For One More Day

Juni 19, 2015

Ini bukan cerpen, bukan juga judul lagu, bukan juga judul sinetron apalagi slogan partai. Tapi kali ini gue mau nulis hal yang gue sukai tapi jarang gue tulis disini, buku. Dan buku pertama yang cukup beruntung buat gue tulis disini adalah buku yang judulnya For One More Day, penulisnya Mitch Albom. Tadinya mau nulis buku Dilan, tapi gue lebih milih buku ini aja dulu deh.

For One More Day adalah kisah tentang seorang Ibu dan anak laki-lakinya, kasih sayang abadi seorang Ibu, dan pertanyaan berikut ini : Apa yang akan kau lakukan seandainya kau diberi satu hari lagi bersama orang yang kau sayangi, yang telah tiada?

Itu sinopsis singkat yang ada di bagian belakang buku ini, sebenernya masih ada lagi sih tapi gue males nulisnya. Ya, jadi menurut sinopsis singkat itu, buku ini ceritanya tentang Ibu. Bukan cerita biasa tentang Ibu, tapi lebih ke gimana kalo lo dikasih 1 hari lagi sama orang yang lo sayangi dan dia udah meninggal. Sedih sih bukunya kalo kata gue, walau mungkin kata kalian biasa aja. Tapi emang semua buku Mitch Albom pasti ceritanya tentang orang mati...


Jadi, buku ini awalnya ditulis dari sudut pandang si penulis, alias Mz Albom. Jadi awalnya dia cerita kalo dia lagi di Pepperville Beach, dia rencanya bakal ke bandara tapi mampir dulu di lapang bisbol buat nonton pertandingan junior. Terus dia ketemu mas-mas pemotong rumput disana, terus mereka ngobrol, ujungnya nanya pekerjaan si Mz Albom. Dan pas tau si Mz Albom ini penulis, mas-mas pemotong rumput ini bilang "Kau harus ketemu orang itu, yang satu itu cerita bagus".

Terus kan si Mz Albom nanya bagusnya apa, katanya dia pernah jadi pemain bisbol profesional, tapi yang akhirnya ngebuat Mz Albom tertarik nyamperin tuh orang adalah waktu mas-mas pemotong rumput itu bilang,

"Dan dia pernah mencoba bunuh diri, tapi dia beruntung masih tetap hidup"

Jadi aja si Mz Albom ini mulai nyamperin tuh orang, ngobrol-ngobrol dan VOILA! jadi deh nih buku. Keren ya. Gue mah kalo kayak gitu cuman bisa diobrolin sama temen-temen terus bilang "Ih rame ya kisahnya" abis itu hilang tanpa jejak aja. Aku mah apa.

Abis ngobrol ini, si Mz Albom akhirnya ngerubah sudut pandang yang asalnya dari sudut pandang dia ke sudut pandang si mas-mas pemain bisbol tadi, yang ternyata namanya adalah Charles "Chick" Benetto. Katanya sih dia gak yakin kita bisa percaya cerita ini kalo ditulis dari sudut pandang dia, jadi aja dia nulis dari sudut pandang mas Benetto ini.
Tanggapan gue tentang Mz Albom yang ngira gue gak akan paham sama bukunya.

**********

Kalimat pertama yang diucapin mas Benetto ke Mz Albom adalah "Biar kutebak, kau ingin tau mengapa aku mencoba bunuh diri kan?" waktu si Mz Albom baru nyamperin. Gue yakin dia bakal malu kalo Mz Albom ini jawab "Bukan Mas, mau nawarin pengharum ruangan, murah loh".

Abis itu, cerita dimulai. Mas Benetto mulai kisah ini dari waktu Ibunya meninggal, yang katanya jadi titik awal kehidupannya yang amburadul. Dia bilang dia nyesel dan ngerasa bersalah karena gak dateng ke pemakaman Ibunya. Ah iya, waktu Ibunya meninggal dia udah pensiun jadi pemain bisbol, dan anaknya udah jadi dedeque-dedeque 14 tahun.

Setahun sesudah Ibunya meninggal, dia ditipu perusahaan investasi dan makin jatuh ke minuman keras. Karena kebanyakan minum dia akhirnya dipecat, keluarganya jadi kacau dan akhirnya kabur dari keluarganya, atau keluarganya yang kabur dari dia. Akhirnya mas Benetto itu tinggal di apartemen kecil, sendirian, dengan kondisi membenci dirinya sendiri.

Terus dia nyoba bunuh diri, karena dia gak diundang ke pesta nikahan anaknya dan anaknya ngirim foto pernikahan dia yang ngebuat dia ngerasa sedih karena aku tidak ada disana. Usaha bunuh diri nya baru beberapa hari kemudian sih, setelah dia terlambat kerja (lah katanya udah dipecat :( gak ngerti gue juga) dan mantan istrinya nelpon lagi dan dia gak tau mau jawab apa #RomansaMantan. Malemnya dia ngamuk sendiri di apartemen, dan memutuskan pulang ke tempat kelahirannya (Pepperville Beach tadi), dia mau bunuh diri disana, make pistol yang gue gak tau dapet darimana.

dan aku akan mengakhiri hidupku di tempat aku memulainya~

Dia pun mulai perjalanannya pake mobil, malem-malem, gerimis katanya. Sebelum sampe di tujuan, dia sempet beli bir dulu di swalayan 24 jam, dengan mikir "Ini wajah terakhir yang kulihat di dunia" waktu liat mas-mas yang jaga tokoknya. Terus lanjutin perjalanannya malem itu, katanya Pepperville 1 mil lagi, tapi saking maboknya dia kelewatan belokan terakhir ke kota Pepperville, akhirnya dia puter balik, ngelawan arah sambil ngebut karena jalanan sepi banget kayak hati.

Tapi akhirnya,

DUAR!!!

Dia nabrak truk yang dideskripsikan sebagai "dua cahaya besar seperti matahari raksasa membutakan mataku", mobilnya mental dan mendarat keras, pecahan kaca bertebaran dimana-mana. Lalu entah gimana dia nemu pegangan pintu dan keluar mobil dengan selamat, terus dia gak sadar, pingsan, di langit malam yang lagi gerimis-gerimis unyu.

Dia akhirnya sadar, ada di rerumputan basah, belum ada yang nolong. Mobilnya ketimpa reklame iklan dan dia kira dia kelempar keluar mobil sebelum mobilnya ketimpa reklame itu. Rada membingungkan emang cerita awalnya ini.

Waktu kau ingin mati, kau terselamatkan. Siapa yang bisa menjelaskan itu?

Dia akhirnya bangun, sakit di seluruh badan, cuman ada suara jangkrik, masih gerimis juga. Katanya waktu itu lagi berkabut, dia ngeliat siluet truk itu kayak kapal karam, uap mengepul dari mesinnya. Dia bahkan gak tau mas-mas yang nyetir truk itu gimana. Apakah mati atau pingsan atau udah kabur. Dia penasaran, tapi gak berminat ngecek ke dalem truk.

DAN KENAPA BELOM ADA YANG NOLONGIN WOY, SEPI BANGET TUH JALANAN AH ELAH.

Akhirnya dia jalan aja, ke arah yang ia inget buat ke Pepperville, ngelupain rencana bunuh diri pake pistol, dia udah gak peduli semua di belakang dia. Dan entah kenapa dia sampe ke Pepperville, padahal lagi setengah teler kayaknya.

Dia ngeliat menara air tua yang jadi penanda dia udah sampe Pepperville. Ngeliat tempat tinggi, rasa pengen bunuh dirinya ada lagi. Akhirnya dia manjat tuh menara, dan siap-siap buat bunuh diri, tapi ini yang dirasain mas Benetto abis ia loncat dari tuh menara :

Yang terjadi setelahnya sunguh tidak dapat dijelaskan. Apa yang kutabrak, bagaimana aku bisa selamat, aku tak bisa mengatakannya padamu. Yang bisa kuingat saat itu hanyalah berputar dan menyentak dan bergesekan dan jumpalitan dan menggapai angin, lalu empasan terakhir. Bekas luka di wajahku ini? Kurasa ini hasil dari yang tadi itu. Rasanya aku jatuh sangat lama.

Saat membuka mata, aku dikelilingi potongan pohon yang berjatuhan. Batu-batu menekan perut dan dadaku. Aku mengangkat dagu, dan ini yang kulihat : lapangan bisbol dari masa mudaku, disinari matahari pagi, dua bangku pemain, spot pelempar bola.

Dan ibuku, yang sudah meninggal bertahun-tahun yang lalu.


JENG-JENG, TIMBUL PERTANYAAN...

Terus cerita di flashback lagi waktu ayahnya pergi (gak dijelasin) dan dia jadi anak mama sejak kelas 5 SD. Abis itu ceritanya berubah lagi ke si mas Benetto yang bangkit dan jalan ke rumah masa kecilnya, gak nyamperin Ibunya. Abis blablabla, akhirnya dia bisa buka rumahnya pake kunci yang dia temuin di bawah batu. Dia masuk rumahnya, liat banyak makanan baru dan bersih, heran apa udah ada orang baru, sampai dia denger suara "Charley?" dari lantai atas.

Itu Ibunya, gak tau kenapa bisa secepet itu jalan dari lapang bisbol ke rumah, mungkin Ibunya ini sakti. Awalnya dia pengen kabur, tapi Ibunya malah nyegah dan nyuruh Charley masuk karena diluar dingin, akhirnya si mas Benetto ini meluk Ibunya, yang udah meninggal.

Ibunya awalnya ngobatin luka si mas Benetto ini. Abis itu akhirnya si Ibu pengen mas Benetto ini nemenin dia jalan-jalan. Pertama ke Ms. Rose tua yang perlu rias rambut dari Ibu Benetto (dan katanya si Ms Rose bakal meninggal malem itu, gatau deh). Abis itu ke Ms Thelma, ngedandanin lagi tapi suasananya aneh, sampe akhirnya Ibunya bilang kalo Ms Thelma juga lagi mempersiapkan kematian, katanya. Mas Benetto bingung, terus Ibunya ngejelasin :

"Aku hadir di pikirannya, itu saja. Aku adalah sebentuk pikiran. Dia berharap aku masih ada dan bisa membantunya terlihat cantik, itulah kenapa aku ada disini.

Pernahkan kau memimpikan seseorang yang sudah pergi, tapi dalam mimpi itu kalian membicarakan hal yang baru? Dunia yang kau masuki saat itu tidak terlalu jauh dari dunia tempat aku berada saat ini.

Kalau seseorang ada di dalam hatimu, mereka tidak pernah benar-benar pergi. Mereka bisa kembali padamu, bahkan pada waktu yang tak terduga.


Kalimat yang terakhir itu emas sih.

Abis itu mereka pergi ke tempat terakhir, perempuan Italia tua yang katanya istri ayah mas Benetto setelah cerai sama Ibunya. Seperti biasa, dia ngedandanin perempuan itu lagi, clue nya sih sebentar lagi ia akan pergi.

Di sela-sela Ibunya ngedandanin wanita Italia itu, muncul awkward moment, dimana Ibunya bilang kalo mas Benetto harus pergi, tapi sebelum itu nanya "Charley, kenapa kau ingin mati?" terus sesi curhat anak ke Ibu dimulai, gak lupa penyesalan Charley sebelum Ibunya meninggal.

Seorang anak tidak seharusnya memilih

Abis itu si wanita Italia selesai dirias, terus malah bilang : perdonare, sambil ngeliat ke arah mas Benetto.

Terus semuanya menghilang.

**********

Mas Benetto tiba-tiba ngerasa sakit, abis itu dia nanya arti perdonare, ternyata artinya "Maafkanlah" dia nanya maafin siapa, Ibunya jawab "Dirimu sendiri" abis itu Ibunya ilang gak tau kemana, daaaaannn...

"CHARLES BENETTO, APAKAH KAU MENDENGARKU? KAMI AKAN MEMINDAHKANMU SEKARANG. APA KAU DENGAR KAMI CHARLES?"

*gak mau spoiler lebih banyak lagi*

**********

Ceritanya selesai, maaf kalo rada spoiler hehehe, gue gak jago review buku.

Yah, kalo diliat dari paparan diatas gak terlalu sedih sih emang. Tapi yang menurut gue bikin sedih adalah, flashback yang diceritain di tengah-tengah cerita. Jadi waktu si mas Benetto lagi nemenin Ibunya, ada banyak cerita flashback. Mulai dari flashback waktu dia kecil sampe waktu Ibunya meninggal.

Ibunya mas Benetto meninggal waktu si mas Benetto lagi tanding bisbol, tapi ternyata pertandingan persahabatan doang, dia diundang Ayahnya. Jadi dia nyesel kenapa malah ikut tuh pertandingan bisbol.

*spoiler alert lagi*

Dan yang sedih juga ada di bagian "Saat-saat ketika aku tidak membela Ibu" sama "Saat-saat ketika Ibu membelaku". Bagian ini flashback kebanyakan waktu mas Benetto masih kecil, nyeritain kehidupan mereka sama adeknya waktu Ayahnya dan pergi, gak lupa waktu Ibunya dipecat dan momen sedih lainnya. Gak tau ya, sedih aja, Ibunya ngebelain anaknya terus-terusan sementara si mas Benetto nya malah rada mbandel :(

Baca sendiri aja deh 2 bagian itu, gue gak mau spoiler lagi, dan karena gue juga lupa apa aja hahaha :p

Jadi ya gitu ceritanya, sedih. Gak tau si Ibunya ini hantu atau apa. Tapi kata si Mz Albom cerita ini "sangat-sangat nyata". Yaudahlah iyain aja. Intinya novel ini nyeritain kasih sayang Ibu ke anaknya, cara penceritaannya yang gak biasa dan gue jadi suka.

Ah iya, gue punya 1 tips penting kalo mau baca buku ini : Jangan pernah nyari info tentang Charles Benetto ini di internet. Jangan pernah lakukan. Gue menyesal abis nyari info tentang Charles Benetto ini.

Yaudah deh. Ini ada penutup dari gue.

Wassalam.

You Might Also Like

0 komentar