#BatikIndonesia Untuk Sesama
Oktober 10, 2016Sebagai orang Indonesia, khususnya keturunan suku Jawa, ya walaupun hanya setengah, mungkin wajib hukumnya bagi gue (dan keturunan suku Jawa lainnya) untuk mengenal batik dengan lebih dalam lagi. Karena, apa ya, begini deh misalkan : kalian jomblo nih ya, terus ada temen kalian yang nyebar undangan nikah, kan gak enak tuh kalo kalian gak dateng (ya itung-itung lumayan makanan gratis juga), walhasil kalian dateng lah ke acara pernikahan temen kalian itu, walaupun sendiri karena pacar gak ada dan kura-kura lagi gak mood diajak pergi ke kondangan. Sebelum ke kondangan, pemirsa dan netizen pasti bertanya pada kalian "Mau pake baju apa kamu ke kondangan hari ini?" dan seketika suara dari kejauhan pun menjawab "BATIKK" dan, ya, masalah baju terselesaikan dan kalian pun berangkat ke kondangan temen kalian pakai batik dan hanya berangkat sendiri, menerjang rintangan melewati batas. Disana kan kalian sendirian tuh, jadi abis salaman sama penganten kalian resah gundah gulana tak tau arah mau ngapain aja, soalnya temen dah bawa pasangan semua, mau ngobrol soal pasangan tapi takut malah kena bully dan pulang-pulang malah gandengan tangan sama kang parkir kan repot. Walhasil kalian nekat nyamperin temen kalian yang bawa pasangan itu dan mulai mengobrol, sambil tetap nahan hawa nafsu buat gak ngomong "Eh lu punya kenalan yang mirip Dian Sastro gak? Kenalin gue dong". Sebagai jomblo, gue juga paham gimana rasanya kebingungan waktu nyari topik obrolan sama orang-orang, apalagi dengan mereka yang gak sebangsa sama elu (baca: jomblo ngobrol sama yang gak jomblo), akhirnya kalian malah iseng aja nanya "Eh cuy batik lu bagus deh, buatan mana ini?"
Kalo orang yang kadar gas air mata di otaknya udah kebanyakan, pasti dia bakal jawab "Buatan Cina bro". Tapi gue yakin, 80% dari mereka yang waras bakal jawab bahwa batik mereka berasal dari daerah di Jawa Tengah-Jawa Timur, dan mungkin Mega Mendung nya Cirebon yang terkenal dan jadi favorit anak-anak SD kalo dapet tugas menggambar batik soalnya paling gampang.
Pertama, gue minta maaf karena telah membiarkan kalian membuang sekitar setengah menit waktu buat baca kisah yang ngebuat kalian pengen nyiram gue dengan salep koreng :( Tapi inti dari cerita itu adalah, bahwa batik Jawa adalah khas dan khasnya dari Jawa adalah batik. Karena, secara istilah, batik pun berasal dari bahasa Jawa; "amba" yang artinya menulis dan "tik" yang artinya titik-titik atau membuat titik dan lalu dikembangkan menjadi "batik" yang kurang lebih artinya menulis titik-titik.
Eh bener gak sih?
Ya tapi pada intinya begitu lah, pesona batik sudah begitu melekat dengan Pulau Jawa dan kaum-kaumnya. Walau begitu, orang Indonesia juga secara umum udah gak hanya nerima kata "batik" sebagai pakaian dengan desain yang menakjubkan dari Jawa. Sekarang ini, batik bagi orang Indonesia ada banyak jenisnya. Ada batik berdahak, atau batik pilek, ada bati...
*dibakar massa*
Maksudnya, ada batik Jawa, ada batik dari Palembang, ada batik dari Minangkabau, ada yang dari Bali, Nusa Tenggara, Aceh, Kalimantan dan banyak daerah lain dari Indonesia. Tapi istilah itu hanya untuk orang Indonesia yang gak terlalu paham sama batik dan cara mereka melihat desain batik sama dengan cara cowok melihat warna. Karena setau gue, walaupun pada intinya itu kain yang desainnya bagus-bagus dan cara membuatnya dengan menuliskan malam ke kainnya atau apapun itu, tapi tiap daerah punya nama yang berbeda-beda buat "batik", tapi sayangnya gue juga gak tau istilah batik di tiap daerah hehehehe. Gue kira juga orang seluruh dunia sama kayak gue, yang nganggep bahwa batik itu sama aja di tiap daerah dan bedanya cuman terletak di desain serta kalo mang-mang batik di Pekalongan makan siangnya pake pecel tapi yang mang-mang batik di Bandung makan siangnya pake ayam cola Jalan Gelap Nyawang.
*motor gue yang dibakar massa*
Kembali lagi ke paragraf awal, dimana gue bilang bahwa gue sebagai keturunan setengah Jawa merasa wajib mempelajari batik, ya minimal bisa bedain lah mana batik Jogja mana batik Solo mana batik Pekalongan. Sekarang ini, dengan kondisi gue yang udah 12 tahun di Bandung, pengetahuan gue soal batik belum terlalu banyak karena gue belum pernah denger sentra distro batik Bandung atau desain asli batik dari Bandung, dimana gue juga cuman tau Cirebon sebagai penyumbang desain batik dari Jawa Barat. Jadi, sepertinya gue wajib dalem-dalem lagi belajar soal batik karena ya, malu aja kan dateng acara nikahan sodara tapi malah make batik yang ada gambar klub bolanya :(
Walaupun menurut gue ada saja satu diantara seribu yang sedang membaca tulisan ini lalu berkomentar "Yang wajib itu shalat lima waktu, Kal".
Kondisi gue yang gak terlalu tau batik ini berbeda dengan kebanyakan sodara gue, terutama dari Ayah yang hampir semuanya orang Jawa murni (gak kayak gue, campuran Jawa-Sunda). Ambil contoh Ayah gue, dimana Ayah gue seneng ngoleksi batik dan setiap keluarga gue mudik ke Solo (atau mungkin iseng jalan-jalan ke Jogja), pasti Ayah gue mampir ke toko batik gede di jalan.entah.apa.itu.Ahmad.Yani.kalo.gak.salah dan pulang-pulang bawa seplastik aja isinya batik, kadang Ibu gue juga ikutan beli karena ya kapan lagi beli batik di kota asalnya langsung, kata Ibu gue yang orang Banten dan disana jarang ada batik.
Dan gue pun setuju, bahwa batik yang gue sering liat di toko batik di Solo atau Jogja adalah salah satu yang terbaik, lebih baik dari batik dengan motif klub bola yang bisa gue beli di ITC Kebon Kalapa dengan estimasi harga 50rb saja, itu pun setelah perjuangan nego alot yang berujung membuat gue turun berat badan 2kg akibat kebanyakan ngeluarin keringet waktu nego ama abang-abangnya. Dari sini, Indonesia punya potensi, potensi yang amat besar, yang berasal dari warisan budaya yang udah bertahan ratusan atau bahkan ribuan tahun dan masih populer sampai sekarang. Saking terkenalnya, batik sampe udah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009 oleh UNESCO. Jadi, memang sejak dulu batik adalah salah satu hal yang bisa dibanggakan dari Indonesia.
***
Dalam salah satu Hadist, Rasulullah Saw. bersabda bahwa "Orang yang paling baik adalah yang berguna bagi sesamanya". Dan dari sini, gue yakin Nabi Muhammad adalah insan yang berpikiran luas dan terbuka sehingga bisa saja kita menafsirkan hadist itu ke konteks lain, maksudnya bukan soal manusia, tapi soal negara, jadi "Negara yang baik adalah yang berguna bagi negara lain". Gue yakin, tiap negara punya potensi untuk dikembangkan dan bisa jadi hal yang berguna bagi negaranya sendiri dan bisa juga membantu negara lain. Liat aja, Malaysia yang sering diejek sama orang Indonesia pun punya klub bola Selangor FC yang bisa membuat Andik Vermansyah jadi pemain terkenal dan membuat Indonesia bangga. Bahkan Mali, yang gue pun gak tau letak persis negara itu di Afrika sebelah mana, punya Makan Konate yang pernah main di Persib dan sampe sekarang masih jadi pemain kesayangan Bobotoh walau udah pindah klub, karena jasanya ngebantu Persib juara ISL 2014.
See? Sekecil apapun itu bantuan dari negara, tetap akan dirasa besar jika negara lain memang membutuhkan. Apakah Indonesia punya?
Banyak, mulai dari sumber daya alam sampai sumber daya manusia, Indonesia sebenernya punya banyak hal yang bisa dikembangkan dan menjadikan negara kita berguna bagi dunia. Tapi yang mau saya bahas sekarang adalah batik.
Dunia fashion sudah sangat berkembang sekarang ini, hampir sama dengan dunia teknologi. Udah gak keitung berapa ribu gaya berpakaian yang diciptakan dan diterapkan tiap harinya di seluruh dunia, mulai dari yang sederhana sampai yang ribet dan membuat kita ingin pake kaos pilkada aja. Nah, di sektor ini, gue rasa Indonesia punya jasa yang cukup besar, terutama di bidang per-Jumatan-an dan bidang per-baju kondangan-an. Seperti yang udah saya bilang di awal, kita kalo kondangan pasti pake batik dan rata-rata, laki-laki kalo Jumatan pada pake batik. Kebiasaan ini bisa aja berlaku universal di seluruh dunia asal pemerintah bisa konsisten terus menerus mempromosikan batik ke seluruh dunia, dan gak lupa mempromosikan kebudayaan lain ke dunia.
Dan sekarang saya pengen ambil satu contoh dari pengaruh batik Indonesia yang udah sampai ke Eropa. Ini lebih dari mahasiswa bule pake batik terus difoto ataupun Presiden ngadain kunjungan kenegaraan pake batik. Ini soal sepak bola, hal yang saya sukai. Jadi, di kalangan kolektor jersey (seragam sepak bola), ada satu jenis jersey yang udah terkenal banget dan disebutnya "batik". Ini bukan jersey tim Indonesia, ini jersey tim Eropa, tim Prancis tepatnya, dan kebetulan gue adalah fans dari tim tersebut. Olympique Lyonnais, atau yang biasa disebut Lyon. Ini adalah jersey Third musim 2010-11 yang gue pun gak paham kenapa desainnya mirip banget sama batik, gue belum pernah baca sejarah jersey ini. Yah, walaupun sponsornya haram bagi orang Indonesia (Everest Poker, you know lah dari namanya), tapi seenggaknya desainnya mirip banget sama batik dan kebetulan jersey ini masih jadi inceran gue sampe sekarang karena tiap ada yang jual, gue telat mulu ngehubungin si agan nya :<
Jadi ya intinya begitulah, dibalik semua hal yang dimiliki Indonesia, batik hanyalah satu diantara seribu yang bisa dikembangkan agar menjadi berguna bagi dunia. Apakah kamu juga bisa menjadi orang yang berguna bagi orang lain?
1 komentar
Great to see that someone still understand how to create an awesome blog.
BalasHapusThe blog is genuinely impressive in all aspects.
I like this blog.
raja poker