Haykal Satria Panjeraino. Diberdayakan oleh Blogger.

Hai Haykal !

    • Beranda
    • Tentang Aq
    • Kuliah
    • Bisnis
    • Keseharian
    • Romansa
    • Serius
    Memento Mori. Sebuah kalimat dalam bahasa Latin yang artinya adalah "Ingatlah akan kematianmu". Dalam definisi yang lebih jauh lagi, kalimat ini mengajarkan kita agar kita selalu memberikan yang terbaik dalam hidup ini, dalam kita menjalani aktivitas sehari-hari lakukanlah semuanya itu seolah-olah itu adalah hari terakhir dalam hidupmu. Sehingga semua yang kamu lakukan memiliki arti bagi dirimu maupun orang lain. Dalam Islam sendiri, konsep dan esensi mengingat kematian ini juga banyak dibahas dalam Al-Qur'an dan Al-Hadist, seperti yang Allah SWT firmankan di QS Ali Imran: 85, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati”, dan masih banyak lagi ayat di Al-Quran yang mengingatkan kita tentang pentingnya mengingat kematian. Dalam Islam sendiri kita dianjurkan banget untuk melakukan ibadah sebaik-sebaiknya dengan cara mengingat kematian, seolah itu adalah ibadah terakhirmu di dunia. Gue juga selalu inget salah satu khotbah Shalat Jumat pas gue SMP, dimana saat itu khatibnya bilang 'Orang yang cerdas dalam Islam itu bukan yang bisa ngafalin pelajaran, bukan juga yang nilainya bagus dan berprestasi, tapi orang yang cerdas adalah orang yang senantiasa mengingat kematian'. Berikut rujukan hadist Nabi Muhammad SAW untuk hal tersebut :

    Ibnu Umar RA berkata, ''Aku datang menemui Nabi Muhammad SAW bersama 10 orang, lalu salah seorang Anshar bertanya, siapakah orang yang paling cerdas dan paling mulia wahai Rasulullah? Nabi menjawab, orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya, mereka itulah orang-orang yang cerdas, mereka pergi dengan membawa kemuliaan dunia dan kehormatan di akhirat.'' (HR. Ath-Thabrani, disahihkan al-Munziri).

    Pertama kali gue denger kalimat 'Memento Mori' ini adalah dari video TEDxITB yang dibawakan oleh Kak Nyoman Anjani, Presiden KM ITB Tahun 2013 - 2014. Di video itu, Kak Nyoman emang bawain topik 'Memento Mori - The Power of Remembering Death' alias selalu mengingat kematian sebagai kunci sukses dalam hidup kita. Dalam pembicaraannya, Kak Nyoman cerita tentang kakak kandung dan kakak iparnya yang meninggal karena tertimbun longsor di Pegunungan Himalaya akibat gempa besar 7.9SR yang melanda Nepal waktu tanggal 25 April 2015, dimana gue tau tentang berita tersebut karena mereka berdua yang meninggal adalah alumni sekolah gue yang juga anggota THC atau Taruna Hiking Club, salah satu eskul tertua dan paling populer di SMA gue. Kehilangan 2 anggota keluarga terdekat dalam waktu yang bersamaan tentunya berat banget, apalagi sampai saat ini jenazah mereka berdua gak ditemukan di reruntuhan gempa, cuman ditemuin dompet istri kakaknya aja. Makanya abis itu, Kak Nyoman bilang kalau momen kehilangan kakak kandung dan kakak iparnya sekaligus mengubah hidup dia dan juga mengubah cara pandang dia tentang kehidupan, dimana Kak Nyoman sendiri jadi lebih sadar untuk selalu mengingat kematian dan melakukan yang terbaik dalam hidup seolah hari ini adalah hari terakhir kita.


    Dan belum lama ini, ada satu kejadian yang kembali mengingatkan gue tentang esensi Memento Mori. Yaitu waktu tanggal 22 Desember 2018 kemarin sekitar jam 21.30 malam, terjadi luapan air laut yang gede banget -- atau mungkin bisa dibilang tsunami -- di wilayah sekitar Selat Sunda, yang ada diantara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Pantai Anyer, Pantai Carita, Pantai Tanjung Lesung yang merupakan pantai wisata yang cukup bagus dan terkenal, kena dampak tsunami yang cukup dahsyat itu. Juga beberapa bagian di Lampung Selatan. Kejadian tiba-tiba dan tanpa peringatan ini bikin gempar seluruh Indonesia, bahkan dunia, karena emang sebelumnya gak ada gempa besar kayak yang terjadi di Aceh tahun 2004 atau di Palu belum lama ini. Usut punya usut, penyebab kenapa bisa tiba-tiba muncul tsunami besar tanpa gempa ini disebabkan sama erupsi Gunung Anak Krakatau beberapa menit sebelumnya, dimana 'muntahan' gunungnya tumpah ke laut dan menyebabkan gelombang besar yang akhirnya sampai ke daratan, juga ditambah efek bulan purnama saat itu yang bikin laut pasang yang cukup besar. Kabarnya sendiri, gelombang besar yang sampai ke daratan tingginya sekitar 2 - 5 meter.

    Banyak banget orang yang kena dampaknya karena memang terjadi tanpa peringatan dan udah mulai musim liburan, dimana pasti banyak orang dari mana-mana yang datang ke Pantai Carita, Pantai Anyer, dan Pantai Tanjung Lesung yang emang terkenal bagus dan lumayan bersih. Kalo dirinci, ada lima titik di Pandeglang yang kena dampaknya yaitu Tanjung Lesung, Teluk Lada, Sumur, Panimbang, dan Carita. Kalau di Serang sama Lampung Selatan, yang kena dampak tsunami adalah Anyer, Kalianda, Rajabasa, Sidomulyo, dan Katibung. Apalagi saat kejadian, di Resort Pantai Tanjung Lesung lagi ada acara Gatheting PLN yang ngundang Band Seventeen sebagai bintang tamu dan terbuka untuk umum, dimana pasti bakalan banyak korban dari acara itu. BNPB sendiri mencatat ada 429 orang meninggal dunia, 1485 luka-luka, 154 orang yang masih hilang, sekitar 16.082 orang mengungsi, itu belum lagi ditambah kerusakan materi kayak mobil, motor, rumah, penginapan, perahu, dan tempat wisata yang ada disana. Tentunya, gak ada yang nyangka tragedi malem itu bakal berdampak sebesar ini. Liat dampaknya yang besar ini, masa tanggap darurat pun ditetapkan buat kabupaten yang kena dampak, dimana Pandeglang sendiri menetapkan 14 hari, sementara Lampung Selatan 7 hari.
    Salah satu dampak tsunami kemaren. Sumber : BBC Indonesia
    Alhamdulillah, keluarga besar yang gue kenal gak ada yang meninggal atau hilang dalam tragedi kemarin, karena mereka sempet nyelematin diri dan ada juga rumah sodara gue yang emang ada di jalur evakuasi alias diatas gunung deket pantai, jadi aman sentosa. Tapi sayangnya, ada 2 sodara jauh gue, yang merupakan anak dari sepupu Ibu gue, yang sempet hilang di Pantai Tanjung Lesung dan hari ini keduanya udah ketemu setelah kemaren motornya udah ketemu duluan, tapi sayangnya mereka berdua ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Walaupun jujur gue gak tau sodara gue yang mana yang meninggal karena emang banyak banget sampe gue bingung, tapi gue tetep ikut sedih, berduka, dan juga berdoa buat mereka berdua dan keluarga inti sepupu Ibu gue yang semoga diberi ketabahan hati atas kehilangan ini. Sampai sekarang, keluarga gue disana beberapa ada yang ngungsi, pergi keluar kota, atau pun tetep tinggal disana (yang rumahnya gak kena) dan ikut bantuin evakuasi korban. Beberapa sodara gue yang tinggal di Bogor dan Jakarta pun ada yang pergi kesana buat nengok, memastikan, dan ngebantu apapun yang bisa kita bantu buat keluarga maupun semua orang yang kena dampaknya.

    Setiap gue liat foto dan beritanya, hati gue ngerasa sediiiih banget karena gimana pun, gue lahir di salah satu kecamatan yang kena dampaknya yaitu Labuan, Kabupaten Pandeglang dan Ibu gue juga orang sana, jadi otomatis setengah jiwa gue adalah warga Pandeglang. Gue sendiri tiap tahun, biasanya menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Idul Adha, masih rutin main kesana buat jenguk Nenek satu-satunya dan juga keluarga besar gue disana. Gue juga selalu main ke Pantai Carita, Pantai Anyer, atau pantai lain di sekitar sana sama sodara-sodara gue karena emang jaraknya cuman sekitar 10 menit dari rumah keluarga Ibu gue, kalo lagi niat bahkan sekeluarga gue pergi ke Resort Pantai Tanjung Lesung yang bagus banget dan udah diplot sama Kementrian Pariwisata buat jadi resort kelas dunia. Pantai-pantai yang gue sebutin diatas lumayan bersih, tenang, gak banyak karang, dan ombak yang santuy bikin gue dan sodara-sodara betah main disana, walau kadang banyak pungutan liar yang suka kelewatan gak jelas dan mahalnya, kecuali di Pantai Tanjung Lesung yang emang udah masuk kawasan wisata. Hal inilah yang bikin gue sedih karena tempat yang biasanya gue pasti lewatin tiap tahun, yang biasanya gue main disana, sekarang udah banyak yang hancur gara-gara tsunami kemarin. Beberapa foto yang beredar di internet, di berita pun ada beberapa yang gue tau dan pernah lewat sana.
    Pantai Carita terakhir kali gue main kesana, Juni 2018.
    Seperti yang udah gue bilang sebelumnya, kalo tsunami tiba-tiba ini memberikan dampak yang gede banget ke daerah Banten dan Lampung Selatan, ratusan orang meninggal dan ribuan mengungsi. Walaupun gue baca kalo semua korbannya itu orang Indonesia, tapi pasti gak semua orang sekitar sana, alias banyak juga yang dateng dari luar kota bahkan luar Pulau Jawa, karena emang udah musim liburan juga. Kalo gue nengok kesana sekarang, mungkin gue bakal sedih liat banyak korban berhamburan, mungkin dari mereka ada yang orang luar kota, yang lagi kerja, belum sempet ketemu keluarganya, mungkin ada juga yang keluarganya meninggal, kehilangan anak, ayah, ibu, suami, istri, saudara, kakek, nenek, temen, dan lain-lain. Entah kenapa, walau akhir-akhir ini di Indonesia lagi banyak banget bencana, tapi Tsunami Selat Sunda ini yang paling bikin gue merenung dan sedih dibanding waktu bencana di Lombok, Palu, atau Lion Air yang jatuh. Mungkin karena bencana kali ini terjadi di tempat kelahiran gue, di tempat gue biasanya menghabiskan waktu kalo lagi mudik. Nginget wajah orang-orang sana, cara mereka ngomong yang beda sama orang Sunda di Jawa Barat, orang sana yang motoran gak pake helm, anak-anaknya yang masih main pistol mainan, SPBU yang antrinya panjang banget, cara oknum ngambil pungutan liar di pantai yang ngaco, nginget daerah sana yang sebenarnya potensial tapi sayang kurang dikelola dengan baik, bikin gue sedih, padahal sebelumnya gue ngerasa biasa aja kalo main kesana, bahkan biasanya lebih seneng kalo gue main ke Solo, Surabaya, Malang, Jogja, dan lain-lain. Yah begitulah, kita emang akan lebih sedih kalo hal yang ada hubungannya dengan kita kena bencana.

    Seumur hidup, gue Alhamdulillah jarang merasakan kehilangan orang yang deket banget dan gue cinta banget. Kehilangan disini maksudnya ditinggalkan karena meninggal dunia ya, bukan ditinggal waktu lagi sayang-sayangnya. Kehilangan orang dekat gue yang pertama kali itu tahun 2005, waktu kakek dari Ibu gue meninggal dunia, yang dimana saat itu gue baru kelas 2 SD, jadi gak banyak yang gue inget. Lalu sekitar tahun 2011 - 2012, kakek nenek gue dari pihak Ayah meninggal dunia, yang walau gue jarang ngobrol sama mereka karena gak paham cara ngomong Bahasa Jawa yang baik dan benar, tapi gue sedih kalo mengingat perjuangan mereka berdua saat sakit. Budhe atau kakak ayah gue juga meninggal dunia tahun 2013 kemarin, yang ngebuat keluarga besar gue berduka banget saat itu. Tapi ada salah saut momen dimana gue pernah hampir kehilangan Ayah gue yang hampir hanyut di salah satu pantai di Bali waktu gue masih kelas 5 SD, yang Alhamdulillah waktu itu Ayah gue berhasil diselamatkan oleh seseorang. Dan mungkin, momen ditinggalkan orang yang gue sayang banget mungkin terjadi tahun 2017 kemarin, dimana uwak / budhe atau kakak pertama Ibu gue meninggal dunia. Dari 3 saudara Ibu gue, dengan budhe yang inilah gue paling deket banget, dari gue baru lahir dimana gue sering diurusin sama beliau sampai gue segede sekarang. Bahkan sampai sekarang, gue masih susah percaya kalo beliau udah meninggal dunia, susah percaya kalo gue main ke tempat Ibu gue, gak ada lagi sambutan hangat, dipeluk, dicium, atau tangan gue yang terus digandeng sama budhe gue yang satu itu, kebiasaan sejak gue kecil. Kalo ngebayanginnya, gue suka sedih, karena gue bahkan gak bisa ngelayat waktu beliau meninggal dunia karena gue dan adik gue yang lagi dalam minggu UAS waktu itu, jadi cuman Ibu gue doang yang pergi kesana.

    Kita sendiri gak akan pernah tau kapan kita bakal meninggal dunia, atau kapan orang yang kita sayang bakal meninggal dunia. Mungkin hari ini, besok, minggu depan, bulan depan, tahun depan, atau mungkin kita masih diberi kesempatan sampai puluhan tahun untuk tetep bareng mereka. Kita juga gak tau siapa yang akan meninggal duluan, mungkin orang tua, kakak, adik, sepupu, atau bahkan kita meninggal duluan pun sangat mungkin banget. Karena kematian gak akan liat usia, gak akan liat kita lagi ngapain dimana sama siapa, kalau udah waktunya meninggal ya pasti bakal terjadi walau kita lagi sehat bugar dan gak keliatan kita bakal mati, dan gak akan nunggu kita tobat dulu. Sebagai orang Islam sendiri, tentu gue dan banyak Muslim Muslimah yang pengen meninggal dunia dalam keadaan Khusnul Khatimah (mati dalam keadaan yang baik), aamiin. Makanya, kita orang Islam dianjurkan untuk selalu berbuat baik, beribadah yang khusyu dan tepat wakut, gak nunda-nunda, terutama shalat, karena kita akan meninggal sesuai dengan kebiasaan kita. Jadi ya, kalau kita rajin beribadah, berbuat baik, InsyaAllah kita bakal meninggal dalam keadaan baik juga, begitu pun sebaliknya. Kalau pun kita melakukan dosa ya wajar banget, tapi dianjurkan buat segera bertaubat dan mencoba gak ngulangin hal itu.

    Buat hal ini, gue juga masih berusaha banget buat tetep melawan setan di dalam diri gue kalo lagi ada perasaan males ibadah.

    Tapi jujur, kalo inget kematian sering banget bikin gue takut, banget malah. Hal yang biasanya paling gue takutin adalah, gimana kalo gue mati tapi belom solat, atau mati waktu lagi ngelakuin dosa, atau mati tapi masih punya utang ke orang lain. Hal lain yang biasanya bikin gue deg-degan adalah gimana rasanya nanti kalo kiamat, nanti di Padang Mahsyar gimana, penghisaban gimana, dan lain-lain sesuai yang gue baca dan gue pelajarin dari kecil. Atau bahkan, ngebayangin tinggal di surga selama-lamanya pun suka bikin gue penasaran dan agak deg-degan, apalagi ngebayangin di neraka (naudzubillah) karena belum kebayang di otak gue definisi 'selama-lamanya' itu berapa lama dan apa nanti bakal ada dunia lagi? Entahlah, Wallahu alam. Yah, walaupun saat ini gue suka telat atau gak terlalu baik ibadahnya, gak kayak waktu SMA atau bahkan SMP yang gue sering diskusi lintas agama dengan temen-temen gue, tapi tetep aja mengingat hal-hal tadi masih membuat gue ngeri dan sejenak, memotivasi gue buat beribadah yang benar dan tepat waktu. Apalagi, sekarang ini udah banyak banget berita atau akun yang ngingetin kita kalo kiamat udah deket dari banyak tanda yang udah mulai muncul sesuai keterangan di Al-Quran dan Hadist, yang tentu ngebuat gue makin takut kalo kiamat bakal kejadian waktu gue masih hidup. Nobody knows.

    Tsunami Selat Sunda kemarin dan kematian 2 saudara jauh gue membuat gue kembali mencoba memahami esensi Memento Mori atau mengingat kematian ini. Secara gak sadar, semakin sering kita mengingat kematian atau memahami esensi Memento Mori akan ngebuat kita lebih termotivasi untuk menjalani hidup dan beribadah sebaik-baiknya, karena Memento Mori ini juga mengajarkan kita kalo kematian bisa aja datang tiba-tiba tanpa ada tanda sebelumnya, kayak yang terjadi waktu bencana Selat Sunda kemarin, atau bencana lain yang pernah terjadi di dunia ini. Semakin kita merasa takut mati, semakin besar kemungkinan kita akan melakukan ibadah dan berbuat baik kepada sesama, juga mengurangi kemungkinan kita berbuat dosa karena takut tiba-tiba meninggal padahal belum sempet berbuat baik. Seperti yang Kak Nyoman bilang dalam video diatas, kalau apalah daya kita sebagai manusia yang punya mimpi, cita-cita, tujuan, dan lain-lain kalau Tuhan berkehendak lain dan memanggil kita sebelum mewujudkan semua mimpi kita. Dalam Islam atau agama lain pun pasti udah sering manusia diperingatkan untuk mempersiapkan kematian yang baik waktu masih dikasih kesempatan hidup, jangan sampai menyesal waktu udah meninggal. Ada orang yang mungkin mempersiapkan dengan baik, tapi pasti ada juga yang gak tau atau bahkan gak peduli, yang penting enak hidup di dunia tapi gak tau kalo udah mati gimana.

    Jadi, ya, mumpung kita masih diberi kesempatan hidup, cobalah hidup dengan sebaik-baiknya, ibadah yang bener, berbuat baik ke orang lain, kurangi sombong, iri dengki, dan segala penyakit hati lain. Kita gak akan tau kapan kita bakal mati, dimana, dan gimana caranya. Dalam hidup sendiri, pasti banyak kejadian personal yang secara gak langsung membuat kita harusnya mengingat esensi Memento Mori dan mencoba evaluasi diri ke depannya. Entah itu kehilangan keluarga, temen, saudara, dan lain-lain. Buat gue, momen Memento Mori ini adalah Tsunami Selat Sunda kemarin, yang membuat gue bersyukur gue gak lagi main kesana saat itu dan masih diberi kesempatan memperbaiki diri gue, entah sampai kapan. Mungkin bencana kemarin bisa dibilang menampar gue yang selama kuliah ini udah agak mundur ibadahnya, solatnya, ngajinya, sedekahnya, dan lain-lain. Kadang, Memento Mori juga kembali mengingatkan gue akan untuk apa sih gue hidup dan apa tujuan utama gue dalam hidup ini, yang biasanya mengarah ke pikiran untuk apa kita ngejar-ngejar dunia yang sementara ini. Karena sebaik-baiknya bekal adalah ilmu dan amal yang bisa dibawa ke akhirat. Yah, semoga kita semua bisa jadi lebih baik ke depannya.

    Jadi, apa momen Memento Mori buat kalian sendiri ?

    Wassalam.

    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !
    Sejak gue resmi jadi Bobotoh atau penggemar dari Persib Bandung sekitar tahun 2006, gak sering sebenernya gue nonton pertandingan Persib langsung di stadion. Seinget gue, kunjungan pertama gue ke stadion buat nonton Persib itu waktu tanggal 18 Maret 2011, Persib lawan Persija, di Stadion Si Jalak Harupat. Waktu itu, gue nonton bareng Ayah dan beberapa tetangga gue yang emang udah direncanain dari minggu sebelumnya, dan karena rame banget gara-gara emang lawan Persija, lampu belakang mobil gue sampe ketabrak sama salah satu motor waktu udah deket stadion karena emang rame banget cuk *lah jadi jawa timuran*. Sayang, waktu itu Persib malah kalah 3 - 2 sama Persija, yang berujung rusuh dan ngebuat Ayah gue mager nonton Persib lagi di stadion, apalagi kalo lawan Persija. Sebelum itu juga pernah sih gue dateng ke Stadion Siliwangi nonton Persib, tapi nonton latihan doang dan hari itu gue inget adalah hari pertama Suchao Nutnum dateng ke latihan Persib, yang kemudian jadi legenda Persib asal Thailand bareng Shitaweechai alias Kosin, walau Suchao cuman semusim doang di Persib.

    Semakin gue tumbuh SMA, gak membuat gue jadi sering nonton bola ke stadion. Tercatat cuman 3 kali gue nonton bola langsung di stadion waktu SMA, bahkan yang nonton Persib cuman 1 waktu lawan Ayeyawady United sebagai pertandingan terakhir fase grup AFC Cup di Stadion Si Jalak Harupat bareng Irfan, Willy, sama Arvin sekitar tahun 2015, yang skor akhirnya adalah 3 - 3 karena tim lawan ngegolin pinalti di menit akhir. Selain itu pernah juga sekitar tahun 2013 nonton PBR (Pelita Bandung Raya) lawan Madura United di Stadion Siliwangi, yang dimana PBR kalah 1 - 0 waktu itu, dan yang terakhir adalah nonton laga iseng Persib lawan Timnas U - 19 yang skor akhirnya adalah 1 - 1 di Stadion Siliwangi.

    Tapi di kuliah, gue malah jadi sering nonton Persib langsung di stadion, ya walau gak sering-sering banget sih sebenernya tapi mending lah dibanding jaman SMA, karena stadion Persib pindah dari Stadion Si Jalak Harupat yang jauuuh di Soreang sana ke Stadion Gelora Bandung Lautan Api atau GBLA yang relatif masih baru di daerah Gedebage, yang lebih terjangkau dari rumah gue dibanding harus ke Soreang. Kunjungan pertama gue ke GBLA itu waktu sekitar April 2017, gue masih tahun pertama di ITB dan kala itu gue nonton pertandingan Persib lawan Arema, pertandingan pembuka Liga Gojek Traveloka 2017. Waktu itu, gue nonton sama Teddy, Azmi, Leo, Adit, Faiz, Irfan Nurhadi, sama temennya Nurhadi yang dari Abu Dhabi tapi aslinya orang Indonesia. Kisah lengkapnya bisa dibaca disini. Pernah juga gue nonton Persib lawan Persipura sekitar Mei 2017 di GBLA, yang akhir Persib menang 1 - 0 lewat penaltinya Essien.

    Tapi, dari sekian dikit pertandingan Persib yang gue tonton langsung di stadion, mungkin pertandingan hari ini adalah yang paling random dan tidak terencana. Setelah gue melakukan farewell party kecil-kecilan dengan temen-temen Thailand gue yang mau balik pagi tadi yang akhirnya gue terpaksa nginep di LK21 (Ligar Kencana 21 alias kosan temen-temen gue) karena udah jam 1 malem, gue mager balik, dan gue juga sekalian nganter Daniel kesana. Akhirnya, setelah pulang sekitar jam 11 pagi gue pun lanjut tidur di rumah sampe sekitar jam 2 siang, dimana hari itu gue gak ada rencana apapun karena emang masih libur sampe tanggal 20 Agustus nanti.

    Hari ini, mungkin untuk pertama kalinya Persib main sore di lanjutan Pekan ke-19 Liga Gojek, karena biasanya main jam 6.30 malem. Tapi gatau kenapa, pertandingan Persib vs Sriwijaya FC kali ini bakal mulai jam 4 sore, diluar kebiasaan. Awalnnya waktu bangun tidur, gue biasa aja dan cuman 'Oh wow tumben main sore' waktu gue baca berita kalo Persib bakal main sore ini. Sampe jam 3 sore, efek jomblo nan gabut ngebuat gue tiba-tiba kepikiran buat nonton langsung pertandingan sore ini di stadion, entah gimana pun caranya. Selama sekitar 10 - 15 menit gue masih menentukan apakah gue mau nonton apa nggak, gue cari info harga tiket, jarak rumah ke stadion dan lain-lain. Akhirnya, gue pun memutuskan untuk dateng ke GBLA dan nonton langsung walau sendiri doang.

    Gue awalnya ngeliat temen gue ada yang jual tiket Persib vs Sriwijaya, tapi dia gak bales waktu gue chat. Akhirnya, gue nekat berangkat aja walau gue sendiri masih gak tau nanti beli tiketnya gimana. Sekitar jam 3.40, setelah shalat ashar dan ganti baju pake atribut Persib, gue pun berangkat ke GBLA sendirian pake Nmax kesayangan gue. Sekitar 10 menit (iya, sepuluh menit) kemudian, gue pun sampe di GBLA dimana gue parkir di suatu komplek yang emang sebelahan sama stadionnya. Waktu abis parkir, gue pun langsung cari calo yang jual tiket, dimana akhirnya gue beli tiket seharga 100rb di Tribun Timur yang harga aslinya 75rb, ya gapapalah lagi mager ribut gue waktu itu.  Akhirnya, gue pun masuk ke dalem stadion waktu udah kick off tapi santuy soalnya masih sekitar 2 - 3 menitan. Karena gak dapet kursi, akhirnya gue milih di tempat yang berdiri tapi ada tiang sandarannya, yang emang ada beberapa orang juga disana. Tribun tempat gue nonton itu ada di sebrang Tribun VIP, di pinggir lapangan tapi agak deket sisi gawang juga sih.

    View dari tempat gue nonton
    Persib yang kala itu lagi bagus-bagusnya dan lagi ada di peringkat 1 sekarang ini emang keliatan nyerang terus pertahanan Sriwijaya FC, yang lagi agak kendor sejak awal putaran 2 ini karena konon gak ada dana setelah pemiliknya kalah dalam pemilu Sumatera Selatan, jadi pemain bagus mereka pada dijualin semua. Persib kali ini masang duet Bauman - Wanggai sebagai striker utama buat bikin gol ke gawang lawan, karena Ezechiel The King lagi kena hukuman gak main gara-gara akumulasi kartu, juga ada Agung Mulyadi sang pemain muda yang turun dari awal. Sisanya sama aja sih paling Indra Mustafa aja si bek muda yang mulai sering main kalo Bojan Malisic / Igbonefo kena akumulasi kartu.

    Sejak 10 menit awal, Persib emang udah keliatan menekan pertahanan Sriwijaya FC lewat duet Bauman - Wanggai yang mulai keliatan kompak walau Wanggai baru dateng di putaran kedua ini. Dan akhirnya, menit 16 Persib berhasil ngegolin lewat Bauman setelah dapet bola muntah hasil tendangan luar kotak penalti dari Agung Mulyadi yang kena tiang, dimana sebelumnya si Agung ini sempet gocek-gocek cihuy ala Ronaldo dulu, skor pun 1 - 0 buat Persib. Lalu menit 28, Persib berhasil ngegolin lagi, kali ini lewat Patrich Wanggai yang nyudul bola hasil umpan deket Bauman. Buat gol kedua ini awalnya agak meragukan, karena Teja Paku Alam sang kiper Sriwijaya, awalnya berhasil menghalau bola tapi akhirnya wasit memutuskan kalo gol itu sah, karena emang udah lewatin garis gawang walau sempet diprotes sama pemain Sriwijaya, skor 2 - 0 buat Persib bertahan sampai babak pertama kelar.

    Di jeda istirahat babak pertama, gue sempet jalan-jalan dan akhirnya pindah sisi gawang karena kalo di babak kedua Persib bikin gol, gue bisa liat prosesnya dari jarak deket. Babak kedua pun mulai, dan sebenernya kondisinya gak beda jauh sama babak pertama dimana Persib keliatan banget mendominasi dan banyak nyerang lewat duet Bauman - Wanggai, Ghozali, Agung, sama In Kyun, walau emang beberapa kali Sriwijaya FC juga mulai nyerang gawang Persib, yang untung masih bisa disave sama Deden Natshir. Ada juga momen dimana Sriwijaya hampir banget bikin gol, mungkin sekitar menit 80an, waktu itu pemain Sriwijaya udah lolos dari offside dan lari sendiri tinggal ngadepin Deden, tapi untung tendangan doi masih kena tiang jadi skor masih tetep 2 - 0 sampe akhir pertandingan. Persib menang. Bobotoh senang. Oh iya, menjelang akhir babak kedua, gue liat langit sore itu (sekitar jam 5 - 6an) keliatan bagus banget agak oren-oren lucu, senja merindu kalo kata anak indie mah. Gue pun gak lupa ngefoto suasana stadion dengan view langit yang bagus itu, walau gak bisa gue post karena GAK ADA SINYAL SAMSEK MONMAAP.
    Senja merindu
    Abis pertandingan beres, gue sengaja gak langsung balik kayak biasa karena emang mau ikutan Viking Clap yang terkenal dan udah jadi tradisi Persib dan Bobotoh sehabis pertandingan. Tapi ritual Viking Clap itu gak langsung dimainin abis pluit tanda pertandingan beres, tapi kita nunggu pemain salam-salaman dulu, siapin drum dan speaker ke tengah lapang, dan lain-lain. Mungkin ada kali kita nunggu 15 menitan sampe akhirnya Deden Nathsir sang kiper memimpin Viking Clap hari itu, dengan semua pemain Persib ada di sekeliling lingkaran tengah lapangan. Sesi ritual Viking Clap ini berjalan sekitar 30 detik aja, tapi suasana yang dibuat kala itu bikin merinding-merinding haru karena emang semua orang di stadion ngikutin gerakan tepuk tangan Viking Clapnya. Ini kalo mau liat gue kasih 1 contoh video Viking Clap Persib Bandung yang dipimpin Bojan Malisic, waktu abis lawan Borneo FC kalo gue liat dari videonya. Viking Clap di video ini sendiri mulai waktu 1:28 karena sebelumnya nampilin dokumentasi waktu pertandingan hampir kelar sama persiapan Viking Clap.


    Abis Viking Clap beres, bukan berarti sesi ritual setelah pertandingan beres. Tapi masih ada lagi sesi dimana semua Bobotoh nyanyi chants yang kayaknya baru, judulnya 'Hati Biru' dimana gue cuman hafal reff nya aja jadi gak terlalu banyak ikut nyanyi, cuman ikut rekam sama ngangkat tangan doang. Lagu yang emang dinyanyiin abis beres pertandingan ini durasinya sekitar 1.5 menit jadi gue agak pegel ya ngerekamnya monmaap dan bikin memori hape gue jadi rada abis, tapi gapapalah mumpung masih jomblo kan gak ada kewajiban harus ngesave banyak foto sama cewek.

    Loh kok curhat ?

    Setelah itu pun, gue gak langsung pulang karena jarang-jarang gue nonton langsung di stadion dan mumpung gue lagi sendiri jadi gak ada yang maksa gue balik cepet. Gue pun baru keluar stadion sekitar jam 6.30 setelah panpelnya ngasih kode buat 'ngusir' Bobotoh yang masih ada di dalem stadion waktu itu dengan cara matiin lampu, trik yang biasanya dipake kalo lagi main futsal sampe malem. Akhirnya, gue pun balik tapi perjuangan gue ternyata belum beres tanpa disangka-sangka. Karena jalan dari stadion ke tempat motor gue berada itu maceeeeetttt banget sama manusia. Jadi kan si komplek tempat gue parkir motor itu ada di sebelah GBLA, cuman dipisahkan sungai yang sebenernya gak terlalu gede gitulah, nah masalahnya jembatan penghubung GBLA dan komplek ini kecilnya kayak pentil hotwheels dan cuman dibuat dari papan kayu yang agak tebel, bukan kayak jembatan biasa. Dengan jembatan seuprit itu dan orang sebanyak itu yang mau lewat, bikin keadaan jadi rusuh dan macet karena semua orang mau lewatin jembatan duluan dan dateng dari 3 arah sekaligus. 

    Mungkinkah ini simulasi dari melewati Jembatan Shirath di akhirat kelak? Gak deng lebay.

    Tapi ya emang macet manusia banget sih gilak dan dempet-dempetaan, tapi untung orang di sekeliling gue gak ada yang bau-bau banget alias masih bisa ditolerir sama idung gue, kalo ada yang bau banget sih monmaap keknya gue lebih baik dilemparkan ke sungai aja dan berenang sampe rumah. Ada akang-akang, bapak-bapak yang bawa anak, ibu-ibu, teteh-teteh, pedagang gelang, pedagang es teh, dan gue di tengah kerumunan itu. Dan bahkan, ada 3 orang bule yang mungkin lagi sial terjebak disana malem itu. Kalo liat dari muka sama badan sih kayaknya orang Amerika, soalnya yang bule cuman 1, sementara yang 2 lagi agak item bahkan ada yang mirip Kanye West tolonq aq ingin call you on my cell phone, tenet tenet *joget*.

    *dilemparin ke sungai* 

    Waktu di momen dempet-dempetan simulasi Jembatan Shirath itu, banyak Bobotoh yang kepanasan, eungap / sesek napas, haus, dan gabut jadi pada teriak gak jelas, ya untungnya pada teriak buat mencairkan suasana sih bukan teriak ribut kayak 'Dararawet heula atuh anju !' dengan nada yang agak bercanda dan maknanya adalah 'Minum es dawet dulu biar kalem'. Atau mungkin beberapa dari mereka banyak yang ganggu si 3 bule itu kayak 'Mister ngomong atuh mister' yang tentu mereka gak paham dan cuman masang muka 'Naon sih siateh berak' atau senyum-senyum maksa, walau beberapa dari kita ada juga yang bercanda 'Kade ah ulah ngomong kitu ka si mister bisi ngartieun sieta' alias 'Titati jangan ngejek di bule sapatau doi paham basa sunda'. Gue pun sempet ngobrol sama tuh bule sambil empit-empitan, pake bahasa inggris dengan tampan dan gaya karena seminggu ke belakang sering ngomong inggris sama temen-temen Thailand gue. Ternyata, mereka bertiga dari Kanada dan mereka udah 3x nonton Persib langsung di GBLA, walau baru pertama kali ini mereka ikut simulasi Jembatan Shirath. Ada kali sekitar 45 menit sampe akhirnya gue berhasil lewatin jembatan kayu kecil berak itu, yang untungnya gue selamat, gak dijadiin umpan ikan di sungai dan bisa pulang ke rumah dengan aman damai sentosa dan bisa internetan lagi cek Instagram dan Line walau sebenernya gak ada yang ngechat *nangis*. 

    Tapi jujur, pengalaman nonton Persib yang serba dadakan dan random ini entah kenapa bikin hati gue senang dan gembira, walau gue gak bisa internetan selama pertandingan karena emang gak ada sinyal. Mulai dari gue yang baru ngumpulin nawaitu buat nonton sejam sebelum pertandingan mulai, gue yang baru berangkat 20 menit sebelum pertandingan mulai, gue yang belum tau dapet tiketnya gimana waktu udah sampe, gue yang baru masuk waktu kick off udah mulai, gue yang teriak kenceng waktu Persib bikin gol, gue yang gabut foto-foto senja merindu karena gak ada internet, gue yang merinding ikutan Viking Clap dan nyanyiin lagu, sampe gue yang hampir jadi pepes buat diumpanin ke ikan sungai abis ikut simulasi Jembatan Shirath yang semuanya ngebuat gue hepi walau banyak perjuangan hari ini.

    Yah, lumayan lah gue bisa hepi-hepi setelah seminggu nemenin temen-temen gue dari Thailand jalan-jalan keliling Bandung sampe sempet sakit parah seharian penuh. Liburan gue masih agak lama sih sekitar 2 minggu lagi baru masuk. Walau OSKM alias ospek maba ITB bentar lagi, tapi buat OSKM kali ini gue agak gabut karena jarang banget gawe, gue juga gak tau nanti hari - H bakal dateng apa nggak hehe yang penting gue menjalani liburan singkat ini dengan bahagia sentosa.

    Wassalam.
    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !

    Setelah di tulisan sebelumnya gue cerita bagaimana kisah ajaib mahasiswa wirus yang keterima buat ikut programnya himpunan manajemen akibat kemageran yang melanda (klik disini kalo mo baca), disini gue mau mulai kisah gue bersama orang-orang Thailand, yang Insya Allah bakal gue bikin series alias cerita per harinya gimana. Dan sekarang ini masih gue anggep sebagai Day 0 karena kegiatan utama hari ini cuman menyambut mereka di bandara dan kenalan singkat sama orang-orang Thailand itu.

    Yak, setelah hari Kamis sebelumnya gue dan beberapa anak-anak lain dikasih briefing perihal program study trip yang bakal ngedatengin 28 mahasiswa dari Thailand ini, akhirnya gue hari ini bisa THIS IS THE DAY !! Karena hari ini gue akhirnya bisa ketemu dan kenalan langsung sama orang-orang Thailand asli, yang ngomong Bahasa Thailand, yang punya nama asli sepanjang Jalan Anyer - Panarukan tapi punya nama penggilan sependek lagunya Napalm Death - You Suffer yang cuman 2 detik doang.

    Anjir iya sih nyiptain lagi tapi teu 2 detik oge plis :(

    Setelah saat briefing dikasitau bahwa kita-kita yang buddy dari Indonesia (( diharapkan )) ikut jemput tu mahasiswa Thailand ke Bandara Husein jam 7 malem, tapi ternyata siang ini kita dikasitau bahwa mereka bakal berangkat dari Bandara Husein ke Apartment Beverly Hills Jalan Sangkuriang pake shuttle khusus yang udah disediain sama SBM ITB, jadi kita yang buddy Indonesia gak perlu semuanya jemput mereka di bandara, mungkin cuman 5 orang doang sebagai perwakilan buat jemput mereka, dan yha gue gak ikut karena kemageran, mending langsung ke apartment buat ketemu mereka.

    Karena gue dan buddy mager lainnya gak ikut ke bandara, akhirnya kita semua disuruh ke apartment sekitar jam 8 malem, tepat sebelum shuttle mereka sampe ke apartment, karena kabarnya malem ini agendanya cuman "Introduction to Buddy" dan mungkin ada beberapa sambutan di apartment. Jadi yha setelah sore harinya sempet jogging menawan dan tampil rupawan memakai jaket jeans terbaik bangsa, akhirnya gue berangkat ke Apartment Beverly Hills, jam 8 malem dari rumah padahal jarak rumah - Sangkuriang adalah 20 menit wqwqwq kebyasaan. Tapi Alhamdulillah sekali, waktu gue sampai, ternyata baru ada 2 buddy yang dateng, Raisa sama Kak Meygan, mentor gue waktu osjur dulu, yang dateng pake baju batik lengan panjang kayak mau nyambut Keluarga Kerajaan Zimbabwe. Sekitar 5 menit setelah gue dateng, akhirnya Thariq juga dateng.

    Setelah kira-kira 10 menitan nungguin, akhirnya rombongan buddy Indonesia yang barusan dari bandara pun dateng duluan ke apartment, sambil ngasitau kalo tu anak-anak Thailand masi pada di jalan karena supir shuttle mereka yang milih rute muter-muter Bandung, jadinya agak lama. Waktu dibilangin begitu, gue cuman berharap pak sopir shuttle nya gak bawa mereka muter-muter eh terus tau-tau bablas sampe Madiun.

    Saat itu, buddy Indonesia udah hampir dateng semua, kecuali Koh Daniel, Kak Ajay sama Kak Bella yang emang katanya lagi ada urusan dan gak bisa dateng. Jadi aja, setelah rombongan-jemput-ke-bandara sampe di apartment, kita semua mulai nunggu sambil nongki cantik di lobby apartment, dan setelah itu gue sempet agak bingung waktu liat seorang Teteh dan seorang Akang yang tampangnya agak Chinese, dan jujur aja gue bingung apakah mereka orang Thailand atau Indonesia, karena disaat yang bersamaan Kak Adrian bilang bahwa professor mereka dari Thailand udah sampe di apartment.

    Dan setelah gue usut-usut, ternyata seorang teteh dan akang itu adalah koordinator apartment, mereka juga bisa ngobrol pake Bahasa Sunda.

    Aq merasa payah.....

    :(

    Oh iya, sambil nunggu tu orang-orang Thailand sampe apartment, kita semua dibagiin name tag sama si Anin sebagai koordinator program ini, dimana masing-masing dari kita dapet name tag sendiri dan name tag dari 2 buddy yang udah dibagi kemaren. Buddy gue sendiri dipanggilnya Por sama Sun, tapi gue gak hapal nama asli mereka siapa karena yha monmaap nih panjang banget belibet pula, bisa-bisa keseleo lidah gue. Dan setelah sekitar 15 menitan meunggu lagi, akhirnya rombongan Thailand itu dateng setelah diajak muterin Bandung sama sopir shuttle, dan Alhamdulillah kekhawatiran gue gak terjadi, mereka sampe di apartment, bukan di Madiun.

    Begitu mereka keluar satu-satu dari shuttle di depan pintu lobby apartment, yang gue pikirkan adalah "Ohh begini ya tampang orang Thailand asli" yang sebenernya gak beda jauh sama orang Indonesia, tapi jujur mereka lebih putih dari yang gue bayangkan, yha mungkin karena mereka mahasiswa di Bangkok kali ya, maklum lah orang kota istilahnya. Dari total 28 mahasiswa Thailand yang dateng saat itu, cuman ada 6 orang mahasiswa cowok dalam rombongan, yang ngebuat gue harusnya gak susah nemuin buddy gue yang cuman 2 orang, cowok semua pula, yang sejujurnya agak garing karena awalnya gue berharap dapet buddy cewek HAHA sa ae lu rapia bacang.

    Walau buddy gue cuman 2 dari kemungkinan 6 orang cowok yang ada di rombongan saat itu, tapi tetep aja gue ujung-ujungnya nanya ke salah satu dari mereka mana yang nama panggilannya Por sama Sun, dan akhirnya gue ditunjukkin kepada 2 orang yang kayaknya terakhir turun dari shuttle, dan Haykal pun memulai episode soide dan so akrab edisi internesyenel, dimana gue secara tiba-tiba nyamperin mereka dan bilang Halo teman kalo nama gue Haykal dan gue buddy kalian selama di Indonesia, yang Alhamdulillah direspon dengan baek, karena mereka ngenalin diri juga dan ngambil name tag masing-masing. Waktu gue ketemu, Por adalah buddy gue yang keliatan agak klimis tapi rapih dengan kacamata indie (yang bulet jadul itu loh) walau ternyata dia bukan anak indie penikmat senja, dia juga make kemeja putih bermotif kecil entah apaan, terlihat formal dan capek. Sementara Son agak keliatan ngantuk dengan kaos putih dan outer kemeja warna biru, keliatan lebih santai dibanding Por.

    Agenda pertama mereka setelah turun dari shuttle adalah pergi ke ruang apa ya gue juga bingung nyebutnya, mungkin semacam ruang kumpul atau ruang rapat di Apartment Beverly Dago kali yak, soalnya ukurannya gak terlalu gede, jadi kalo mau sewa ruangannya buat resepsi nikahan paling cumah muat sama tamu temen sekelas pas SMP. Mereka dibawa kesana sebagai perkenalan dan pemberitahuan beberapa informasi penting selama mereka di Bandung sama pihak apartment dan juga Kak Adrian sebagai penanggung jawab kegiatan. Setelah dikasi tau beberapa informasi penting kayak peduli gak berarti sayang tentang hal umum tentang apartment atau rundown singkat kegiatan mereka di Bandung, akhirnya para buddy Indonesia pun naik panggung, karena kita disuruh ke depan dan ngenalin diri masing-masing, sambil ngasitau buddy dia siapa biar ntar gak bingung.

    Kegiatan kuliah di SBM yang hampir semuanya pake bahasa Inggris ngebuat kita Alhamdulillah lancar memperkenalkan diri kita pake bahasa Inggris dan gak ada yang kepleset tiba-tiba ngomong bahasa daerah. Paling cuman si Jet, adek kelas gue, yang tiba-tiba ngomong Bahasa Thailand tapi sayangnya agak salah WKWKWK sing penting yaqin lurd. Dan Alhamdulillah nya mereka semua bisa menyebut nama gue (Haykal) dengan lancar walau awalnya agak susah, dan hal itu ngebuat gue gak perlu bilang "Okey to make it easier just call me Tom Cruise". Disaat perkenalan itulah, gue pertama kalinya bisa ngeliat muka mereka semua dari jarak dekat (yha tapi gak depan-depanan banget si) dan dari situ gue menyadari kalo mereka ternyata banyak yang cakep HEHEHE semakin sedih gue (sama Daniel) karena buddy kita cowok semua. Oh iya, waktu lagi perkenalan, tiba-tiba si Daniel datang, padahal dari kemaren dia bilang gak bisa dateng gara-gara ada urusan keluarga.

    Yha jadi intinya setelah perkenalan, pihak apartment meminta tolong kita buat ngasi tau ke tu orang Thailand buat ngisi semacam form untuk tinggal di apartment itu, dimana mereka semua cuman disuruh ngisi nama, umur, sama tanda tangan, juga kita diminta tolong buat fotoin bagian profil paspor mereka buat lalu dikumpulin sebagai database kalo kenapa-napa. Yha then gue mintain lah blablablanya itu, yang akhirnya ngebuat gue kaget gara-gara tanda tangan si Sun ternyata cuman nulis nama aslinya gada gerakan lihai khas tanda tangan. Dan waktu gue liat kertas lain ternyata tu anak-anak Thailand ternyata tanda tangannya cuman nulis nama doang :(

    Jujur kami-kami ini agak shock dan mikir kalo mereka di kampusnya mau tipsen gampang bener ya cuman nulis nama doang.

    Setelah nulis form apartment, kami buddy-buddy Indonesia dikasih kunci kamar mereka terus disuruh sekalian anterin ke kamarnya, dimana kamar buddy gue ada di lantai 7, dan awalnya pas udah sampe lantai 7 gue ternyata salah kamar dong HAHAHA pantes gabisa kebuka, untung pas gue lagi usaha buka pintunya gada orang dari dalem tiba-tiba buka pintu, agak nganu juga kalo beneran kejadian :(( Dan Alhamdulillah setelah mendapat pencerahan, gue berhasil membawa 2 buddy gue ke kamar yang benar. Dimana ternyata kamar mereka deket banget sama lift, dan juga deket sama kamar buddynya si Thariq, yang dapet cewek dua-duanya huhu. Tapi Thariq jelas gak boleh ikut masuk kamar buddy nya dia hahaha gila aja ya lau wala takrobu zina.

    Setelah nganter buddy ke kamar dan minta kontak mereka biar gampang ngehubungin, gue pun ke bawah dulu buat ngambilin mereka 6 botol air minum yang tadi lupa gue ambil di ruang kumpul tadi itu. Dan waktu gue ke atas lagi, si Por ternyata udah nunggu buat bilang kalo dia gak bawa anduk dari Thailand dan di kamar mandi apartment itu gada anduk sama sekali. Dan waktu gue tanya ke mbak-mbak koordinator dari apartmen nya soal perhandukan ini, sayang sekali ternyata apartemen ini juga keabisan anduk, paling beli aja di Indo*mart yang ada di sebelah lobby apartemen katanya. Jadi yawes, akhirnya gue pergi lagi ke lantai bawah naik lift bareng Por, Sun (yang gatau kenapa tiba-tiba mau ikut), Thariq, Raisa, mbak-mbak apartemen, dan buddynya Thariq, yang ternyata nama panggilannya Rainbow sama Tip.

    Terus yaudah, abis gue sampe di lobby akhirnya kita rame-rame lah pergi ke Indo*mart sebelah lobby apartemen buat beli nganterin buddy gue beli anduk & mungkin mau beli snack-snack gitulah. Tapi sayang sekaliii Por kayaknya emang gak berjodoh dengan perhandukan, soalnya anduk terakhir di Indo*mart malem itu udah diembat duluan sama cewek (orang Thailand yang gabawa anduk juga) tapi gue gatau siapa, pokoknya udah abis bis bis aja, jadi akhirnya si Por cuman beli snack sama minuman doang, walau akhirnya si mbak-mbak apartemen dapet 1 anduk buat si Por, entah anduk apartemen atau anduk pribadi, tapi seenggaknya buddy gue bisa mandi dengan tenang malam itu.

    Malem itu di Indo*mart, gue liat hampir semua anak Thailand itu lagi pada disana buat jajan-jajan manja karena lapar abis perjalanan jauh dan transit 6 jam di Malaysia. Beberapa dari mereka ada yang lagi liat-liat snack unik Indo yang mungkin gak ada disana, beberapa dari mereka ada yang heboh teriak "Wey ada Taokaenoi sama Ichi Tan lho di Indo !" karena 2 brand itu adalah Thailand punya, ada yang bingung mau beli apa terus gue saranin beli fruit tea yang freeze, ada juga yang beli tisu, sikat gigi, shampo, sabun, yha pokoknya alat-alat mandi dan kecantikan lah.

    Waktu gue lagi nyaranin mereka soal minuman apa yang gue suka beli di Indo*mart, gue iseng nanya ke buddy gue, Sun dan cewek Thailand lain yang gue baru kenal malem itu, Aun. Gue nanya mereka mau beli makanan yang agak berat kagak, soalnya di Indo*mart kan cuman ada snack buat ngotorin perut doang *menurut gue* dan gada makanan berat kayak soto campur atau nasi padang. Sun pun nanya emang ada makanan apaan deket sini, yang akhirnya ngebuat gue mikir dan mengingat wilayah Sangkuriang soal permakanan daerah sini. Waktu gue lagi mikir keras, Thariq ngasitau gue bahwa ada tukang nasi goreng di depan Dago Suites, apatemen sebelah Beverly Hills tempat ni orang Thailand tinggal selama di Bandung. Dan yah bener juga, emang ada tukang nasi goreng disana.

    Jadi setelah sadar ada tukang nasi goreng deket sini, dengan susah payah gue jelasin 'nasi goreng' ke Sun sama Aun, yang ngebuat harus nunjukkin gambar nasi goreng dari Google sampe akhirnya mereka paham dan bilang "OHHHH" dan ngomong Bahasa Thailand kenceng banget, yang intinya mereka nyamain nasi goreng sama salah satu makanan di Thailand yang mirip biar mereka paham, terus dengan excited bilang mereka mau cobain. Abis itu, Sun pun langsung ngomong dengan kerasnya di Indomart dengan Bahasa Thailand yang intinya "Siapa yang mau makan nasi goreng juga?" DAN DENGAN HEBOHNYA TU SEMUA ORANG NGACUNG DONG MONMAAP AJA NI GUE KAN JADI BINGUNG YAK :(((

    Abis semua ngacung (kecuali mas-mas Indomart gak ikutan ngacung, untungnya) si Sun pun ngitung ada berapa orang yang mau nasi goreng, dan ternyata ada 12 orang oke mantap. Karena banyak banget yang mau nasi goreng, gue pun jadi agak ragu dan bilang ke Sun sama Aun pakek Bahasa Inggris "Eh cuy bentar yak gue mau cek dulu tuh si bapak nasgor jualan apa kagak", soalnya kan gaenak ni udah banyak yang pesen taunya bapaknya kagak jualan kan agak nganu ya :((

    Akhirnya, gue pun ngajak Thariq sama Daniel buat ngecek tuh Bapak nasgor depan Dago Suites jualan ato nggak, tapi akhirnya Thariq doang yang ikut karena Daniel udah agak jompo jadi magernya mohon wajar. Setelah melewati beberapa rintangan berupa lubang jalanan yang bames (basah-basah gemes), akhirnya gue dan Thariq berhasil sampe di bapak nasgor depan Dago Suites *yang cuman 50 meter dari Beverly Hills*. Begitu sampe di gerobak nasgor dan mengecek kelengkapan, gue pun nanya ke Bapak penjual nasgornya

    "Siapa penemu kampas rem, pak?" -- "Pak ini nasgor masi jualan kan ya?"

    "Oh masih dek, mau beli berapa?"

    "Bentar ya pak dipastiin dulu, banyak euy 10-11an kayaknya, ai bapak disini sampe jamber?"

    "Ah sampe seabisnya we, sok atuh ditungguin"

    "Oke berangkat, harganya berapaan pak?"

    "Nya biasa we 12rebuan"

    Setelah percakapan gue dan bapak nasgor itu, gue dan Thariq yang gabut akhirnya pergi lagi ke Indo*mart Beverly Hills buat nemuin tuh teman-teman Thailand yang udah kelaperan kayak pengungsi, dan yha mereka yang mau nasgor udah kumpul aja depan Indo*mart yang bentar lagi mau tutup. Di depan kumpulan, gue berpidato bilang ke mereka bahwa si bapak nasi goreng nya masi jualan dan gue dengan pedenya bilang "AND THE PRICE IS TWENTY THOUSAND RUPIAH PER PORTION" sambil diiringi muka mereka yang melongo iya-iya aja karena udah laper cuyyy untung tangan gue gada yang gigit.

    Setelah itu, Gamma yang keknya paling senior ngedata lagi siapa aja yang mau mesen nasi goreng, ternyata ada 11 orang, gak pake pedes semua, dibungkus semua, dan Sun buddy gue udah resah bilang "Jangan pake bawang ya" PADAHAL YHA EMANG GAADA BAWANG NIH MONMAAP AJA BRO". Setelah semua okoc dan mulai pada ngumpulin duit, akhirnya gue sadar kebegoan gue dan bilang "EMM GUYS MONMAAP NI HARGANYA TU TWELVE THOUSAND YE BUKAN TWENTY THOUSAND HEHE LIDAH NJELIMET DOANG KOK GADA MAKSUD KORUPSY" dan untungnya mereka nurut-nurut aja, udah laper kali ya susah :(

    Fix gue kalo ke Inggris bakal ngomong bahasa tarzan uka-uka.

    Abis duitnya kekumpul semua alias si Gamma dulu yang nalangin ntar yang laen bayar ke Gamma, gue pun bilang "Haji Kempet nanya iki piye, tunggu bentar yeee" yang tentunya gak pake pantun karena yha beda kultur bro maap aja ni. Tapiii ternyata mereka antusias banget mo ikut gue ke tukang nasi goreng karena katanya mereka gabut jadi yauds deh kita semua berangkat ke tukang nasi goreng depan Dago Suites dengan jalan kaki melewati rute genangan bames yang sama kayak yang awal gue lewatin itu. Hmm entah kenapa gue gak yakin mereka itu mau ikut ke tukang nasgor karena antusias atau karena curiga gue bakal ngasih mereka beras goreng, tapi yasudala disaat seperti ini kemampuan kita berpikir positif diuji sekali.

    Setelah sekitar 37 detik jalan dan melewati halang rintang bames, kita akhirnya sampe ke tukang nasgor depan Dago Suites, dimana kita disambut dengan muka bapaknya yang kaget kek ketemu rombongan travel hasil mlm. Untuk mengatasi rasa kaget si bapak, gue dengan santainya bilang "Pak, 11 porsi yak gak pake pedes semua" yang langsung dijawab dengan "Oke berangkat" dengan muka hepi karena ya Alhamdulillah langsung diborong kan dagangannya sama peserta travel ceria sejahtera.

    Waktu lagi mulai bikin, si Por buddy gue, Kak Adrian, dan 1 cewek yang mukanya mirip India nyamperin kita, dan bilang Por mau nasgor juga, yauds nambah 1 dan pake pedes. Sementara si cewek bermuka India ini, yang ternyata nama panggilannya "Beauty" (tapi emang cantik beneran sih wkwkw) gak pesen nasgor, tapi mau ke minimarket karena Indo*mart udah tutup dan dia telat turun. Sebagai gentleman, gue menawarkan diri nganterin dia ke minimarket terdekat yang masi buka, yaitu adala C*K Tamansari deket Cafe Hala*man. Gue pun bilang ke si Beauty "Mo abanq anterin gak nenq ke C*K deket sini? Abanq bawa motor kok parkir deket sini jadi dijamin aman deh nenq ye gak pemirsa?" alias sa ae lu modusnya rapia bacang. Tapi ternyata Kak  Adrian lebih gercep lagi bilang "Udeh si Beauty ama gue aja ke C*K Tamsar, gue bawa mobil kok soalnya si Por juga mau ikut".

    Entah kenapa, malem itu rasanya seperti tersambar petir alias bacot jomblo mah jomblo aja.

    Setelah percobaan modus antar-negara ini kandas dan Kak Adrian pergi sama Beauty & Por, gue pun mulai mengeluarkan sifat asli gue sebagai orang Indonesia yaitu hobi nyinyir ama si Thariq kek begini "Thor itu si Beauty ke C*K beli apaan ya? Paling beli make up hahaha biasa lah orang cantik kek gitu biaya operasionalnya mahal cuy" PADAHAL YA KAGAK TAU JUGA KAN MAU BELI APAAN HAHAHA SING PENTING NYINYIR. Tapi emang kalo diliat, si Beauty ini kayaknya model, entah model fashion gitu atau malah model salep penghilang koreng jangan-jangan. Dan selain si Beauty yang mau ke C*K buat beli apaan gue juga gatau, ada juga yang lain banyakan pada nanya dimana mereka bisa beli kartu SIM agar supaya bisa internetan di Bandung ini. Tapi tempat yang jual kartu sim deket sini, alias di Cisitu deket Indomaret pastinya udah tutup, jadi paling besok mereka baru bisa internetan dan harus pake wifi apartment dulu malem ini.

    Sementara gue dan Thariq nyinyir, si bapak nasi goreng mulai ngeracik nasgornya dengan semangat, sambil diliatin orang-orang Thailand dengan muka takjub dan lapar. Tapi, gue melihat kebingungan di raut wajah bapak nasgor waktu dia lagi ngegoreng nasi. Bukan, bukan gara-gara waktu itu gue make salep panu semuka-muka, tapi gara-gara tuh orang Thailand ngomong bahasa yang gak kita semua ngerti, jadi gak paham juga mereka lagi nyinyir atau lagi ngomongin apa. Tapi sebelum itu, gue mencoba menenangkan raut wajah bapak nasgor dengan bilang "Orang Thailand, pak. Baru dateng tadi maghrib terus laper cenah, jadi aja kesini haha saya ge gak ngerti da mereka ngomong apa", walaupun gue sebenernya gatau bapak nasgornya bingung gara-gara bahasa mereka atau gara-gara bapaknya bingung mikir ni pesenan gue dibayar pake duit apaan ya....

    Akhirnya, gue dan Thariq memulai pembicaraan dengan teman-teman baru gue dari Thailand. Gue kenalan sama mereka semua yang ada di tukang nasgor kayak Gamma, Sun, Aun, Miw, Rainbow, Tip, dan gue gatau lagi nama mereka siapa aja wkwkwk. Waktu kenalan, gue liatin muka mereka satu-satu (tapi gak depan muka juga yha) dan mikir "Anjir ini mah mirip orang Indo" karena yha beberapa dari mereka emang mirip orang Indonesia atau mirip peranakan China Indonesia. Abis kenalan, beberapa dari mereka ada yang mau ikutan ngobrol sama gue dan Thariq, beberapa sibuk merhatiin bapak nasgor, beberapa lagi langsung update Instagram Stories mungkin isinya "HELLO GAESSS Q LAGI DI INDONESAH NEH LAGI PESEN YANG NAMANYA NASGOR CIHUY" dengan tulisan Thailand.

    Gue sama Thariq pun akhirnya ngobrol bareng Gamma, Sun, dan Aun karena udah bosen liat kegiatan bapak nasgor yang deket rumah gue juga ada. Hal pertama yang gue obrolin sama mereka adalah menjelaskan 'nasi goreng' dengan definisi internesyenel yaitu "Rice is nasi and goreng is fried, so it is fried rice actually". Awalnya mereka bingung karena ngira fried itu sejenis makanan, tapi akhirnya gue bilang "Nooo 'goreng' is a cooking method, not a kind of food. So it is like fried chicken for ayam goreng, fried banana for banana that got goreng-ed, etc" baru dari situ mereka unggak-angguk ntah karena ngerti atau karena capek gue bacot dan mereka laper.

    Abis itu, gue diajarin balik Bahasa Thailand sama mereka, yang dimulai dengan kata sapaan khas Thailand yaitu "sawadikap" yang ternyata berbeda buat cowok sama cewek; "Sawatdee khap" buat cowok sama "Sawatdee kah" buat cewek. Si Gamma sama Sun butuh 5 menit sampe akhirnya gue paham cara ngomong khap sama kah :( Lalu kita diajarin mengenalkan diri sendiri, tapi sayang sekali yang gue inget cuman "Pom che Haykal" yang artinya "Nama gue Haykal", sisanya gue lupa.

    Karena mungkin Gamma dan Sun melihat betapa begonya gue belajar bahasa mereka dan daripada bikin susah atau naik darah, akhirnya mereka ganti topik dengan "Bro, lu suka makan kadal?" "Cuacanya dingin banget cuy asli dah enak bat". Hal ini bisa gue maklumi setelah mereka bilang kalo suhu di Bangkok sana bisa sampe 40 derajat celcius lyke reallyyyy bruh gue ke Jakarta atau Surabaya yang masih 32 celcius aja udah cekrak cekrek update muka kucel kepanasan dengan caption "Ni neraka bocor apa gimana yha monmaap kok panas bener ?!" buat diupload ke sosmed.

    Yah begitulah, makanya mereka bilang kayaknya mereka bakal betah di Bandung dengan cuaca dingin begini yang jarang mereka rasain di Bangkok sana. Setelah itu ya obrolan berlanjut macam ABG-ABG baru kenal aja kayak gimana, ngomongin apa yang menarik di Bangkok, apa yang menarik di Bandung. Mereka pun sekali-kali nanya beberapa hal yang mereka udah liat tentang Bandung di internet, terutama soal kuliner, terutama soal martabak yang kayaknya mereka tertarik banget, yang menjadi awal mula gue menceritakan jenis-jenis martabak dan awal mula gue tau di Thailand juga ada martabak, tapi cuman martabak telor, dan lalu mereka kepo sama martabak manis dengan segala toppingnya kayak nutella, ovomaltine, red velvet, sampe topping bon cabe pun kalo ada kayaknya mau-mau aja mereka makan.

    Waktu kita lagi ngobrol-ngobrol, gak kerasa nasi goreng udah jadi beberapa, dan si mang nasgor nya lagi masak buat sekitar 5 porsi lagi. Melihat hal itu, beberapa anak-anak Thailand gak mau lewatin kesempatan dan bilang ke gue "Eh cuy bilangin dong ke bapak nasgornya gue pengen cobain nggoreng gitu, mumpung disini gitu kan" dan akhirnya gue bilang ke si bapaknya, lalu sekitar 3 orang dari mereka (Rainbow, Miw, sama atu lagi gue gatau namanya) gantiin si bapaknya nggoreng dengan teknik nasgor ala sangkuriang, dan tidak lupa direkam agar supaya bisa update di Instagram stories karena gue yakin itulah tujuan mereka ingin gantiin si bapaknya nggoreng.

    Setelah sekitar 5 menit gantiin bapak nasgornya, akhinya bapak nasgor pun ngelanjutin lagi nggorengan yang tinggal dikit lagi. Lalu kita ngobrol-ngobrol lagi kayak biasa,

    Prepare for the best and ai Dont have to do that what is this isne I dont know what actuall
    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !
    Jadi, setelah kemaren gue cerita soal gue yang gak jadi gabut abis kelar UAS semester pendek karena ketemu orang baru, dimana di tulisan itu gue cerita tentang gue yang ngacak-ngacak tong sampah komplek ketemu temennya temen gue yang orang Kalimantan dan lagi dateng ke Bandung buat ikut seminar, dan abis seminarnya kelar dia minta gue anterin jalan-jalan keliling sekalian futu-futu di ITB, yang untungnya dia gak minta gue buat fotoin dia di lagi headstand di depan toilet Labtek 7, karena...

    gue lupa Labtek 7 tuh gedungnya yang mana :((

    *disuruh ikut SSDK lagi*

    Ya tapi intinya begitu, gue senanq karena setelah UAS dan libur ini gue gak gabut-gabut amat untuk seenggaknya seminggu setelah semester pendek kelar. Dan di postingan kemaren juga gue bilang bahwa abis ketemu temennya temen gue *yang gue lupa namanya siapa*, gue bakal ikutan program himpunan sebelah (KMM - Keluarga Mahasiswa Manajemen) yang tugasnya jadi buddy / partner dan nemenin 28 mahasiswa dari CBS - Chulalongkorn Business School, yang lokasinya di Bangkok, Thailand, tapi kalo ada yang nanya lokasinya lebih detail, monmaap gue gatau CBS ini masuk kelurahan mana.

    Buat netizen budiman yang iri dengki atau heran bagaimana kisahnya seorang Haykal SP bisa keterima program jalan-jalan sama orang Thailand ini, padahal sebenernya ini program kerjanya KMM - Keluarga Mahasiswa Manajemen, sedangkan gue secara resmi adalah anggota dari IMK Artha - Ikatan Mahasiswa Kewirausahaan. Jawaban dan kunci utamanya adalah karena gue lagi mager aja dengerin materi kuliah di kelas HEHEHE *ditampol dosen*.

    Yha jadi waktu itu gue lagi ada di kelas Investment & Capital Analysis (buset keren banget ya nama mata kulianya) dimana kelasnya sendiri (harusnya) mulai setiap hari Kamis jam 8 pagi dan kelar jam 12 siang, dan ini kelas buat seluruh mahasiswa wirus angkatan gue jadi ruang kelasnya pun yang cukup buat 76 orang (jumlah wirus angkatan gue), tapi karena mahasiswa SBM memang banyak yang ajaib dan mbonek, maka banyak pula dari kita yang nekat dateng telat, tapi telatnya gak nanggung alias kagok edan karena banyak yang baru masuk kelas jam 9, jam 10, bahkan jam 11 pas kelasnya uda mau bubar dia baru dateng :( Gue sendiri udah terdaftar di geng telat menengah yang jam 9 baru masuk kelas dan biasanya masuk lewat pintu kelas belakang sambil tas disimpen di loker sebelah kelas.

    Untuk Haykalicious, plis adegan diatas tadi gabole ditiru *mulai narsis*.

    Dan pada hari itu (kejadiannya hari Kamis seminggu sebelum UAS aja pokoknya gatau dah tanggal berapa), gue kebetulan lagi magerrrr banget dengerin materi kuliahnya (kayaknya tiap minggu gue kebetulan mager deh), yang sebenernya berguna tapi gara-gara otak guenya aja yang udah konslet duluan kalo liat angka jadi suka gak nyambung sama materinya, sekeras apapun gue mencoba memahami tapi tetap saja q tidak mengerti. Kalaupun akhirnya ngerti, biasanya 5 detik kemudian gue bakal lupa lagi tadi gue ngerti yang mana :(

    Kalo lagi mager di kelas, gue biasanya kayang main hape buat scroll tymlin twitter atau mengikuti perkembangan netizen melalui Line Today. Dan saat itu waktu lagi asyik-asyiknya scroll tymlin twitter (follow dong @haykalsp), di hape gue tiba-tiba ada notif masuk buat email sbm itb gue, dimana emailnya itu dari KMM ITB yang intinya lagi buka lowongan buat jadi buddy / temen main dari program kerjasama SBM ITB sama CBS di Thailand sana.

    E-mail dari KMM ITB pada saat itu.
    Waktu baca isi e-mailnya, seketika gue pun langsung tertarik walau awalnya gue bingung Chulalongkorn University itu sekolah apaan karena mengeja Chulalongkorn aja gue masih belibetan :( Tapi, dibalik ketertarikan gue juga tersimpan keraguan gue, yaitu apakah gue bisa daftar program ini? Karena gue udah bilang sebelumnya, bahwa gue ini ganteng tapi jomblo sebenernya adalah anggota IMK Artha, atau himpunannya mahasiswa jurusan Kewirausahaan di SBM ITB, sedangkan ini adalah program dari KMM, himpunannya mahasiswa manajemen atau jurusan sebelah buat gue. Saking ragunya, gue bahkan tanya Risha, orang yang saat itu kebetulan lagi duduk depan gue, tentang apakah gue mending ikut atau nggak ya? Karena sebagai mahasiswa non-manajemen gue agak sadar akan identitas himpunan dan mungkin tengsin kalo beneran keterima alias bacot bgt lu Kal.

    Tapi, sebelum Risha bahkan sempet jawab, gue udah mulai buka form pendaftarannya dan mulai ngisi dengan pedenya karena prinsip gue adalah "Sing penting yaqin". Yang harus gue isi di formnya pun gak aneh-aneh, gak ada tuh pertanyaan aneh macem "Jelaskan tentang mekanika fluida" atau "Kok udah kangen padahal ketemu aja belum pernah?". Yha intinya setelah ngisi data diri, pertanyaan pamungkasnya adalah apa alasan lu buat ikut program ini? Dimana akhirnya bakat bacot gue keluar dimana gue ngisi *pake bahasa inggris btw* bahwa gue ingin kenal dengan mahasiswa asing yang juga mempelajari bisnis agar dapat berdiskusi perihal perkembangan dan kesempatan bisnis di negara mereka karena suatu saat gue ingin mengembangkan bisnis gue di Thailand sana alias bacot bgt lu Kal asli.

    Dan untuk closing statement, gue menambahkan "Semoga mahasiswa jurusan wirus juga bisa ikutan program ini" because omg I'm so excited can't wait alias bacot. Tapi gue emang beneran excited sama program kayak gini (kenalan sama orang luar negri), karena beberapa bulan lalu juga gue ikut program himpunan gue buat menyambut mahasiswa dari Universiti Kebangsaan Malaysia, walau saat itu gue cuma sekedar menyambut dan gak nemenin mereka keliling kota. Salah satu yang gue pikirkan waktu baca e-mail itu adalah "Anjir tanggalnya pas nih gue lagi gabut-gabutnya, ikut ah" karena yha gue orang Bandung jadi waktu liburan jarang kemana-mana.

    Untuk beberapa waktu setelah isi form itu, gue sempet lupa karena emang lagi sibuk-sibuknya nyiapin buat UAS seminggu lagi dan gue pun gak berharap banyak karena itu program himpunan sebelah. Tapi ternyata, hari Selasa kemaren, waktu gue lagi gak ada kelas dan diajakin ngerjain tugas UAS Investment bersama teman-teman di Mister Donat Dago, gue pun menerima notifikasi e-mail lagi ke email sbm itb gue, yang ternyata dari kmm itb, yang ternyata (lagi) isinya adalah sebagai berikut :
    Penghibur di tengah pusingnya tugas UAS Investment.
    Jadi pada intinya gue diterima sebagai buddynya orang-orang Thailand itu buat seminggu ke depan abis UAS kelar dan gue udah liburan. Abis nerima e-mail itu, reaksi gue gak heboh-heboh amat karena ini bukanlah sesuatu yang harus ditanggapi dengan heboh, jadi gue cuman bilang "Haha anjir gue keterima dong jadi buddy orang Thailand ntar padahal ini programnya kmm" ke teman-teman gue yang lagi bareng ngerjain tugas buat UAS, yang dijawab dengan "wow nice info gan" terus lanjut ngerjain tugas bareng-bareng, dimana saat itu gue lupa bawa laptop jadi hanya bisa menyimak sambil nyatet harus ngapain aja, agar kemageran gue selama di kelas tidak menular ke tugas UAS ini.

    Awalnya, gue bingung soal siapa aja yang keterima jadi buddynya orang-orang Thailand ini, makanya e-mail tadi gue bales dengan "eh cuy gue mo tanya dong ada mahasisa wirus yang jadi buddy juga gak?" dalam versi bahasa inggris tentunya, tapi email gue gak dibales sampe sekarang. Dan akhirnya waktu gue cek Line malem harinya, gue baru liat kalo ternyata gue di invite ke grup khusus buddy untuk orang-orang Thailand ini, dimana isinya sendiri ada 15 orang termasuk gue, dan gue gak kenal semuanya kecuali Thariq, Raisa, sama Kak Meygan sebagai mentor gue waktu osjur dulu. Dan yang bikin gue hepi adalah waktu gue liat nama Daniel Krisna di grup itu, yang artinya ada anak wirus juga yang keterima program buddy ini dan itu artinya gue gak harus ngerasa tengsin :')

    Padahal kalo pun gue mahasiswa wirus sendiri juga yha biasa aja sih wong yang keterima juga masih ada temen gue pas jaman tpb....

    Pas gue join grup, kayaknya belum banyak yang dibahas, tapi pada intinya Anin sebagai koordinator bilang bahwa akan ada briefing untuk para buddy di hari Kamis dan Jumat, dimana kita bisa pilih salah satu da gue ikut yang hari Kamis jam 9 pagi di Kresna SBM ITB, karena saat itu gue lagi ngantri nunggu giliran presentasi buat UAS, dimana gue baru kebagian jam setengah 4 sore, padahal gue udah di kampus dari jam 8 pagi huhu aq rapopo...

    Gue dan beberapa anak lain yang ikut briefing Kamis ketemu sama Kak Adrian, yang kayaknya koordinator juga dan kayaknya bukan mahasiswa S1 SBM. Saat itu dia ngejelasin tentang program ini secara singkat dan juga jadwal program ini per hari bakal ngapain dan kemana aja, seru juga ternyata jalan-jalan sama makan-makan dibayarin kampus hehe hehe hehe maklum sobat qismin. Kita juga dikasitau bahwa yang dari Thailand ada 28 orang, sedangkan kita dari SBM ITB cuman 14 orang, jadi kemungkinan 1 orang dari kita bakal pegang 2 buddy orang Thailand, tapi untuk list buddy resminya belom ada di hari Kamis itu. Kak Adrian juga bilang bahwa dari 28 mahasiswa, cuman 6 orang doang cowok yang ikut jadi gue (dan Daniel) berharap kita dapet 2 buddy cewek atau gak ya salah satu cewek lah hehe hehe hehe.

    Tapi hari ini sekitar jam 8 malem tadi, Anin akhirnya ngasih list buddy per orang yang fix, dimana akhirnya gue (dan Daniel) yang paling berharap dapet buddy cewek pun harus terpukul kenyataan bahwa buddy kita cowok dua-duanya.... Dimana akhirnya gue dan Daniel mencoba menghibur diri dengan "Yauds lah gapapa kan ntar juga bisa kenalan" alias huhu sedih aing. Tapi ya gapapa deh, gue berharap buddy gue baek dan temenan deket sama cewek cantik yang ikut program ini hehe hehe hehe gak deng gue harus inget alasan gue ikut program ini;

    "Ingin mengembangkan bisnis ke Thailand" alias bacot.

    Dan besok malem rencananya kita para buddy bakal jemput tuh anak-anak Thailand dari Bandara Husein sekitar jam 6.30 malem, dimana kira-kira kita bakal caw dari SBM ke bandara jam 5-6an. Walau kita belom tau mau pada naek apa kesananya, yang penting kita ada nawaitu / niat buat nyambut mereka aja dulu. Yah semoga aja lancar.

    Jadi inti dari tulisan ini adalah tetaplah bersyukur walau anda mageran karena siapatau mager anda bisa membawa berkah seperti yang saya alami dalam kasus ini, dimana saya mager menyimak kuliah dan akhirnya saya malah berkesempatan buat kenalan sama orang Thailand dan jalan-jalan keliling Bandung sambil dibayarin kampus selama seminggu penuh. Tapi ingat, jangan keseringan juga magernya karena itu tidak baek dan dapat membuat masa kejombloan anda bertahan lebih lama.

    Terima kasih suda menyimak. Wassalam.
    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !
    Sejak hari Kamis kemaren, gue udah secara resmi libur dari Semester Pendek yang mahal dan gak jelas, sampai gue masuk lagi semester baru atau semester 7 ntar tanggal 20 Agustus, yang menandakan bahwa gue udah mulai tua di kampus ini huhu tapi gapapa yang penting gue bisa jalan ke Warmindo Sadikin di Cisitu lalu bilang "Kang, biasa nya" dengan sombongnya karena si akang Sadikin udah mulai tau pesenan gue; Mie rendang double pake telor setengah mateng.

    Mahasiswa gini amat...

    Gapapa lah, yang penting taun depan lulus (aamiin).

    Oh iya, walau sempet merana abis di 2 semester tahun 2018 ini karena mata kuliah yang agak nganu dan ditambah bisnis gue yang gitu-gitu aja, ngebuat gue awalnya udah pasrah banget kalo ada matkul yang ngulang alias aku rapopo, karena gue bener-bener stress dan rada susah ngikutin kelasnya. Bukan karena gue gak ngerti atau gak mau belajar atau bego, tapi karena gue susah fokus antara kuliah dan pacaran bisnis gue, yang emang bener-bener menyita waktu banget, serasa kalo pun prodi gue ngadain 30 hari libur dalam seminggu pun kayaknya gak cukup #mulaihiperbola.

    Intinya, sejak dimulainya liburan gue, berarti dimulainya juga masa penggabutan gue sampai nanti masuk kuliah semester baru lagi. Dimana kalo liburan ini biasanya gue bener-bener gabut segabut-gabutnya, walau dalam pikiran gue banyak banget yang mau gue lakukan dari mulai ngelatih kura-kura sampai mengatasi kelaparan di Afrika Tengah. Tapi ujung-ujungnya, yang gue lakuin sehari-hari pas liburan ini gak lebih dari tidur leyeh-leyeh seharian sambil scroll tymlin lalu nyesel kenapa gue gak ngapa-ngapain hari ini lalu tidur lalu repeat. Gue yang sekarang udah jomblo (lagi) membuat gue semakin gabut dan gak ada yang diajak kalo lagi gabut.

    Kegiatan yang ngebuat gue merasa keren di masa liburan ini paling cuman lari dari kenyataan sore tiap hari, itu pun kalo gue lagi ngerasa gelambir gue udah kemana-mana dan berpotensi ditangkep Satpol PP karena mengganggu pemandangan.

    Tapi, untuk liburan ini, kemungkinan gue gak bakal gabut-gabut amat, seenggaknya selama seminggu pertama liburan. Karena walau sekarang gue udah jomblo, tapi minggu ini gue bakal 2x ketemu orang baru, yang bisa menambah relasi gue alias bacot. Tapi bener, dalam minggu setelah UAS Semester Pendek ini gue bakalan ketemu orang baru, ada yang dari dalem negri ada juga yang dari luar negri.

    Gue waktu ngajak kenalan
    Yang pertama adalah temen dari temen SMA gue, Ihsandri, yang cuman 'bertahan' di SMA Taruna Bakti pas kelas 10 doang, terus pindah lagi ke Kalimantan karena sejatinya dia adalah orang Kalimantan, yang sekarang kuliah di ITK (Institut Teknologi Kalimantan). Jadi, sekitar 1.5 minggu sebelum tulisan ini dibuat, Ihsandri tiba-tiba ngechat gue via Line yang sebenernya udah jarang gue buka karena kebanyakan notif chat dari OA. Awalnya gue kaget (untung gak latah) kalo temen deket gue kelas 10 satu ini tiba-tiba ngechat gue, karena seinget gue chat terakhir kita itu tahun 2016, pas kita baru masuk kuliah.

    Inikah
      yang
       dinamakan
        rindu ... ?

    Awalnya gue kira dia ngechat gue buat nawarin MLM atau nawarin menjaga perbatasan Indonesia - Malaysia di Kalimantan, tapi anggapan gue salah, karena dia nanya di chat gue apakah gue masih di Bandung dan apakah gue tau info tentang Asrama Kalimantan Timur di Bandung. Gue pun jawab monmaap nih bro gue gatau. Tapi akhirnya dia langsung terjun ke inti chatnya yaitu ada temennya yang mau dateng ke Bandung minggu depan dan si Ihsandri ini ngasih kontak gue karena si temannya mau langsung ngehubungin gue buat tanya-tanya. Ya oq lah kalau begitu, dan chat gue bersama teman masa kelas 10 gue pun berakhir dengan yauds b aja.

    Beberapa menit kemudian, temennya Ihsandri ngechat gue dan intinya dia nanya apakah gue (masih) tau tentang Asrama Mahasiswa Kaltim di Bandung, dan gue (masih) jawab monmaap bro gue gatau tapi akhirnya gue tanya orang Balikpapan yang gue kenal di SBM yaitu Faisal, Ika, sama Riki (orang Tarakan sih dia tapi pernah tinggal di Asrama Kaltim katanya). Dari keterangan mereka bertiga, gue dapet info kalo Asrama Mahasiswa Kaltim di Bandung itu ada 2, di daerah Kebon Bibit deket Baltos dan di daerah Sadang Serang deket Cikutra. Tapi sayang, gue gagal dapet info kontak & harga minep disana, jadi selama beberapa hari gue gak bisa bantu temennya Ihsandri itu karena Riki pun yang pernah tinggal langsung disana gak bisa kasih kontaknya karena kata dia pengurus asramanya udah ganti dan dia gak punya kontak si orang baru itu.

    Tapi tiba-tiba, 2 hari sebelum UAS gue kelar (hari Selasa), dia ngechat gue lagi setelah gue diemin beberapa hari karena gagal dapet informasi. Dia bilang hari Rabu besok dia bakal sampe Bandung buat ikut seminar di Polban dan udah dapet penginapan di daerah Telkom. Yang awalnya gue kira di daerah Telkom University di Swansea / Bojong Soang sana yang artinya jauhhhhh banget dari Polban, yang harus ditempuh dengan naek elang kalo mau cepet sampenya. Tapi ternyata, dia minep di daerah Geger Kalong, deket salah satu kantor Telkom, dan ternyata deket sama Polban. Dia bilang dia dapet penginapan itu dari internet, jadi ya syukurlah karena kegabutan gue nyari Asrama Kaltim ternyata gak berguna-guna amat, karena gue juga harus fokus UAS minggu ini.

    Eh gimana kamsudnya? Gue juga gak ngerti gue ngomong apa :(

    Ya tapi intinya dia minta gue temenin keliling ITB, karena dia di Bandung cuman sekitar 2 hari, Rabu sama Kamis. Karena hari Kamisnya gue masih ada presentasi matkul Capital & Investment Analysis dan Rabu malem gue harus siapin report & materi presentasi gue buat Kamis, maka dari itu gue bilang ke dia kalo gue bisa nemenin dia Hari Kamis sore, setelah gue presentasi dan masa liburan alias masa gabut gue dimulai.

    Dan ya begitulah, setelah hampir 8 jam gue nunggu giliran presentasi, akhirnya kelar juga gue dan itu berarti gue bakal nemenin temennya Ihsandri ini keliling ITB. Sebenernya, karena kelamaan nunggu presentasi, jujur aja gue udah agak kesel dan males dan pengen pulang aja, dan kebetulan si temennya Ihsandri itu gak ngechat gue, jadi setelah Shalat Ashar gue langsung jalan ke parkiran motor dan berniat balik. Tapi setelah gue duduk di motor, tiba-tiba ada chat masuk dari si temennya Ihsandri ini, yang nanyain apakah gue udah kelar apa belom, karena dari kemaren gue emang bilang kira-kira beres jam 3 - 4an. Karena gue adalah pria polos yang baik hati dan rajin ngisi bensin motor seminggu sekali, maka dari itu akhirnya gue memaksakan diri gue buat nemenin dia keliling ITB, dan akhirnya gue nungguin dia sekitar 15 menitan buat OTW dari penginapan ke ITB, dimana gue nunggu dia di Masjid Salman, biar gampang kelilingnya dan biar parkirnya gak mahal huhu sobat qismin.

    Singkat cerita, gue akhirnya ketemu dan nganterin dia keliling ITB yang gak gede-gede amat, sambil foto-foto di beberapa tempat doang karena dia kayaknya agak pemalu buat foto-foto, sama kayak gue, tapi gue malu-maluin sekalinya pede buat foto #singpentingyaqin. Kita ngobrol beberapa hal selama di kampus, mulai dari Ihsandri yang ternyata jurusan teknik elektro dan sampe sekarang masih terkenal pinter tapi keseringan maen game, daerah dia gimana, pembangunan disana gimana, ngobrolin bola, sampe ngobrolin yang berat-berat kayak ngebahas kalo beras 1 ton itu ada berapa butir.

    Oke gak gini juga.

    Setelah keliling dan futu-futu kyuti, kita berdua makan di Warung Tenda Sari Laut depan Masjid Salman, karena nada bicara gue mulai tinggi alias lapar bray dan gue gak mau yang mahal-mahal amat, karena dia bilang kemaren dia beli nasi goreng deket penginapan 16rb lyke anjir fix tukang nasgornya mau naik haji. Karena bertemu orang baru, gue menoleransi diri gue sendiri yang udah gak makan nasi selama sebulan dengan pesen nasgor gila cumi, yang rasanya enaaaa bgt entah kenapa mungkin karena gue uda lama nda makan nasi kali yak. Temennya Ihsandri ini pun pesen nasi goreng biasa. Setelah makan pun kita cabs buat beli tiket travel dia ke BSD, Tangerang besok pagi karena dia udah mau caw dari Bandung. Abis beli tiket di salah satu travel di Cihampelas, gue pun anterin dia balik ke penginapan, dia pun gak mau dianter kemana-mana lagi karena udah malem (padahal baru jam set8) dan kebetulan sekali gue lagi pengen nonton Persib vs Persebaya sebelum udahan di rumah, yang Alhamdulillah nya masih sempet walau gue baru nonton pas menit 75an, tapi akhirnya Persib menag 4-3 cihuy hati q senang.

    Ah iya, buat yang udah berpikiran aneh-aneh atau mau komen "Wagila lu baru 2 bulan jomblo udah main pepet aja", santai bro, temennya si Ihsandri ini cowok kok, dan Alhamdulillah gue masih suka cewek, tapi jujur gue lupa nama dia siapa HAHAHA maaf ya mas aq khilaf.

    Selain kisah temannya Ihsandri yang gue lupa namanya ini, hari Minggu besok juga gue bakalan ketemu orang baru, bahkan banyak orang baru, dari luar negri lagi. Istilahnya internesyenel, kalo yang sama temennya Ihsandri ini interlokal. Yah, jadi hari Minggu besok gue bakal kedatangan sekitar 28 anak dari Thailand, tepatnya dari CBS ato Cimahi Chulalongkorn Business School di Bangkok sana. Gue ikut program KMM (Keluarga Mahasiswa Manajemen) alias himpunan sebelah (karena gue himpunan IMK Artha) buat nemenin si anak Thailand ini study trip selama seminggu di Bandung, yang artinya selama seminggu liburan gue gak gabut Alhamdulillah dibayarin jalan-jalan pula, terhindar deh dari sobat qismin.

    Jadi ya begitu, gue lumayan senanq karena di minggu pertama liburan ini gue gak gabut-gabut amat dan bakal ketemu orang baru dari Kalimantan dan Thailand. Buat yang orang Thailand ini, hari Kamis kemaren sambil nunggu giliran presentasi gue udah dikasih briefing dan penjelasan kegiatan sama rundown kegiatan selama seminggu, dan rencananya tiap siswa SBM bakal dapet 2 orang buddy dan semoga ada ceweknya hehe hehe hehe pepet terus jangan kasi kendor. Tapi ya semoga juga buddy gue nama panggilannya gak susah-susah amat atau semoga aja buddy gue gak batu pengen dipanggil nama aslinya.

    Semoga akan tetap jadi semoga sampai itu terjadi.

    Wassalam.
    Baca Terus Jangan Kasi Kendor !
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Selamat datang di blog Hai Haykal ! yang merupakan pelopor tulisan tidak berguna sejak tahun 2011. Kami tidak bertanggung jawab atas gangguan mata, mual, muntah, kejang-kejang, dan ditinggal waktu lagi sayang-sayangnya setelah membaca blog ini.

    Tentang Aq

    HAYKAL SATRIA PANJERAINO
    Seorang mahasiswa tingkat akhir yang senang menulis hal yang tidak ada gunanya dan sedang memulai bisnis baju olahraga. Sering random, pelupa, dan suka marah kalo lagi laper.

    Yang Udah Nyasar

    Semua Tulisan

    • ▼  2018 (5)
      • ▼  Desember (1)
        • Memento Mori
      • ►  Agustus (1)
        • Persib Random
      • ►  Juli (3)
        • Day 0 SBM x CBS : Halo Teman
        • Mager Membawa Berkah
        • New Week New People
    • ►  2017 (11)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  Mei (1)
      • ►  April (2)
      • ►  Maret (3)
      • ►  Februari (3)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2016 (44)
      • ►  Desember (2)
      • ►  November (2)
      • ►  Oktober (2)
      • ►  September (1)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (30)
      • ►  April (3)
      • ►  Maret (1)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2015 (68)
      • ►  Oktober (2)
      • ►  September (5)
      • ►  Agustus (6)
      • ►  Juli (3)
      • ►  Juni (27)
      • ►  Mei (8)
      • ►  April (8)
      • ►  Maret (2)
      • ►  Februari (7)
    • ►  2014 (36)
      • ►  Desember (2)
      • ►  November (1)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (8)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (3)
      • ►  Mei (5)
      • ►  April (2)
      • ►  Maret (4)
      • ►  Februari (4)
      • ►  Januari (5)
    • ►  2013 (18)
      • ►  Desember (2)
      • ►  November (2)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (1)
      • ►  Juni (2)
      • ►  Mei (6)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (3)
    • ►  2012 (46)
      • ►  Desember (1)
      • ►  November (4)
      • ►  Oktober (4)
      • ►  September (2)
      • ►  Agustus (4)
      • ►  Juli (7)
      • ►  Juni (5)
      • ►  Mei (5)
      • ►  April (5)
      • ►  Maret (5)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (3)
    • ►  2011 (7)
      • ►  November (2)
      • ►  September (5)

    Kategori

    Ada Ilmunya Bodoh Cerpen Diriqu Fiksi Gak Jelas Galau Iseng Jejersian Keperluan Lomba Kisah Nyata Lagi Bener Lagu Galau Masa Kuliah Masa SMA Masa SMP Pembodohan Random Review Buku Sehari-Hari Sepak Bola Tantangan Menulis Random - Februari Tantangan Menulis Random - Juni Temen-Temen Terlalu Jujur Tulisan Pendek

    Paling Rame

    • Galauan Lagu : Adhitya Sofyan - Blue Sky Collapse
    • Debat Pramuka, Dan Lain-Lain
    • Secuil Kisah Trilogi di SMA Taruna Bakti (Pendaftaran)
    • Galauan Lagu : HiVi - Siapkah Kau 'Tuk Jatuh Cinta Lagi
    • Cowok Sunda-Cewek Jawa
    • Karena Kita Adalah Sahabat Bagi Diri Sendiri
    • Akhir Yang Indah di Bulan Juni
    • Secuil Kisah Trilogi di SMA Taruna Bakti (Pengumuman)
    • Galauan Lagu Secondhand Serenade - Awake
    • Hari Pertama Pake Kacamata

    Sosmed Aq

    • Google Plus
    • LinkedIn
    • Facebook
    • Twitter
    • Ask FM
    • Instagram
    facebook Twitter instagram pinterest bloglovin google plus tumblr

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top