisi Debat Internasional. Tentu saja ini membanggakan, khususnya untuk mahasiswa ITB dan warga Bandung.

    Soal kreativitas, Bandung gak usah ditanya lagi. Udah banyak banget hasil kreativitas warga Bandung yang sampai terkenal ke seluruh dunia. Salah 1 yang paling terkenal adalah produk distro baju Peter Says Denim yang didirikan oleh Peter Firmansyah asal Bandung. Produk baju ini sudah terkenal sampai mancanegara. Selain itu, industri sepatu Cibaduyut juga sudah dikenal sejak lama karena kualitas sepatunya yang top dengan harga yang lebih merakyat. Tidak ketinggalan juga produk kain Bandung yang pusatnya berada di Pasar Baru Trade Center di Jalan Otto Iskandardinata, tempat ini sudah sangat terkenal dengan kualitas kainnya yang bagus dan tempat itu sangat sering dikunjungi oleh turis asing, terutama Malaysia. Dan saya pun mengakui, bahwa produk yang diciptakan orang Bandung sangatlah unik dan tidak kalah dengan produk asing.
    Patung Sepatu yang ada di daerah Cibaduyut.
    Saking kreatifnya warga Bandung, sampai-sampai pada tahun 2007 British Council menjadikan Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur. Walaupun saya agak ragu bahwa Britis Council benar-benar meneliti kreativitas warga Bandung, mengingat bahwa Bandung ada di Indonesia, dan Indonesia sendiri berada di Asia Tenggara, sedangkan penghargaan itu se-Asia Timur. Yah, untuk itulah kita jangan membaca peta dalam keadaan setengah tidur.

    Untuk wisata lainnya Bandung juga tidak kalah menarik, dari zaman dahulu Bandung telah menjadi magnet pariwisata bagi para turis lokal maupun asing. Banyak sekali keindahan yang dapat dijelajahi di Bandung. Mulai dari Wisata Gunung Tangkuban Perahu dan daerah Lembang yang dingin. Sampai Jalan Braga dan Gedung Sate yang bersejarah dan juga kumpulan FO (Factory Outlet) yang telah menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung, khususnya para penduduk Jakarta yang sedang berlibur di Bandung. Ah, tidak lupa juga Gedung Merdeka alias Museum Konfrensi Asia-Afrika yang menjadi tonggak sejarah kebangkitan negara-negara di Asia dan Afrika pada tahun 1955.
    Gedung Merdeka, salah 1 tempat bersejarah di Bandung.
    Dan sekarang saya akan membahas tentang sebuah klub sepak bola yang sarat akan sejarah dan prestasi. Klub yang didirikan pada tahun 1933 ini sudah sangat melekat dengan jiwa orang Bandung. Yap, itu adalah Persib Bandung. Yah, walaupun prestasi besar Persib yang terkahir adalah menjadi juara Liga Indonesia musim 1994-1995, tapi Persib sampai sekarang menjadi salah 1 klub dengan fans paling banyak (yang dikenal dengan sebutah "Bobotoh" atau "Viking") dan menjadi klub terkaya di Indonesia. Keren bukan? Dan apa yang terjadi pada Persib sangat jarang terjadi pada klub lain di Indonesia, selain klub besar lain seperti Persija Jakarta atau Persebaya Surabaya. Dan bagi saya, Bandung adalah salah 1 kota di Indonesia yang seolah menjadi magnet prestasi.

    Sebenarnya, prestasi yang pernah ditorehkan Kota Bandung masih sangat banyak. Tapi karena keterbatasan tenaga dan masih harus mengerjakan tugas sekolah, akhirnya saya cukupkan sampai disini. Ayo, jadikan Bandung lebih indah dan lebih keren dengan dijuluki "Kota Berprestasi" lagi. Jagalah Kota Bandung dengan sepenuh hati. Jadikanlah Kota Bandung kembali keren dengan slogannya "Bermatabat" alias "Bersih, Makmur, Taat dan Bersahabat". Tentunya kalian ingin kan suatu saat nanti headline koran Pikiran Rakyat menulis "Mulai sekarang, Paris dijuluki Bandung van Europe (Bandungnya Eropa)!!". Terima kasih sudah membaca, Wassalam :D

    Keterangan : Tulisan saya kali ini adalah tulisan yang akan dilombakan pada Cibiru (Cipta Blog Daring Serba Unik) #Portal2 SWAT yang dilaksanakan oleh SMAN 7 Bandung.


    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !

    Kantor Pos, apa sih yang kalian pikirkan saat mendengarkan kata tersebut? Dan kita akan mendapat berbagai jawaban jika kita melontarkan pertanyaan ini ke banyak orang.

    Mulai dari orang yang menanggapinya dengan serius seperti "Kantor pos? Itu kan tempat buat kirim surat atau barang gitu deh", ada juga yang menanggapinya seperti fosil ABG lupa diri "Kantor pos? Itu kan tempat aku ngirim surat ke Kakanda pas zaman penjajahan dulu" bahkan sampai yang berjiwa pelawak gagal akan menanggapinya dengan "Pos itu kan bahan tebak-tebakan. Kalo sop dibalikin jadi apa? Ya jadi tumpah lah!!" lalu dia dimasukkan ke dalam karung dan dilemparkan dari puncak Gunung Everest.

    Yah, apapun arti kantor pos bagi kalian. Bagi saya yang merupakan cucu dari seoarang Kakek yang pernah bekerja di Pos Indonesia, kantor pos adalah sebuah tempat dimana orang bisa mengirimkan surat pribadi maupun resmi dan barang ke tempat lain. Ya, mungkin tidak lebih dari itu. Cukup menyedihkan memang pengetahuan saya.
    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !



    “Siapapun yang berhenti belajar, jiwanya akan menjadi tua, entah usianya 20 atau 80 tahun. Dan siapapun yang terus belajar, maka jiwanya akan tetap muda. Hal yang paling dahsyat dalam hidup kita adalah berusaha untuk menjaga pikiran kita agar tetap muda.” ~ Henry Ford

    Kata bijak tersebut dikatakan oleh Henry Ford, yang merupakan pencipta model mobil T yang menggunakan namanya sendiri, dan produk itu masih dikenal sampai sekarang, yaitu “Ford”. Tapi ini tidak ada hubungannya dengan esai yang akan saya tulis, saatnya kembali ke jalan yang benar.

    Mari kita mulai...

    Saat pertama kali mendengar tema dari esai ini (Rencana Dana Pendidikan Untukku), mungkin sebagian besar dari kita (yang masih pelajar) lantas saja berpikir “Rencana dana pendidikan? Ayolah, aku bahkan baru saja masuk SMA. Masa iya harus sudah memikirkan dana pendidikan untuk ke masa depan nanti? Biarkan orang tuaku saja yang memikirkan itu. Yang perlu aku pikirkan hanyalah belajar, tugas dan bagaimana caranya agar dapat naik kelas dengan nilai yang baik. Tidak lebih dari itu”.

    Bagi saya, itu adalah salah 1 pemikiran paling aneh yang pernah saya dengar. Marilah kita berpikir rasional, kawan. Yah, setidaknya untuk hal yang 1 ini.

    Mungkin kalian akan bertanya lagi “Duh, rasional apa lagi, sih? Kan saya sudah bilang, bahwa yang perlu saya pikirkan hanya belajar, tugas, dan cara agar saya bisa naik kelas dengan nilai yang baik, tidak lebih dari itu. Oh iya, lagi pula dalam soal ulangan Matematikan tidak akan pernah ada soal tentang rasional.” Oke, saya terima jawaban anda. Tapi mungkin Anda lupa bahwa belum lama ini pelajaran Matematika kelas 10 sedang membahas tentang cara merasionalkan penyebut. Sekali lagi, anda kalah dalam percakapan khayalan saya ini. Jadi, sebelum saya berkata rasional, kita harus tau, apa sih arti rasional itu sendiri. Menurut Kant, rasional adalah suatu pemikiran yang masuk akal dan sesuai dengan hukum alam.

    Contohnya adalah “Kok bisa sih, manusia gak melayang-layang saat ada di bumi?”. Jawabannya simpel saja “Karena ada gaya gravitasi bumi yang dirancang sesuai dengan hukum alam.”, cukup rasional bagi saya. Tapi, jika ada pertanyaan seperti “Memang benar ya, Nabi Muhammad SAW pernah terbang sampai Langit ke 7?” Jika anda menjawabnya dengan “Ah, tidak mungkin, itu tidak rasional. Mana ada orang di abad ke 7 bisa terbang sampai ke langit lain. Saya tidak setuju”, maka kemungkinan besar Anda tidak akan disayang Tuhan. Ini beda lagi ceritanya.

    Sekarang, apa hubungannya rasional dengan rencana dana pendidikan?

    Jadi, hubungan antara rencana dana pendidikan dan rasional adalah, bagaimana caranya agar kita dapat menabung untuk digunakan sebagai dana pendidikan kita (atau kalau bisa dan lebih baik lagi, untuk keluarga kita dan orang tidak mampu) di masa mendatang. Itu artinya, sejak SMP (atau lebih baik lagi sejak SD) seharusnya kita sudah bisa menabung secara berkala. Baik dalam tabungan atau celengan sendiri, menabung di sekolah, di orang tua, ataupun menabung di ATM (zaman sekarang sudah banyak ATM yang menyediakan rekening bagi anak-anak, saya dan adik saya adalah salah 1 pelajar yang sudah memilikinya).

    Dan jelas, sebelum menabung, kita harus mempunyai uang untuk ditabung terlebih dahulu. Untuk usia SD mungkin masih bisa lah meminta uang jajan kepada orang tua untuk kemudian ditabungkan. Untuk SMP mungkin masih bisa juga dengan cara yang sama seperti anak SD, atau mungkin sejak SMP kita sudah diberi uang saku bulanan, yang bisa kita sisihkan beberapa tiap bulannya. Tapi alangkah baiknya jika sejak SMP atau SMA kita menabung dari hasil uang yang kita dapatkan sendiri. Selain menyenangkan, menabung dari uang yang kita dapatkan dari hasil sendiri (yang halal tentunya) akan mendatangkan rasa puas dan bangga yang tidak bisa dijelaskan. Mungkin bagi siswa yang tidak terlalu mahir dalam mengerjakan soal Matematika (seperti saya), rasa puas menabung dari uang hasil sendiri sama dengan rasa puas saat kita telah selesai mengerjakan soal Matematika yang lumayan sulit, dan itu dikerjakan sendiri. Anda pasti pernah mengalaminya, rasa puas dan bangga yang tidak bisa dijelaskan saat kita berhasil mengerjakan soal Matematika yang menurut kita, soal tersebut sungguh rumit.

    Oke, kembali pada cara kita untuk mendapatkan uang sendiri agar dapat ditabung. Jika melihat penjelasan saya diatas, mungkin beberapa dari anda berpikir bahwa saya menekan pelajar SMP dan SMA untuk melamar kerja di perusahaan agar mendapatkan uang hasil sendiri. Sekali lagi anda berpikir tidak rasional, setidaknya di dalam imajinasi saya. Saya pernah membaca sebuah kata-kata mutiara, atau yang lebih populer dengan nama “quotes”. Quotes itu mengatakan “Jika Anda lembek kepada diri Anda sendiri, maka dunia akan keras kepadamu. Dan jika Anda keras kepada diri Anda sendiri, maka dunia akan lembek kepadamu”, saya lupa siapa orang yang mengatakan ini, tapi saya ingat bahwa Ayah saya juga pernah mengatakan ini kepada saya. Arti dari kalimat di atas kurang lebih seperti ini “Jika Anda tidak ingin berusaha dan bermalas-malasan, maka Anda akan kesusahan untuk bersaing di dunia ini. Dan jika Anda berusaha keras, disiplin dan rajin kepada diri Anda sendiri, maka Anda tidak akan kesulitan dalam menghadapi persaingan di dunia ini. Dalam artian lain jika kita bermalas-malasan, sangat kecil kemungkinan kita untuk menjadi sukses, rezeki akan menjauhi kita dan kita pun akan menjadi pengangguran. Sementara jika kita disiplin dan mau berusaha, maka kemungkinan kita akan menjadi orang sukses, dan rezeki dari Tuhan akan datang dengan sendirinya, dan mungkin kita dapat membantu orang yang bermalas-malasan tadi.”

    Masih ingat dengan rasional yang sebelumya saya bahas? Yap, ini adalah hubungannya.

    Kembali kepada bahasan sebelumnya. Ada banyak cara untuk mendapatkan uang hasil sendiri sejak SMP atau SMA. Bisa dengan berjualan, berprestasi, ataupun dengan jasa lainnya yang dapat menghasilkan. Ah iya, saya pun baru ingat bahwa usia produktif (usia dimana seseorang seharusnya sudah dapat menghasilkan uang sendiri) itu antara 15-64 tahun. Walaupun saya masih 14 tahun menuju 15 tahun, tapi sejak sekarang saya mencoba untuk menghasilkan uang sendiri. Dan untuk beberapa kesempatan, saya bisa dibilang berhasil. Cara yang saya terapkan untuk mendapatkan uang hasil sendiri adalah berjualan. Dan saya memilih untuk berjualan kostum sepak bola atau yang lebih popular disebut jersey, suatu hal yang memang sangat saya sukai sejak 1 tahun ke belakang ini. Pertama kali saya memiliki jersey adalah saat saja kelas 3 SMP. Sejak saat itu, saya bisa dibilang ‘ketagihan’ membeli jersey. Sampai sekarang ini saya memiliki kira-kira 20 jersey, dan kebanyakan belum pernah saya pakai sama sekali, hanya menumpuk di lemari.

    Dan mulai saat itulah, saya mulai memikirkan untuk menjual beberapa jersey tersebut untuk mengurangi beban di lemari dan untuk menambah uang saku. Dan sejak beberapa waktu yang lalu, saya benar-benar telah melakukannya. Walaupun jersey yang saya jual baru 2 buah, tapi Alhamdulillah, jersey yang saya jual tersebut dapat laku dengan cepat, dengan keuntungan yang bisa dibilang lumayan. Pada awalnya saya hanya berjualan jersey yang tidak asli atau yang biasa disebut “KW”. Tapi, belum lama ini, saya mulai untuk menjual jersey original (asli) yang jika kita mendapatkannya dengan harga murah, maka jika kita jual kembali kita dapat mendapat keuntungan yang cukup besar karena harga jual jersey original yang cukup mahal. Saya pun masih berusaha sampai sekarang.

    Selain itu, mulai saat ini saya mulai berjualan buku yang ada di rumah saya (tentu bukan buku orang tua saya). Dan bisa dibilang, keuntungan yang saya dapatkan cukup baik. Itu karena kecintaan saya terhadap buku, yang membuat saya dapat dibilang merawat buku yang saya jual dengan baik. Kecuali mungkin untuk beberapa buku yang tidak saya sukai, hehehe. Sejak SMP juga, saya sudah mulai mengikuti lomba menulis yang diselenggarakan secara online. Yang biasanya saya ikuti adalah lomba menulis cerita pendek, ataupun esai yang saya kuasai. Dan puncaknya adalah saat saya terpilih mengikuti Duta Bahasa Pelajar Jawa Barat 2013 7 November lalu. Walaupun saya tidak masuk Final, hal itu dapat membuat kepercayaan diri dan kemampuan saya dalam membuat suatu cerita dapat berkembang. Selain lomba menulis, saya pun pernah mengikuti lomba fotografi Nasional. Tapi saya gagal, karena mungkin saya melanggar beberapa aturan lomba. Bodoh sekali.

    Dan tentu, uang yang saya dapat dari hasil penjualan jersey dan buku tersebut (dan uang yang mungkin saya akan menangkan dalam beberapa lomba) akan saya tabungkan sebagian, karena saya adalah orang yang termasuk jarang jajan saat di sekolah. Lagi pula, menabung sejak sekarang dapat mengurangi beban orang tua saya untuk membayar biaya sekolah saya yang bisa dibilang cukup mahal. Atau mungkin suatu saat saya dapat membayar uang sekolah sendiri, suatu hal yang tentu menyenangkan. Dan mungkin, jika saya cukup pintar, saya akan mendapatkan beasiswa yang akan semakin meringankan beban orang tua saya dan uang hasil saya sendiri pun dapat saya gunakan untuk mengembangkan usaha saya. Menyenangkan sekali.

    Sejujurnya, suatu saat saya ingin artikel atau cerita saya dapat dimuat dalam sebuah koran atau majalah. Mungkin untuk pertama kali, saya ikhlas jika tidak dibayar, istilahnya “Biarkanlah saya menikmati rasa bangga ini terlebih dahulu.” Tapi jika sudah berkala, tentu saya akan mencari koran/majalah yang dapat membayar saya. Karena saya pun butuh uang, zaman sekarang susah mencari yang gratis, selain Ridho Allah Swt., hehehe. Atau yang lebih saya harapkan lagi, suatu saat saya dapat menerbitkan sebuah buku yang di sampul depannya tertulis nama saya. Bagi saya itu adalah suatu kebanggaan tersendiri dari seorang pemuda yang bercita-cita menjadi seorang penulis. Dan apa lagi jika mengetahui jika buku karangan kita sukses dan disukai banyak orang. Entah apa yang akan terjadi pada saya jika hal tersebut terjadi, mungkin saya akan menjadi gila, tentu bukan dalam artian sebenarnya.

    Mungkin bagi Anda, hal yang saya lakukan di atas (jersey, buku dan menulis) adalah hal-hal kecil. Siapa bilang? Mereka tidak kecil, karena bagi saya ke 3 hal tersebut adalah sesuatu yang sangat saya sukai. Maka saya akan terus berusaha menjaga hati dan pikiran saya tetap terfokus kepada tujuan saya, saya tidak akan pernah menyerah untuk itu. Dan seperti kata Henry Ford di awal esai, saya akan terus belajar agar pikiran saya tetap muda. Saya akan berusaha maksimal, dengan disertai doa. Saya pasti bisa.

    “Pergilah dengan percaya diri ke arah mimpi kalian. Wujudkanlah yang kalian angan-angankan dengan usaha dan doa.” ~ Henry David Thoreau
    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !
    Hmmm, buat gue, komunikasi lengkap seharian itu disaat kita bisa ber-komunikasi dengan orang terdekat kita walaupun kita ada di beda tempat (kok umum banget ya?)

    Ya seperti disaat kita ada di republik twitter yang udah makin aneh aja nih, kita biasa mention-mentionan sama temen kita, dan salah 1 dampak buruk twitter adalah kita bisa menjadi alay.

    Lha kal kok gak nyambung? Gue juga gak tau, pokoknya komunikasi lengkap seharian make twitter atau fesbuk itu bisa membuat kita sedikit, hmm "alay" kaya kalo nulis tweet gak pake spasi kaya gini "Ngsajayarsmpebtkgaakndidngrsiasia~" ini dari salah 1 tweet temen gue, dan cuman ada 2 kemungkinan : 1. dia alay atau 2. tombol spasi di HP atau laptopnya rusak. Dan kalo ternyata dia alay, mohon yang mengerti bahasa alay tolong terjemahkan ini, karena di Google Translate gak ada buat nerjemahin bahasa Alay. Tolong gue, makasih

    Ya tapi dari arti komunikasi lengkap seharian juga ada dampak positif lah, salah satunya bisa mendekatkan orang yang jauh & menjauhkan orang yang dekat *eeh =D oke oke gue becanda soal yang terakhir, walaupun itu bener kan?

    Gue utarakan lagi ya, ah lengkap banget deh kalo kita bisa ber-komunikasi lengkap seharian, puas deh rasanya!! Mantabhs, tapi sayang 1 kelemahan gue, gue gak tahan lama-lama di depan komputer, jadi gue kalo udah gak di depan laptop biasa nya SMS atau ketemuan langsung, tapi gue tetep merasa seneng, bisa komunikasi sama temen-temen di kelas

    Gue gak tau apa yang lucu di artikel ini, gue rasa gak ada ._. karena ini emang bukan artikel komedi kali ye ??

    Gue kasitau deh, gue nulis artikel ini bukan sekadar iseng, tapi gue mau coba ikut lomba Bebas Nge-Blog Bareng Indosat Mobile ya walaupun bapak gue kerja di Telkom, gue ikutin aja lomba ini, siapa tau nanti di tangan gue sudah tergenggam iPad atau Samsung Galaxy Tab yang selama ini selalu muncul di mimpi gue. Amin deh =D

    Lomba yang Gue Ikutin
    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !
    Hmmm, ngomong-ngomong soal Indonesia nih, sekarang semua orang lagi pada demo buat mencegah BBM dinaikin, itu aneh tau gak.
    Mereka yang lagi demo besar-besaran ada di istana presiden lah, istana tomcat atau dimanapun itu tuh demo dengan damai maupun anarkis, tapi kenyataannya, kalo BBM tetep dinaikin ya mereka tetep aja beli BBM dengan raut muka biasa aja. Dan yang anehnya lagi, mereka tuh pas belum dinaikin harganya demo dimana-mana berdiri di meja sambil ngangkat tangan dan teriak "Allahuakbar!!" Oke, kayanya gue rada ketuker mana suporter bola mana khotib jumatan. Mulai lagi, mereka tuh (baca : para pendemo) yang sebelum dinaikin bacot-bacotan biar gak dinaikin, eeh pas pemilu malah para pendemo itu milih orang yang munculin ide biar BBM dinaikin, Indonesia memang aneh

    Kecuali, kalo mereka demo besar-besaran terus BBM dinaikin, mereka lalu gak mau lagi beli BBM dan menjual motor atau mobil mereka dan memanfaatkan elang sebagai alat transportasi, lalu tiba-tiba mereka masuk Indonsiar. Oh oke, buat yang terakhir, gak gitu juga.

    Tapi gue ini orang yang pasrah aja BBM dinaikin ato engga, karena gue masih SMP (Sekolah Mencari Pacar), asik.
    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !
    Older
    Stories

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Selamat datang di blog Hai Haykal ! yang merupakan pelopor tulisan tidak berguna sejak tahun 2011. Kami tidak bertanggung jawab atas gangguan mata, mual, muntah, kejang-kejang, dan ditinggal waktu lagi sayang-sayangnya setelah membaca blog ini.

    Tentang Aq

    HAYKAL SATRIA PANJERAINO
    Seorang mahasiswa tingkat akhir yang senang menulis hal yang tidak ada gunanya dan sedang memulai bisnis baju olahraga. Sering random, pelupa, dan suka marah kalo lagi laper.

    Yang Udah Nyasar

    Semua Tulisan

    • ▼  2018 (5)
      • ▼  Desember (1)
        • Memento Mori
      • ►  Agustus (1)
      • ►  Juli (3)
    • ►  2017 (11)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  Mei (1)
      • ►  April (2)
      • ►  Maret (3)
      • ►  Februari (3)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2016 (44)
      • ►  Desember (2)
      • ►  November (2)
      • ►  Oktober (2)
      • ►  September (1)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (30)
      • ►  April (3)
      • ►  Maret (1)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2015 (68)
      • ►  Oktober (2)
      • ►  September (5)
      • ►  Agustus (6)
      • ►  Juli (3)
      • ►  Juni (27)
      • ►  Mei (8)
      • ►  April (8)
      • ►  Maret (2)
      • ►  Februari (7)
    • ►  2014 (36)
      • ►  Desember (2)
      • ►  November (1)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (8)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (3)
      • ►  Mei (5)
      • ►  April (2)
      • ►  Maret (4)
      • ►  Februari (4)
      • ►  Januari (5)
    • ►  2013 (18)
      • ►  Desember (2)
      • ►  November (2)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (1)
      • ►  Juni (2)
      • ►  Mei (6)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (3)
    • ►  2012 (46)
      • ►  Desember (1)
      • ►  November (4)
      • ►  Oktober (4)
      • ►  September (2)
      • ►  Agustus (4)
      • ►  Juli (7)
      • ►  Juni (5)
      • ►  Mei (5)
      • ►  April (5)
      • ►  Maret (5)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (3)
    • ►  2011 (7)
      • ►  November (2)
      • ►  September (5)

    Kategori

    Ada Ilmunya Bodoh Cerpen Diriqu Fiksi Gak Jelas Galau Iseng Jejersian Keperluan Lomba Kisah Nyata Lagi Bener Lagu Galau Masa Kuliah Masa SMA Masa SMP Pembodohan Random Review Buku Sehari-Hari Sepak Bola Tantangan Menulis Random - Februari Tantangan Menulis Random - Juni Temen-Temen Terlalu Jujur Tulisan Pendek

    Paling Rame

    • Galauan Lagu : Adhitya Sofyan - Blue Sky Collapse
    • Debat Pramuka, Dan Lain-Lain
    • Secuil Kisah Trilogi di SMA Taruna Bakti (Pendaftaran)
    • Galauan Lagu : HiVi - Siapkah Kau 'Tuk Jatuh Cinta Lagi
    • Cowok Sunda-Cewek Jawa
    • Karena Kita Adalah Sahabat Bagi Diri Sendiri
    • Akhir Yang Indah di Bulan Juni
    • Secuil Kisah Trilogi di SMA Taruna Bakti (Pengumuman)
    • Galauan Lagu Secondhand Serenade - Awake
    • Hari Pertama Pake Kacamata

    Sosmed Aq

    • Google Plus
    • LinkedIn
    • Facebook
    • Twitter
    • Ask FM
    • Instagram
    facebook Twitter instagram pinterest bloglovin google plus tumblr

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top