Ikutan AFS, Antara Bisa & Tak Bisa

Maret 27, 2014

Siang tadi, beberapa menit sebelum bel pulang bunyi, pas pelajaran Pak Hikmat (Geografi). Ada 2 orang kakak kelas ngetuk pintu kelas X-6 (kelas gue). Mereka minta izin sebentar ke Pak Hikmat buat 'pengumuman' sebentar di kelas gue. Awalnya gue kira mereka mau kampanye di kelas karena mereka berdua mencalonkan diri jadi anggota legislatif buat pemilu nanti. Ternyata anggapan gue salah setelah melihat mereka gak membawa bendera partai dan simpatisan yang memakai baju dengan foto mereka sedang selfie dengan bertuliskan "COBLOS PARTAI DJITU NOMOR 99!!". Dan setelah diperhatikan, mereka berdua adalah kakak kelas yang beberapa hari lalu dateng ke kelas gue.

Beberapa hari lalu, entah Jumat atau Senin atau Selasa atau Rabu, mereka berdua dateng ke kelas gue. Bukan buat kampanye parpol, tapi buat mempromosikan Partai Djitu Nomor 99 AFS.
AFS sendiri adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang pertukaran pelajar di seluruh dunia, walaupun gue gak tau singkatan AFS itu sendiri. Tapi buat para pelajar (khususnya anak SMA) yang tidak ketinggalan peradaban di internet pasti rata-rata tau AFS. Kalo di Indonesia namanya Bina Antar Budaya.

Di kalangan siswa SMP-SMA Taruna Bakti sendiri, AFS sudah sangat terkenal. Buktinya, SMA Taruna Bakti dibilang menjadi salah 1 sekolah yang siswanya terbanyak mendaftar program AFS. Gue sendiri pertama kali denger AFS adalah saat ikutan Duta Bahasa Pelajar Jawa Barat, November 2013 lalu. Saat itu, SMATB (SMA Taruna Bakti) mengirimkan 4 wakil ke Dubas Pelajar : Gue, Shaumil (X-1), Girin (X-1) dan Zanit (XI-1). Nah, pas jam istirahat, si Shaumil, Girin dan Zanit kadang ngomongin tentang AFS. Zanit, yang udah pernah ikut test AFS tahun lalu, berbagi pengalaman ke Shaumil & Girin, yang antusias banget pengen ikutan AFS tahun ini. Gue sendiri saat itu cuman bisa bengong, gak ngerti apa yang mereka omongin. Itulah pertama kalinya gue denger tentang AFS, walau saat itu gue gak ngerti-ngerti amat.

Yang kedua, pas hari Minggu kemaren. Gue dan 19 anak lainnya dipilih buat mewakili SMATB menjadi pengibar buat Peringatan Konfrensi Asia-Afrika (KAA) tanggal 18 April nanti. Nah, salah 1 temen gue yang terpilih adalah Tartila (X-1). Tapi dia bilang hari itu dia gak akan bisa datang, katanya mau daftar AFS. Gue cuman bisa bilang "Ohh..". Tapi sambil bertanya dalam hati "Bro, AFS apaan bro?"

Dan bahkan, di SMATB (SMA Taruna Bakti) ada 2 pelajar cewek dari luar negri hasil dari program AFS, tapi mereka kelas 11 (kelas 2 SMA). Yang 1 dari Amerika Serikat, yang 1 lagi dari Belgia. Dan SMATB pun tahun kemaren memberangkatkan 2 siswanya ke luar negri lewat AFS, 1 ke Amerika Serikat & yang 1 lagi ke Italia. Mereka bakal tinggal disana selama 11 bulan, berlaku juga buat 2 siswi bule yang ada di sekolah gue.

Nah, balik lagi ke kelas gue. Beberapa hari lalu, kakak kelas yang masuk ke kelas gue menjelaskan kalo hari Kamis (hari ini) para aktivis AFS Indonesia (Bina Antar Budaya Chapter Bandung) bakal datang ke SMATB buat mensosialisasikan AFS ini ke anak kelas 10. Iya, pendaftaran AFS emang khusus buat anak kelas 10 doang, dan kalo kepilih mereka bakal berangkat saat kelas 2 awal, menghabiskan kelas 2 SMA di luar negri, dan pas balik katanya mereka otomatis langsung ke kelas 3, tapi gatau juga sih. Buat info pendaftaran AFS tahun ini bisa dilihat di http://www.bina-antarbudaya.info/2014/02/program-seleksi-tahun-2015-2016/.

Saat ditanya siapa aja yang minat ikut sosialisasi AFS dari kelas gue, secara jantan dan liar gue pun mengacungkan tangan, tentu dengan penuh senyuman. Jika momen itu diilustrasikan, ini akan terlihat seperti :
Ya anak-anak. Agkat tangan kalian jika kalian merasa tampan...
Dan saat itu, dari kelas gue sendiri hanya ada 5 orang yang mengangkat tangan. Gue, Alif, Sheila, Jihan dan Reza (kalo gak salah). Setelah itu 2 kakak kelas tadi memberitahukan bahwa sosialisasi bakal dilaksanain di kelas XI-1 abis pulang sekolah, dengan durasi paling 60 menitan (1 jam). Abis itu suasana geografi kembali terasa di kelas *tiba-tiba pelapukan terjadi di...hati gue* *nangis seketika*.

Setelah bel sekolah berbunyi, gue pun segera keluar kelas dan gak langsung ke XI-1 buat ikut sosialisasi. Gue mencari orang yang bisa gue ajak ngobrol terlebih dulu, terutama soal sosialisasi AFS. Dan gue tau, orang yang tepat untuk diajak ngomong beginian adalah anak X-1, yang menurut perkiraan gue semua siswanya tertarik buat ikut AFS. Dari sini gue menemukan Liqo, yang lagi lupa diri dan berkeluyuran ke teritorial *halah* kelas X-7. Gue pun menghampiri Liqo dan bertanya "Ehm, saudara Liqo, apa pendapat Anda tentang meningkatnya angka jomblo di kota Bandung ini?". Aduh maap, pertanyaan itu lebih tepat kalo diajukan ke Profesor Jomblo *jadi inget nasib* *nangis dibawah shower*.

Jadi, gue nanya ini ke Liqo "Eh, di kelas elo yang ikut sosialisasi berapa orang?", setelah nanya itu, gue sadar, gue salah pertanyaan. Dimana kesalahannya? Apakah keadaan gue yang terlalu ganteng saat itu sehingga cewek kelas sebelah tiba-tiba mengajak kenalan ke gue? Atau karena saat itu naga kesayangan gue muncul dn membawa gue terbang keliling negri dongeng? Oh, bukan itu poin kesalahannya. Harusnya, gue menanyakan gini ke Liqo "Di kelas elo yang gak ikut sosialisasi berapa orang?". Pertanyaan ini sepertinya khusus untuk anak X-1. Karena biasanya, di X-1 hampir semua siswa berminat ikut AFS, dan mungkin cuman sedikit atau bahkan gak ada yang gak akan ikutan AFS.

Setelah pertanyaan diajukan, Liqo pun menjawab "Di kelas gue cuman 5 orang yang gak ikut sosialisasi AFS. Gue, yang lain, yang lain, yang lain dan yang lain". Ya, benar, di kelas X-1 siswa yang gak ikut AFS sama dengan jumlah siswa yang ikut AFS di kelas gue. Namanya juga kelas bilingual... BTW, si Liqo ini gamer berat, mungkin itu yang menyebabkan dia males ikutan AFS. Atau mungkin dia berpikiran jika dia kepilih dan ternyata dia ditempatkan di Islandia (salah 1 negara partner AFS), dia bakalan nangis tiap hari. Tapi bukan karena dia kangen orang tuanya di Bandung, tapi karena dia gak ngerti bahasa yang muncul di game yang dia beli di Islandia, karena formatnya udah Bahasa Islandia. Ah, gue ngomong apaan sih...

Walau gue udah dapet sedikit 'pencerahan' dari Liqo *salim*, tapi gue masih sedikit dilema mau ikutan sosialisasi AFS atau nggak. Yang anehnya, gue bahkan gak tau apa yang membuat gue males ikutan sosialisasi AFS ini, namanya juga ABG *bakar diri*. Gue akhirnya hanya duduk di bangku panjang yang ada di depan kelas gue, sama Gazza (X-3), Ihsandri dan Nofal MI, dan kalo gak salah sama Anya dan Andana dari X-5. Gue pun disana cuman diem aja, sambil dengerin lagu lewat headset gue. Entah apa yang gue pikirkan waktu itu, mungkin gue lagi mikir tentang nasib gue yang udah jomblo 15 tahun *terus nangis dibawah shower* atau mungkin saat itu gue lagi mikirin kenapa serial Tutur Tinular di Indo*siar udah gak ditayangin lagi, padahal masih banyak orang diluar sana yang antusias dan dapet banyak banget inspirasi dari naga dan adegan silat yang ditampilin di serial epic tadi. Yah, begitulah.

Dan beberapa menit kemudian, entah dari mana, hati gue pun tergerak untuk ikutan sosialisasi AFS. BTW, beberapa saat sebelumnya, gue iseng aja nyari informasi tentang AFS kaya sejarah AFS sama pendaftaran AFS, dan mungkin inilah penyebab hati gue tergerak untuk ikutan sosialisasi AFS. Gue pun beranjak dari kursi gue dengan gantengnya, lalu gue memanggil elang kesayangan gue pergi ke kelas XI-1, tempat dilaksanakannya sosialisasi AFS.

Setelah sempet nyasar di sekolah sendiri (karena gue kira kelas XI-1 itu di lantai 3, dan ternyata di lantai 4, deket malah sama tempat gue duduk di depan kelas gue tadi, lupa diri), akhirnya gue sampai di depan kelas XI-1, diluar kelas XI-1 ada 3 orang yang gue kenal, Ihsandri sama Nofal MI yang lagi duduk diluar kelas sambil main game di HPnya Ihsan (mereka bilang nunggu seseorang, mungkin si Anya atau siapalah) sama ada juga Echa (anak X-3, dia cowok lho, nama aslinya Naufal Viansa, dipanggil Echa. So far away...) yang bilang lagi nungguin siapa gitu, lupa gue. Dan setelah gue intip, ternyata bener di dalem kelas ini lagi ada sosialisasi AFS. Sebenernya gue udah rada telat, karena sosialisasi dimulai jam 3, dan gue dateng pas jam 3.15an kalo gak salah.

Awalnya gue sedikit masih ragu buat masuk ke dalem. Gue khawatir orang yang telat datang ke sosialisasi ini disuruh menari erotis di depan kelas dengan memakai kostum Teletubbies. Tapi, karena gue gak melihat ada yang membawa kostum Teletubbies, gue pun memberanikan diri untuk masuk. Tapi sebelum gue masuk, gue melihat ada naga lagi terbang cewek (tepatnya Mbak-Mbak) masuk ke kelas itu, nampaknya udah kuliah dan dia mungkin salah 1 panitia sosialisasi ini.

Setelah itu, gue memberanikan diri mengetuk pintu dengan nada C Minor agar terdengar lebih erotis, setelah itu gue membuka pintu dan bilang "Assalamualaikum, maap telat". Dan Alhamdulillah Kakak-Kakak disana gak menyuruh gue menari erotis dengan kostum Teletubbies. Abis itu, gue langsung mencari tempat duduk, terutama yang ada teman "seperjuangan" gue. Si Zul sama Gazza (X-3) pun segera memanggil gue "Kal, Kal, sini Kal" dan tanpa ampun gue langsung menuju tempat kosong di deket temen seperjuangan gue itu (dan setelah diperhatikan lebih lanjut, hampir semua spot di kelas itu ada temen seperjuangan gue, jadi gue bisa duduk di mana aja, asal jangan atas AC kelas X-1, naiknya susah soalnya). Gue pun langsung menyimak materi dengan muka yang sedikit erotis eksotis.

Ternyata, gue belum terlalu tertinggal jauh, Kakak pemateri lagi jelasin tentang beberapa siswa yang lagi pertukaran pelajar diluar negri. Mulai dari yang tinggal di Brazil, Swedia, Amerika Serikat sampai Islandia (iya, Islandia). Kakak pemateri juga bilang kalo yang tinggal di Islandia itu lumayan enak, karena bisa liat aurora tiap hari. Setelah si Kakak pemateri bilang kalo di Islandia kita bisa liat aurora tiap hari, hampir semua siswa di kelas itu berkata "Widiihh, keren ya" dan mungkin setelah itu dia nanya ke temen di sebelahnya "Bro, aurora apaan bro?".

Oh iya, di kelas itu cuman ada 3 kakak pematerii, semuanya pernah lolos seleksi AFS dan pernah tinggal diluar negri selama 11 bulan. Disana ada 2 cewek dan 1 cowok, salah 1 cewek yang tadi dateng sebelum gue, ternyata tahun 2011 (kalo gak salah) dia lolos seleksi AFS dan berangkat ke Amerika Serikat, dan yang cowonya juga, dia berangkat ke Amerika Serikat tahun 2011 (kalo gak salah lagi), sementara yang 1 lagi (yang pemateri) gue gak tau dia diberangkatkan kemana.

Abis itu Kakak pemateri njelasin tentang syarat daftar AFS, pengalaman pas ikut seleksi dan yang lainnya. Nah, salah 1 syarat ikutan AFS itu lahir antara tanggal 1 September 1997-1 Agustus 1999 (kalo gak salah). Yang kasian, 3 temen gue, Diko (X-1), Abner (X-1) sama Syifa (X-5) secara menyedihkan gak bisa daftar AFS gara-gara mereka dianggap 'terlalu muda', Diko sama Abner lahir di pertengahan Agustus 1999, Diko tanggal 24 Agustus dan Abner tanggal 10 (iya, sepuluh) Agustus 1999, sementara Syifa sendiri kalo gak salah lahir September 1999. Mereka bertiga pas SMP masuk kelas akselerasi (percepatan). Dengan ini, mereka udah dipastikan gak bisa ikutan AFS tahun ini dan tahun depan, karena AFS kan dikhususkan cuman buat siswa kelas 1 SMA, tahun depan kan 3 orang ini udah kelas 2 SMA, walaupun 'jiwanya' masih kelas 1 SMA. Dan Alhamdulillah, gue masih bisa ikutan AFS karena gue lahir tanggal 12 Februari 1999 (iya, seribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan). Yah, namanya juga hidup.

Setelah itu Kakak pemateri jelasin tentang negara partner AFS, mulai dari benua Amerika, Eropa sampai Asia-Pasifik. Iya, gak ada 1 pun negara di benua Afrika yang jadi partner AFS, gatau kenapa. Yah, gitulah, si Kakak pemateri nyeritain banyak banget tentang negara yang jadi partner AFS, saking banyaknya gue aja lupa, hehehe *bakar diri lagi*. Si Kakak pemateri juga sempet nyeritain orang terkenal yang pernah ikutan AFS beberapa tahun ke belakang, kaya Anies Baswedan (salah 1 calon presiden RI yang gue dukung) yang ke lolos AFS dan pergi ke Amerika Serikat tahun 1987 kalo gak salah. Dan masih ada beberapa lagi. Abis itu baru dibuka sesi tanya jawab, semua diperbolehkan bertanya. Ya, mungkin termasuk pertanyaan konyol seperti "Kak, kapan pulang?" atau "Kak, aku ganteng gak?" atau mungkin "Kak, kalo di Inggris ada elang atau naga terbang yang bisa dinaikin gak? Aku khawatir naga aku dirumah gak boleh ikutan ke luar negri" atau mungkin "Kak, ke luar negrinya kita boleh pake naga atau elang pribadi gak? Hemat ongkos, paling tinggal bawa busur panah doang, takutnya ada pendekar yang menghadang di tengah jalan". Gapapa sih nanya kaya gitu, paling elo bakal dibakar disana...

Setelah melalui beberapa pertanyaan, akhirnya gue mendapat kesempatan bertanya. Awalnya sih, gue pengin nanya "Kak, Korea Utara negara partner AFS bukan?" atau "Kak, kenapa Kongo bukan negara partner? Padahal temen aku banyak yang tertarik kesana loh. Disana ada gorilla katanya, lucu deh". Tapi, gue urungkan menanyakan hal tersebut, gue masih terlalu ganteng untuk dibakar dihadapan temen-temen gue.

Akhirnya gue menanyakan pertanyaan yang cukup berbobot, yaitu "Kak, kalo misalnya kita lolos seleksi terus berhak keluar negri, kita bakal ditempatkan di negara mananya itu berdasarkan hal apa?". Saking berbobotnya pertanyaan gue *nyisir rambut*, si Kakak pemateri sampe bilang "Nah, pertanyaan tampan bagus". Abis itu si Kakak pemateri cerita panjang lebar, blah blah blah. Gue gak dengerin semua sih, terkadang si Kakak pemateri terdengar seperti lagi ngomong "Tralala trilili, kamu tampan sekali" di telinga gue. Entahlah, pengaruh jomblo mungkin.

Kalo gak salah, Kakak pemateri bilang kalo pas udah lolos seleksi kita bakal dikasih list negara partner AFS dari benua Asia Pasifik, Eropa sama Amerika (kebanyakan Amerika Selatan). Nanti kita disuruh ngurutin satu-satu negara mana yang paling kita pengen sama negara yang paling gak pengen kita tinggalin selama kita ikutan AFS, dan ngurutin negaranya di tiap benua, bukan keseluruhan.

Misalnya, nanti di list kan ada Asia Pasifik, Eropa sama Amerika. Nah kita urutin satu-satu berdasarkan benua. Kaya di Asia Pasifik kita pengen paling ke negara mana sampe paling gak pengen ke negara mana, di Eropa kita paling pengen kemana paling gak pengen kemana, sama di Amerika kita paling pengen kemana paling gak pengen kemana. Di Eropa sendiri kalo gak salah ada 17 pilihan negara.

Terus si Kakak pemateri bilang, nanti AFS usahakan nempatin kita (yang udah lolos seleksi) maksimal sampe 10 negara yang kita pengen (buat contoh di Eropa). Tapi kita bakal ditempatin dimana, itu tergantung AFS dan kondisi di negara tersebut, apakah mau menerima siswa dari Indonesia (takutnya gak seimbang atau kuota di negara sono udah full) atau di negara tadi lagi ada konflik (si Kakak pemateri juga sempet bilang dulu ada siswa yang ditunda berangkat ke Turki karena disana lagi ada konflik, sama ada juga yang ditunda berangkat ke Jepang karena lagi ada tsunami pas 2011 kemaren). Yah gitu deh.

Terus ada juga yang nanya macem-macem, dari ibadah kita disana gimana, kalo kita kecelakaan disana gimana, kita bisa ikutan eskul disana apa nggak, dan segala macam blah blah blah lainnya. Dan si Kakak pemateri juga banyak cerita, dari ibadah disana (kalo gak salah keluarga kita selama disana bakal diajarin buat ngizinin siswa Muslim Shalat kalo udah waktunya, kalo gak salah) sampe cerita kalo dulu ada anak SMATB yang mau berangkat ke Amerika Serikat (kalo gak salah) tahun 1987 (iya, seribu sembilan ratus delapan puluh tujuh), dan dia mengalami kecelakaan, gue lupa dia kecelakaannya di Amerika sono atau sebelum berangkat, kalo gak salah pas di Amrik deh, sampe dia dirawat dan Ibunya khawatir (ya iyalah ya). Terus Kakak cowo (nyebutnya asa gimana gitu) sampe cerita pas dia ke Amrik dia ikutan eskul rugby (American Football) disana dan tangan atau kakinya sempet patah karena belum biasa main itu. Dia juga cerita kita bisa ikutan eskul disana kok.

Kakak disana juga sempet cerita kalo di Swedia orangnya kurang terbuka sama orang baru, sampe siswa yang pernah disana sempet gak punya temen selama beberapa bulan. Ada juga yang ke Islandia dan bisa liat aurora tiap hari, dan katanya dia udah lancar ngomong bahasa Islandia dalam waktu beberapa bulan aja (pas Skype-an sama orang AFS di Bandung beberapa bulan setelah ia ke Islandia). Ada juga yang ke Brazil dan katanya bisa nonton Piala Dunia 2014 bulan Juni-Juli nanti. Tapi sayangnya yang ke Brazil itu cewek, hingga gue yakin dia gak bakal tertarik nonton sekumpulan pria menendang bola kesana kemari di Stadion Maracana. Kalau pun dia seneng bola (mungkin karena pemainnya ganteng, alasan utama cewe suka bola) dia gak akan nonton ke Stadion, palingan nonton di TV atau malah streaming di internet. Tiketnya kan mahal *nangis di bawah shower*.

Yah, gitu deh. Akhirnya acara selesai jam 4an. Sebelum itu udah ada sih beberapa siswa yang pulang duluan, mungkin ada les atau udah dijemput. Termasuk si Zul (X-3), Ivanka, Trisia (X-5) dan yang lainnya. Abis itu Kakak pemateri cuman bilang kalo kupon buat daftar AFS bisa dibeli sekarang seharga 50rb, terus bilang langkah-langkah registrasinya gimana, dan blah blah blah. Penutupan dan akhirnya kita boleh pulang.

Ada juga siswa yang mau beli kupon dulu buat registrasi, kebanyakan anak-anak X-1 yang beli, udah terprediksi. Dari kelas gue sendiri kalo gak salah cuman Reza sama Sheila yang beli. Sementara gue awalnya masih bingung, sampe nanya dulu ke Kakaknya. Katanya kalo beli kupon batas terakhir registrasi sama pengisian formulir onlinenya 10 April, kalo beli kupon doang batas terakhirnya 13 April, bisa dibeli di Jalan Ekologi Nomor 1 Bandung. Gue sempet bingung mau beli sekarang atau nanti, makanya gue nanya dulu Jalan Ekologi itu dimana, sapa tau gue mau belinya nanti. Setelah si Kakanya menjelaskan Jalan Ekologi yang ada di sekitaran Dago, akhirnya gue memutuskan untuk membeli saat itu juga karena mulut & telinga gue udah berbusa karena gak ngerti apa yang Kakak tadi jelasin soal denah Jalan Ekologi.

Gue pun ngisi absen yang beli kupon tadi. Abis si Fadli (X-1) ngisi absen, gue dengan gagahnya mengisi nama gue sendiri "Tom Cruise Haykal Satria P." Kelas X-6 dan nomor HP gue 08**********. Setelah itu gue bayar 50rb dan dapet kupon yang berisi 16 huruf random yang mungkin lebih rumit daripada kode yang dibuat oleh Leonardo da Vinci. Yah, begitulah.

Gue juga sebenernya gak tau sih mampu ikut seleksinya AFS ato nggak. Mengingat pas tadi si Kakak pemateri sempet cerita kalo seleksinya ada tes pengetahuan umum, wawancara Bahasa Inggris sama ada tes berkelompok. Yang jadi masalah adalah, kemampuan Bahasa Inggris gue yang rendahanlah yang kemungkinan besar bakal menyandung gue di tes wawancara Bahasa Inggris nanti. Tapi, dengan semangat seorang jomblo, gue membeli kuponnya dengan berani. Prinsip gue "Lebih baik menyesal membeli daripada menyesal tidak membeli". Gue berpikiran "Beli aja dulu kuponnya, bisa atau nggaknya gimana nanti weh lah, kan bisa belajar dulu sebelum seleksi. Daripada nyesel gak beli". Buset dah, dalem banget ya kata-katanya. Jarang-jarang loh gue bisa ngomong kaya gitu *diarak keliling kota* *abis itu diceburin ke sumur*.

Terima kasih telah membaca, maaf kalo kepanjangan dan maaf kalo saya terlalu ganteng mungkin menyinggung lewat tulisan ini. Sampai ketemu lain waktu, Wassalam!! :D

You Might Also Like

1 komentar

  1. hai mau bilang ada komunitas orang Indonesia juga yg tinggal di Islandia nih :P

    BalasHapus